Kamis, 28 Mei 2009

IRI TIADA HENTI

Iri Tiada Henti

Ada seorang pemecah batu yang melihat seorang kaya.
Iri dengan kekayaan orang itu, tiba-tiba ia berubah menjadi orang kaya.
Ketika ia sedang bepergian dengan keretanya, ia harus memberi jalan kepada seorang pejabat.
Iri dengan status pejabat itu, tiba-tiba ia berubah menjadi seorang pejabat.

Ketika ia meneruskan perjalanannya, ia merasakan panas terik matahari.
Iri dengan kehebatan matahari, tiba-tiba ia berubah menjadi matahari.
Ketika ia sedang bersinar terang, sebuah awan hitam menyelimutinya.
Iri dengan selubung awan, tiba-tiba ia berubah menjadi awan.
Ketika ia sedang berarak di langit, angin menyapunya.
Iri dengan kekuatan angin, tiba-tiba ia berubah menjadi angin.

Ketika ia sedang berhembus, ia tak kuasa menembus gunung.
Iri dengan kegagahan gunung, tiba-tiba ia berubah menjadi gunung.
Ketika ia sedang bertengger, ia melihat ada orang yang memecahnya.
Iri dengan orang itu, tiba-tiba ia terbangun sebagai pemecah batu.
Ternyata itu semua hanya mimpi si pemecah batu.

Karena kita semua saling terkait dan saling tergantung, tidak ada yang betul-betul lebih tinggi atau lebih rendah.
Kehidupan ini baik-baik saja kok... sampai Anda mulai membanding-bandingkan.

Kata Sang Guru: "RASA BERKECUKUPAN ADALAH KEKAYAAN TERBESAR."
Pengejaran KEUNTUNGAN, KETENARAN, PUIAN, dan KESENANGAN bersifat TIADA AKHIR karena roda kehidupan terus berputar, silih berganti dengan KERUGIAN, KETIDAKTENARAN, CELAAN, dan PENDERITAAN.
Inilah DELAPAN KONDISI DUNIAWI yang senantiasa mengombang-ambingkan kita sepanjang hidup.

Kebahagiaan terletak pada KEMAMPUAN untuk MENGEMBANGKAN PIKIRAN dengan SEIMBANG, TIDAK MELEKAT terhadap DELAPAN KONDISI DUNIAWI.
Boleh-boleh saja kita menjadi kaya dan terkenal, namun orang bijaksana akan hidup tanpa kemelekatan terhadap delapan kondisi duniawi. KEBEHAGIAAN SEJATI TIDAKLAH TERKONDISI OLEH APAPUN.
Be Happy!

Oleh Syafrudin Yahya @ Discussion Board

TAK ADA YANG MENGALAHKAN PESONA KESEDERHANAAN


Tak Ada yang Mengalahkan Pesona Kesederhanaan

Semula kita belajar melakukan hal-hal sederhana.
Tak lebih dari satu tambah satu sama dengan dua.
Ketika soal-soal itu semakin terasa mudah, kita coba kerjakan yang sulit.
Kita rambah puluhan, ratusan, perkalian juga pembagian.
Kita namai itu sebagai tantangan.
Tak lama tantangan kehilangan daya tariknya jua.
Maka, kita kepalkan tangan untuk menaklukkan sesuatu yang rumit, besar, dan tak mudah ditundukkan.
Sebuah soal pun dijawab oleh berlembar-lembar perhitungan hingga nyaris tak dikenali lagi mana angka mana tanda baca.

Tapi segera saja, kejelimetan itu membosankan.
Tahukah kita apa akhir dari pergulatan ini?
Yaitu, ketika kita mulai meringkas jawaban.
Memendekkan pola perhitungan.
Memangkas baris-baris pembuktian.
Di perjalanan ini kita seolah berbalik ke titik semula: KESEDERHANAAN.
Tak ada yang mengalahkan pesona kesederhanaan.
Kita BOLEH KUMPULKAN APA SAJA DALAM HIDUP INI i, namun pada TERMINAL PERHENTIAN, kita KEMBALI dengan TANGAN yang SEDERHANA dan MENINGGGALKAN SEMUA KERUMITAN jauh di belakang.

Oleh Syafrudin Yahya @ Discussion Board.

Rabu, 27 Mei 2009

TIME IS LIFE ..


Salam Hikmah...
Assalaamu 'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh.
Salam Sejahtera untuk kita semua...

Sahabat Hikmah...
Kadang kita begitu menyia-nyiakan waktu,
padahal waktu adalah kehidupan itu sendiri,
dan kita sepertinya diberi waktu yang banyak oleh Sang Pencipta,
sehingga kitapun kadang perlu 'membunuh' atau 'membuang' waktu.
Tanpa sadar akhirnya waktu untuk kita sudah berakhir, the end of life .
TIME IS LIFE, WAKTU ADALAH KEHIDUPAN,
SIAPA MENYIA-NYIAKAN WAKTU, DIA MENYIA-NYIAKAN KEHIDUPAN

Ada baiknya kita renungkan apa yang disampaikan oleh Andre Wongso:

WAKTU
Tak seorang pun tahu kapan "WAKTU" mulai bergerak
Dan entah kapan sang "WAKTU" berhenti berjalan
Yang pasti sampai detik ini "DIA" terus bergerak dan terus bergulir
Entah Anda menghargai "WAKTU" dengan memanfaatkan sebaik-baiknya
Atau selalu menyia-nyiakan "WAKTU" dengan aktivitas yang tidak bermanfaat
"DIA" tetap diam dan terus berjalan tanpa memihak kepada siapa pun Tanpa membantu siapa pun
Tetapi "DIA" bernilai untuk siapa pun
"DIA" tidak pernah kalah dan tidak akan usang
"DIA" selalu baru, selalu segar dan tegar

Hanya kitalah sebagai manusia
Lambat atau cepat pasti akan termakan oleh proses sang "WAKTU"
"WAKTU" untuk kehidupan seorang anak manusia
Tidak lama dan sangat terbatas
Maka sepantasnya harus kita isi kehidupan ini
Dengan "PRODUKTIVITAS" yang sangat bermanfaat
Baik bagi diri pribadi dan bagi manusia-manusia lainnya

Kesadaran akan "NILAI WAKTU" harus selalu diingatkan
Dipelihara dengan rasa syukur yang besar terhadap "SANG PENCIPTA"
Dengan demikian kita akan menghargai nilai keberadaan "SANG WAKTU"
Dan nilai-nilai diri kita sebagai manusia sehingga kita akan Selalu berusaha untuk dapat menikmati "PROSES WAKTU" itu
Dengan kualitas kehidupan yang makin lama makin indah
Nikmat, bahagia dan sangat berarti

Nikmati "WAKTU"mu yang masih ada...!!!
Hargai "WAKTU"mu yang masih tersisa...!!!

Sumber: Waktu oleh Andrie Wongso

Wassalam
OFA