Sabtu, 26 November 2011

IBU selalu TAHU...


Tiap kali menatap wajah ibu, hatiku akan bersimbah cinta…

Menelusuri tiap lekuk garis wajahnya yang menua..

Mengamati tiap helai rambutnya yang memutih..

Ku pandang ibu dalam lelap tidurnya..

Duhai Rabb, betapa muliah Engkau ciptakan dia.

Entah dari mana engkau bentuk hatinya yang begitu tulus..

Ku raba tangannya yang mulai keriput, tangan kasar namun bertabur berkah..

Ku ingin menciumnya agar berkah itu mengalir padaku..

Duhai penguasa jagad raya..

Alangkah tegar dia Kau bentuk, namun betapa lembut kasihnya Kau curahkan..

Ibu..

Menggoreskan tentangmu, tak akan ada kata yang mampu mewakilkannya..

Menggambarkan indahmu tak ada tinta yang mampu mewarnai sucimu..

Menguntai kata terindah untukmu, tak akan ada pujangga yang mampu menuliskan keagunganmu..

Ibu..

Bisa apa aku tanpamu..?

Saat ku gelisah, kau tau ada yang mengganggu fikirku.. Dan belaianmu mampu menenangkanku..

Saat ku menangis, kau tahu ada yang mengusik hatiku.. Dan senyumanmu akan mendamaikan qalbuku..

Ketika malam tiba, kau tahu ku takut gelap.. Dan aku akan segera mendapatkan pelukanmu, dan sirna sudah takutku.. Ketika ku sakit, ibu tahu penderitaanku, dan ku yakin dia merasakan jauh lebih sakit dari yang ku rasakan, akan ku temukan raut sedih dan air mata tiap menatapku yang lemah.

Ibu tahu betapa sedihnya aku ketika ku gagal meraih apa yang ku inginkan.. Dan dia akan memacu semangatku lagi.

Ibu tahu saat ku jatuh cinta, dan senyumnya akan menggodaku, namun nasihatnya membuatku tak berani melangkah terlalu jauh..

Ibu tahu ketika ku lelah, pijatannya mampu mengantarku dalam tidur yang lelap.. Ibu tahu tiap detail kesukaanku.. Dan apa yang tak kusuka. Ibu tahu semua makanan favoritku..

Ibu tahu saat ku begadang mengerjakan tugas-tugasku, dan akan ku temukan segelas susu atau kopi hangat di atas mejaku..

Ibu tahu, aku begitu sibuknya dan tak sempat membereskan kamar dan pakaian kotorku sehingga dia yang mengerjakan semuanya..

Ibu tahu ketika ku pulang, aku akan begitu laparnya sehingga tiap ku tiba, di meja telah tersaji makanan favoritku.. Ketika ku jauh dari ibu..

Ibu tahu saat ku rindu padanya, maka tak lama HP ku akan berdering dan ibulah yang menelponku.. Saat ku sakit ibu tahu, dan jauh di sana ibupun akan gelisah.. Ibu pun tahu betapa besarnya cintaku padanya, walau..

Aku tak pernah tahu, bila ibu sakit, aku tetap lelap dalam tidurku.. Dan ibu akan tertatih meraba mencari obat sendiri untuk mengatasi sakitnya..

Aku tak pernah tahu, bila ibu galau, dan aku mengabaikan keluhannya.. Dan ibu akan memikirkan masalahnya sendiri..

Aku tak pernah tahu, ketika ibu lelah mengurusi smua kebutuhanku, dan tak ku pedulikan rintihan pegal badannya.. Dan ibu akan mengatasi pegalnya dengan mencoba memijat dirinya sendiri..

Aku tak pernah tahu jika ibu melarangku, itu untuk kebaikanku, dan aku berlalu dari hadapannya dengan wajah tertekuk, dan ibu terluka..

Aku tak pernah tahu, jika ibu mengomel, itu smua agar aku tak melakukan kesalahan yang sama lagi. Namun ku membalas dengan kata-kata yang mampu melukai hatinya..

Aku tak pernah tahu, betapa sedihnya ibu saat ayah tiada, dan aku pun dengan mudahnya memutuskan bekerja di tempat yang jauh, meninggalkan ibu dalam sepinya..

Aku tak pernah tahu betapa takutnya ibu kehilanganku, saat ku memutuskan untuk menikah.. Dan setelahnya ku sibukkan diriku dengan keluarga baruku, dan mengabaikan ibu dalam sendirinya..

Ibu.. Selalu tahu.. Namun aku.. Tak pernah tahu.. “Allahummaghfirlana wa li walidaina warhamhuma kama rabbayana shighara” Amin….amin ya Rabbal alamin.

By. Oaseimani.com

Berhijrahlah dan Tetaplah Bertasbih Memuji-Nya


Sekarang kita berada di ujung tahun 1432 hijriyah, dan memasuki awal tahun 1433 hijriyah, yang akan tetap memberikan segala harapan masa depan bagi orang-orang mukmin. Orang-orang mukmin yang shabar dan ikhlas.

Orang-orang yang selalu bersujud dan menghadapkan wajahnya kepada Rabbnya dengan penuh keikhlasan, bertasbih dengan tahlil, tahmid dan takbir. Tanpa henti. Mereka inilah yang dijanjikan oleh Allah Azza Wa Jalla memperoleh kemenangan di dunia dan kebahagiaan akhirat.

Di ujung akhir tahun 1432 hijriyah ini, Allah Azza Wa Jalla, dan dengan segala Kemahakuasaan-Nya, serta memperlihatkan kepada orang-orang mukmin, betapa Allah Azza Wa Jalla telah menghinakan orang-orang fasik, zalim, kafir dan musyrik, serta munafik. Mereka tidak dapat menolak Kemahakuasaan Allah Azza WA Jalla.

Mereka yang berlaku sombong, semena-mena, melakukan makar, zalim, durhaka, khianat, dan membuat kerusakan, serta membunuhi orang-orang mukmin, tanpa alasan yang haq, semua telah dihancurkan sehancur-hancurnya oleh Allah Azza Wa Jalla.

Orang-orang fasik, zalim, kafir, musyrik, serta munafik yang berlaku sombong dihadapan Allah Azza Wa Jalla, semuanya binasa dan tenggelam dalam kehinaan, dan mereka tak dapat melawan kehendak Allah Azza Wa Jalla.

Tidak ada satupun makhluk di muka bumi ini, yang dapat berlaku sombong dihadapan Allah Azza Wa Jalla. Sepanjang kehidupan ini. Mereka yang berlaku sombong dan berkhianat serta durhaka, menemukan nasibnya dengan penuh kehinaan, tanpa ada yang dapat menolongnya.

Hari ini, di ujung tahun 1432 hijriyah, orang-orang mukmin menyaksikan kebesaran dan kekuasaaan Allah Azza Wa Jalla, yang selama ini orang-orang fasik, zalim, kafir, musyrik, dan munafik selalu melecehkan dan tidak mau mempedulikannya. Mereka menolak tunduk dan patuh atas syariah-Nya dan hukum-hukump-Nya, sekarang mereka seperti daun kering dan ranting kering yang runtuh satu-satu.

Mereka yang selama ini berlaku sombong, merasa paling kuat dan memiliki kekuatan dan kekuasaan, tanpa ada dapat mengalahkannya, kemudian mereka itu tak lebih hanya seperti sarang labah-labah. Begitu rapuhnya.

Lihatlah. Betapa Allah Azza Wa Jalla dengan kehendak-Nya menghancurkan Zine al-Abidin ben Ali, Hosni Mubarak, Muammar Gaddafi, Ali Abdullah Saleh, mungkin Bashar al-Assad, dan lainnya, yang selama berpuluh tahun, berlaku sombong dengan kekuasaannya, tidak mau menjalankan perintah-Nya, menghinakan dan mencampakkan hukum-hukum-Nya, serta membunuhi orang-orang mukmin, sekarang mereka seperti sampah, yang diterbangkan angin.

Mereka yang selama ini menjadi "anjing" atau "budak" Zionis-Israel dan Amerika, benar-benar Allah Azza Wa Jalla hancurkan sehancur-hancurnya. Mereka seperti pasir yang diterpa badai gurun, yang berterbangan dan hilang dari permukaan bumi.

Inilah tanda-tanda kekuasaan Allah Azza Wa Jalla dihadapan seluruh umat manusia. Supaya mereka menyadari betapa kemahakuasaan Allah Azza Wa Jalla. Dengan sangat mudahnya menghancurkan siapa saja yang dikehendaki-Nya.

Mereka yang selama ini disangka kuat perkasa, dan tidak mungkin dapat hancur serta akan berlaku kekal, ternyata mereka telah musnah, tak bersisa, dan tak berbekas sedikitpun. Masihkah ini belum cukup sebagai tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah Azza Wa Jalla?

Betapa negeri-negeri yang menjadi pusat kefasikan, kezaliman, kekafiran, kemusyrikan, dan kemanufikan, tak luput dari kehendak Allah Azza Wa Jalla. Mereka satu-satu bangkrut, dan tak ada lagi yang disebut sebagai negeri : "Super Power".

Mereka bangkrut. Amerika Serikat dan Uni Eropa yang selama ini menjadi pusat kekuasaan dunia, sekarang telah bangkrut, akibat sistem yang mereka ciptakan, dan nilai-nila yang mereka anut, yaitu sistem bathil. Tak ada lagi yang dapat dibanggakan, dan kebanggaan bagi mereka. Sistem yang mereka agung-agungkan, sekarang telah menistakan mereka.

Komunisme, sosialisme, dan kapitalisme serta materialisme telah menggerogoti dan menghancurkan diri mereka. Hakikatnya, kebathilan selalu merusak dirinya sendiri, yang tidak mungkin akan ada gantinya, kecuali mereka hanya bersujud dan mentauhidkan Allah Azza Wa Jalla.

Betapa orang-orang mukmin di akhir tahun 1432 hijriyah ini, menyaksikan kehancuran sistem dan kekuatan bathil, yang selama ini mereka mengklaim memiliki keunggulan dan supremasi, yang sejatinya palsu dan tidak memiliki akar kekuatan dan ruh. Orang-orang mukmin melihat bagaimana pasukan Amerika Serikat telah lari dari negeri : "1001 Malam", dan mengalami kekalahan yang sangat menyakitkan.

Begitu pula, tak lama orang-orang mukmin yang shabar, pasti akan melihat kemenangan para Mujahidin di Afghanistan, dan di seluruh kawasan Timur Tengah dan Afrika, mengalahkan para "anjing" dan "budak" kafirin-musyrikin Zionis-Israel dan Amerika Serikat.

Di bumi Afghanistan itu, Uni Soviet telah pergi selama-lamanya. Selanjutnya, para Mujahidin dan orang-orang mukmin akan melihat kemahakuasaan Allah Azza Wa Jalla dengan perginya para tentara penjahat Amerika Serikat itu dari bumi yang telah dibasahi para darah syuhada' itu.

Yakinlah. Dengan izin dan kehendak-Nya pula, bumi Palestina yang dimuliakan oleh Allah Azza Wa Jalla, dan Masjidil Aqsha, pasti akan dibebaskan oleh orang-orang mukmin yang shabar dan ikhlas, yang hanya mengharapkan ridha-Nya semata, dan mereka pasti akan mendapatkan kemenangan.

Mereka pasti akan mendapatkan pertolongan dari Allah Azza Wa Jalla. Allah Azza Wa Jalla pasti tidak akan membiarkan mereka yang dengan penuh kepatuhan dan ketundukan kepada-Nya, serta berkorban bagi agama-Nya, dan pasti akan mendapatkan pertolongan.

Orang-orang mukmin di tanah Palestina yang berpuluh tahun menghadapi kesulitan, penderitaan, penghancuran, pembunuhan, pengusiran, dan penyiksaan oleh Zionis-Israel, mereka tak pernah melepaskan keyakinan mereka akan datangnya pertolongan Allah Azza Wa Jalla, di setiap waktu.

Mereka menghadapi hidup dengan penuh optimisme dan perjuangan, yang terus menerus, tak mengenal putus asa dan menyerah. Terus berkorban dan berjihad melawan Zionis-Israel laknatullah.

Sekarang Zionis-Israel terkepung. Zionis-Israel telah kehilangan dukungan dan tempat berpijak. Para penguasa Arab yang dahulunya menjadi penjaga dan pelindungnya, satu-satu dihancukan oleh tangan Allah Azza Wa Jalla.

Mungkin tidak pernah terjadinya sepanjang sejarah, sejak negara Zionis itu berdiri, di tahun 1948, di mana seorang serdadu Yahudi harus ditukar dengan 1027 tahanan Palestina. Ini semua hanya kehendak Allah Azza Wa Jalla.

Keshabaran, keikhlasan, pengorbanan, dan jihad telah memberikan kemuliaan dan kemenangan bagi orang-orang mukmin di Palestina. Mengalahkan kafir musyrik Zionis-Israel, yang selama berpuluh tahun telah menghinakan orang-orang mukmin di Palestina.

Marilah kita bersyukur dengan tetap bertasbih, mengucapkan tahmid, tahlil, dan takbir, setiap saat. Jangan melupakan Rabbul Alamin, yang telah memberikan kenikmatan dan kemenangan kepada orang-orang mukmin, menghadapi makar yang dilakukan oleh orang-orang fasik, zalim, kafir, musyrik, dan munafik, yang selama ini berusaha menghancurkan orang-orang mukmin dengan kekuatan mereka miliki.

Semua rencana dan langkah-langkah mereka telah dibalikkan oleh Allah Azza Wa Jalla menjadi kehancuran mereka sendiri.

Berhijrahlah seperti yang dilakukan para salafusshaleh. Tinggalkanlah segala bentuk kejahiliyahan. Tinggalkan segala bentuk kekafiran. Tinggalkan segala bentuk kemusyrikan, yang hanya menyebabkan kemarahan Rabbul Alamin. Tinggalkanlah segala bentuk kemunafikan yang hanya melahirkan sikap khianat. Tinggalkan segala bentuk kefasikan. Tinggalkanlah segala bentuk kedurhakaan terhadap Allah Azza Wa Jalla. Tinggalkan semua yang bathil dan diharamkan oleh Allah Rabbul Alamin.

Jangan lagi bertemu dan berteman dengan apa saja dan siapa saja, yang masih bertoleransi dengan kejahiliyahan, kesesatan, serta kemungkaran, yang hanya akan membawa kehancuran dan kehinaan bagi kehidupan.

Abu Bakar Shiddiq ra memuntahkan seluruh isi perutnya, ketika tahu yang dia makan itu, makanan yang shubhat. Shahabat Anas bin Malik saat menyodorkan khamr kepada Abu Thalhah, Abu Ubaidah bin Jarrah, Abu Dujanah, Mu'adz bin Jabal, dan Suheil bin Baidha, hingga kepala mereka menunduk, tiba-tiba mendengarkan pengumuman bahwa khamr dharamkan, maka tidak ada seorang pun diantara para shahabat, kecuali membuang seluruh khamr dan memecah cawan-cawan itu.

Abu Buraidah ra bertutur, ketika turun ayat, " ... maka, berhentilah kamu (dari minum arak)". (QS : al-Maidah : 91). Spontan mereka membuang dan memuntahkannya. Seraya mereka berkata : "Wahai Rabb kami, kami berhenti .. Wahai Rabb kami, kami berhenti".

Wanita Ghamidiyah mendatangi Rasulullah Shallahu alaihi wassalam, menyampaikan tentang dirinya yang telah berbuat zina, dan meminta dihukum rajam. Rasulullah menyuruhnya pulang, dan sesudah melahirkan anaknya, dan anaknya besar, baru Rasulullah melaksanakan hukum rajam.

Wanita Ghamidiyah itu menggendong bayinya, dan meminta dilaksanakan hukum rajam. "Wahai Rasulullah ini bayiku, hasil dari zina!". Wanita itu ingin dilaksanakan hukum had, yang akan membersihkan dirinya di dunia, dan akan membebaskan ketika menghadap Rabbnya.

Betapa hari ini begitu banyak manusia telah berbuat faqisah (zina), tak satupun mereka merasa berdosa dan bahkan bangga. Betapa hari ini begitu banyak manusia meminum minuman yang memabukkan, tanpa merasa berdosa dan mau meninggalkannya.

Betapa banyak manusia hari ini makan makanan yang haram, yang merupakan hasil riba, mencuri, menipu, korupsi, dan merampok, tetapi tak pernah merasa bersalah, dan mau meninggalkannya.

Betapa banyak manusia hari ini yang dengan sadar hidup bersama sistem bathil dan kufur, tetapi merasa nyenyak dan nyaman dengan sistem yang bathil dan kufur itu. Tidak berusaha meninggalkannya.

Kekufuran, kesyirikan, kefasikan, kezaliman, dan kemunafikan, hanya akan mendatangkan kehancuran bagi manusia.

Tidak ada yang dapat diharapkan dengan cara hidup yang kufur, syirik, fasik, zalim, dan munafik. Semua itu hanya akan membuat manusia hina dihadapan Allah Azza Wa Jalla di dunia dan akhirat kelak. Wallahu'alam.

By. Era Muslim

Belajar pada Kehidupan Sang Daun


“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi(seraya berkata), 'Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka'.” (QS. Ali Imran [3] : 190-191)

Saudaraku, apa yang kau rasakan saat membaca ayat tersebut? Adakah kau merasakan ajakan Allah Azza wa Jalla untuk memikirkan ciptaan-Nya, yang mana bila kau lakukan maka Dia akan memberi tanda/petunjuk-Nya padamu?

Bila kita merenungi ayat tersebut kemudian mencoba mengikutinya maka akan terasa tanda-tanda itu bicara pada kita. Sebagai contoh sederhana, kau tahu daun kan? Saking banyaknya daun di sekitar kita, mungkin kita tak pernah memikirkan pelajaran apa yang dapat kita petik dari kehidupan daun.

Mungkin saat mengenyam ilmu di sekolah atau kampus yang berkaitan dengan ilmu biologi atau pertanian, ada sedikit pengetahuan akan kehidupan daun kita peroleh dari ulasan guru atau dosen, baik tentang proses fotosintesis, kemanfaatannya buat alam, manusia, hewan juga tanaman itu sendiri. Tetapi bisa jadi kita menelaahnya hanya sebatas itu, tanpa pernah menyentuh hal ini dari sudut pandang iman.

Oleh karenanya Saudaraku, mari sejenak kita perhatikan daun. Ya, sejenak saja dari sekian banyak waktu yang kau habiskan dengan segala rutinitasmu. Kau pasti tahu bahwa sang daun sejak tumbuh ia memiliki peran penting untuk proses kehidupannya sendiri dan tak diragukan lagi teramat banyak manfaat bagi sekitanya termasuk untuk kita. Kau pun pasti sangat faham saat sang daun luruh ke bumi, ia tetap memberi manfaat sebagai humus yang menyuburkan tanah.

Tidakkah kita bisa mengambil hikmah/pelajaran dari siklus hidupnya ini? Ada sebuah tanda yang Allah tunjukkan pada kita tentang kehidupan daun. Mari kita garisbawahi, bahwa sejak tumbuh hingga luruh ke bumi ia bermanfaat untuk sekitarnya.

Tidakkah kita menginginkan kehidupan kita bisa bermanfaat seperti kehidupan sang daun? Di mana hal ini selaras dengan apa yang diriwayatkan dari Jabir berkata, ”Rasulullah saw bersabda, ’Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia'.” (HR. Thabrani dan Daruquthni)

Mari sejenak kita renungi pula hadits ini, dari Ibnu Umar bahwa seorang lelaki mendatangi Nabi saw dan berkata, ”Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling dicintai Allah? dan amal apakah yang paling dicintai Allah swt?” Rasulullah saw menjawab,”Orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat buat manusia dan amal yang paling dicintai Allah adalah kebahagiaan yang engkau masukkan kedalam diri seorang Muslim atau engkau menghilangkan suatu kesulitan atau engkau melunasi utang atau menghilangkan kelaparan. Dan sesungguhnya aku berjalan bersama seorang saudaraku untuk (menuaikan) suatu kebutuhan lebih aku sukai daripada aku beritikaf di masjid ini—yaitu Masjid Madinah—selama satu bulan. Dan barangsiapa yang menghentikan amarahnya maka Allah akan menutupi kekurangannya dan barangsiapa menahan amarahnya padahal dirinya sanggup untuk melakukannya maka Allah akan memenuhi hatinya dengan harapan pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang berjalan bersama saudaranya untuk (menunaikan) suatu keperluan sehingga tertunaikan (keperluan) itu maka Allah akan meneguhkan kakinya pada hari tidak bergemingnya kaki-kaki (hari perhitungan).” (HR. Thabrani)

Mereka, kata Rasulullah saw, adalah sebaik-baik manusia. Mereka mendapatkan cinta Allah karena kebaikan dan manfaat hidupnya terhadap orang lain. Para sahabat pada masa Nabi memahami secara mendalam sebuah kaidah usul fiqih yang menyebutkan bahwa kebaikan yang amalnya dirasakan orang lain lebih bermanfaat ketimbang yang manfaatnya dirasakan oleh diri sendiri.

Tidakkah kita ingin mendapat cinta Allah dengan menjadi bagian dari “Khairunnas anfa’uhum linnas?” Kurasa tak ada seorang pun yang tak menginginkan dicintai Allah. Bila demikian, mari kita tengok diri kita, apa saja yang sudah diperbuat sepanjang perjalanan hidup kita, adakah yang kita lakukan telah bermanfaat tak hanya untuk diri pribadi tetapi berguna pula untuk orang lain? Bagaimana peran kita selama ini sebagai anak, sebagai suami atau isteri, sebagai ayah atau bunda, sebagai bagian dari masyarakat, sebagai pekerja, pengajar, pedagang, pencari ilmu, atau sebagai apa pun peran yang saat ini sedang dilakoni? Apa pula yang kita ingin orang lain sebutkan tentang diri kita saat meninggalkan kefanaan dunia?

Bila perjalanan hidupmu Saudaraku… masih sama denganku, masih jauh dari bermanfaat untuk sekitar, mulai saat ini mari menyusun langkah dan menata aktivitas kita dengan berorientasi pada kemanfaatan untuk orang banyak. Dengan segenap potensi yang Allah karuniakan, mari kita berjuang menjadi pribadi yang dicintai-Nya.

Indah sekali rasanya bila hidup kita diwarnai semangat untuk selalu menebar kebaikan dan memberi manfaat bagi orang lain. Elok juga rasanya bila ajal telah tiba mengakhiri aktivitas kita di dunia, namun nilai kemanfaatan dari apa yang kita lakukan tetap dirasakan oleh mereka yang masih berkelana di dunia.

Sungguh sangat bermakna pula ketika kita dapat memikirkan tanda-tanda dari ciptaan-Nya, seperti sang daun itu. Mari kita segera bergerak untuk belajar pada kehidupannya: dari tumbuh hingga luruh meninggalkan manfaat untuk sekitar.

Menyambut tahun baru Hijriyah yang sebentar lagi akan kita songsong, mari kita hadirkan dalam hati tentang kehidupan sang daun dan merefleksikannya dalam tingkah laku kita . Menjadikan ia bagian dari inspirasi hidup kita. Semoga dengan mengingat dan belajar pada salah satu ciptaan Allah ini, membuat kita terpacu menjadi bagian dari "Khairunnas anfa’uhum linnas".

Oleh Ineu


Senin, 14 November 2011

Menjadikan Hidup Lebih Bermakna


Alangkah beruntung seseorang yang dikaruniai Allah kemampuan untuk memanfaatkan waktu hidup sebelum waktu matinya. Dia senantiasa memanfaatkan setiap detik dari waktunya sebaik mungkin. Memanfaatkan setiap helaan nafasnya secermat mungkin. Hal tersebut hanya dimiliki oleh seseorang yang terampil memainkan hidup. Sesungguhnya modal kita adalah umur dan waktu. Semua manusia diberi waktu yang sama, 1 hari 24 jam. Ada yang dalam satu hari bisa mengurus negara, atau mengurus perusahaan raksasa. Tapi ada yang dalam satu hari mengurus diri sendiri saja tidak bisa. Sebodo-bodo manusia adalah yang diberi modal tapi kemudian dihambur-hamburkannya. Modal itu adalah waktu. Waktu sangat berharga. Tidak layak kita melakukan sesuatu kecuali yang berharga.

Allah Yang Maha Adil telah melimpahkan karunia pada hamba-Nya tanpa pilih-pilih. Dia telah memberikan kesempatan, waktu yang sama. Dia pun telah memberikan keterampilan yang beraneka ragam bagi siapa pun. Dia juga telah membekali manusia dengan akal yang sempurna. Namun, tidak semua orang pandai memanfaatkannya. Banyak waktu, kesempatan terbuang dengan sia-sia, banyak potensi yang diabaikan begitu saja, dan tidak sedikit keterampilan yang dibekukan.

Hal tersebut terjadi karena ketidaktahuan akan tujuan hidup. Tidak tahu mau dibawa ke mana raga, pikiran, dan harapan. Sangat disayangkan. Sementara waktu bergulir begitu cepat. Kalau tidak dicari tahu ilmunya, bersiap-siaplah untuk terlunta-lunta. Tanpa tujuan yang jelas. Lalu, bagaimana caranya agar potensi yang ada dapat bermakna?

Hal pertama
dan terutama yang harus kita ketahui dan pahami yaitu mengetahui tujuan hidup. Untuk apa kita hidup? Apa yang akan kita lakukan selama hidup? Apakah mau mencari ridha Allah SWT atau hanya sekedar mencari kehidupan dunia? Tujuan hidup akan sangat menentukan seperti apa kelak kita dihadapan Allah. Pandai-pandailah memanfaatkan potensi. Sesungguhnya potensi atau keterampilan sudah ada, tinggal sungguh-sungguh mengoptimalkannya. Setiap manusia ketika lahir kedunia dibekali Allah SWT dengan bermacam potensi. Semua tergantung kita, apakah akan memanfaatkannya atau tidak.

Kedua, buat perencanaan dan target. Misalnya kita ingin menjadi hamba yang dicintai Allah SWT. Maka buat perencanaan amal yang nyata. Baik amal ibadah mahdhah maupun ghair mahdhah. Ringannya mulai dari aktivitas yang kita kerjakan sehari-hari dulu. Bejibun pekerjaan yang ada di hadapan. Akan menumpuk pada suatu waktu di kala tidak ada perencanaan yang jelas. Walaupun target tinggi, tetap saja keberhasilan tidak akan tercapai. Untuk itu matangkan setiap rencana jangan sampai gagal. Sebagaimana pepatah “Gagal dalam perencanaan berarti merencanakan kegagalan”.

Ketiga,
tampil istiqomah, konsisten. Kita menjadi lemah salah satu sebabnya karena mudah sekali terpengaruh dan tidak memiliki keteguhan dalam berprinsip. Pentingnya tampil istiqomah ini ketika dihadapkan pada hambatan dan rintangan hidup.

Dengan demikian, yang menjadikan hidup seseorang tidak bermakana karena ketidakjelasan tujuan hidup. Orang yang tidak memiliki tujuan hidup, hidupnya tidak akan terarah. Sebaliknya, orang yang punya tujuan hidup akan senantiasa tenang menjalanni hidup, karena orientasinya jelas. Ketika Allah menjadi tujuannya, maka semua apa yang dilakukan akan senantiasa terfokus untuk mendapat ridho Allah semata. Jadilah orang yang terampil membuat cita-cita, terampil menyusun rencana, dan terampil istiqomah, konsisten, tidak mudah terpengaruhi.
Wallahu a`lam bish showab


Oleh KH Abdullah Gymnastia

Rabu, 10 Agustus 2011

Manfaat GerakanSholat

Gerakan Sholat Lenturkan Saraf Tubuh..

Kalau saja pesan salat bisa kita terapkan dalam pekerjaan dan aktivitas sehari-hari, tentu hasil kinerjanya akan optimal dan berkualitas. Dampak positif lain dari salat juga mendatangkan kesehatan.

Jika kita perhatikan dan rasakan dalam gerakan-gerakan salat, dari mulai takbir mengangkat kedua tangan, ruku, sujud, duduk dan gerakan lainnya, jaringan saraf tubuh akan tetap lentur dan rileks.

Dari banyak penelitian, sujud misalnya mampu membebaskan otak saraf dari kegelisahan, rasa resah dan tekanan kejiwaan. Kepasrahan yang dilakukan orang yang sujud membuat otak dan saraf menjadi tenang dan terasa kosong. Seorang yang salat telah berbagi keresahan dan kegelisahan hidupnya kepada Tuhannya sehingga akan terasa ringan.

Dengan ucapan dan gerakan salat kita dapat menyatukan antara hati pikiran dan gerak untuk mencapai khusyuk. Mengapa tahajud pada waktu malam sangat ditekankan? Karena dalam keheningan malam itu kita akan merasakan kedekatan dengan Tuhan.

Setiap gerakan salat adalah bahasa ritual, sejak dari mengangkat tangan, membungkukkan badan, sampai menundukkan kepala ke tanah. Semuanya itu, kalau saja dihayati dengan mendalam, jauh lebih ekspresif ketimbang ucapan seribu kata.

Ketika seorang muslim bersujud dengan khusyuk menundukkan kepala dan menempelkan dahinya ke tanah, maka rangkaian kata-kata tidak cukup untuk mengungkapkan perasaan hatinya ketika bersimpuh menghadap Tuhan.

Dengan demikian seseorang yang salat dengan tertib dan khusyuk akan mampu membuat dirinya dalam keyakinan tinggi untuk menjalani hidup serta kepasrahan tulus atas semua ketentuan Tuhan. Hidup akan tetap optimistis karena selalu dekat dengan Tuhan.

Sumber : Komarudin Hidayat/Tribun News

Kekuatan Nilai Pujian


Kekuatan Nilai Pujian
Alkisah, di sebuah rumah yang cukup mewah. Tinggal sepasang suami istri muda. Banyak orang merasa iri dengan keharmonian jodoh di antara mereka berdua. Yang laki-laki berwajah ganteng dan pianis yang handal, sedangkan istrinya berparas cantik dan bersuara merdu. Saat denting piano mengiringi nyanian, sesekali terdengar komentar, "Sayang, bagian depan nadanya kurang tinggi," atau "Duh...bagian tengah seharusnya lebih perlahan lagi dan bagian akhirnya mestinya turun sedikit."

Kali lain, saat si istri bersenandung pun, si suami selalu sibuk memasang telinga dan memberi berbagai komentar untuk memperbaiki nada yang dilagukan. Kejadian ini berulang hampir di setiap kesempatan. Dan celakanya, komentarnya semakin hari semakin pedas dan kasar, seakan tidak ada hal baik yang bisa diucapkan. Akhirnya si istri pun malas bernyanyi terutama jika suaminya berada di sekelilingnya, "Aku menyanyikan lagu apa pun, selalu saja ada yang kurang. Malah ujungnya berakhir dengan bertengkar dengan suamiku. Ah, lebih baik aku tidak usah menyanyi lagi," kata hatinya dengan sedih.

Singkat cerita, karena suatu musibah, sang suami meninggal dan lama setelah itu, perempuan ini menikah lagi dengan seorang kontraktor bangunan. Suami yang ini, sama sekali tidak mengerti musik. Yang ia tahu, istrinya punya suara yang amat bagus. Maka, dia selalu mengagumi dan memuji istrinya jika sedang bernyanyi.

Jika si istri bertanya, "Bagaimana laguku, Pa?"

Jawabnya, "Wah Ma, aku selalu ingin cepat pulang karena tidak sabar mendengarkanmu menyanyi! Suara Mama begitu indah dan menawan..."

Suatu hari, si suami berkata, "Ma, aku sungguh beruntung menikah denganmu. Kalau tidak, mungkin aku ini sudah ‘gila\' karena bunyi dentuman, bunyi gergaji, dan bunyi gesekan pipa-pipa yang kudengar sepanjang hari. Sebelum menikah denganmu, suara-suara yang bising itu membuatku stres, bahkan terbawa-bawa hingga tidur. Tapi sekarang....hidup sungguh nikmat. Suara dan nyanyian Mama selalu terngiang-ngiang di kepalaku."

Istrinya sangat senang dan merasa tersanjung dengan pujian tulus yang diterimanya itu. Ia pun menjadi makin gemar bernyanyi dan terus bernyanyi, baik saat memasak, berkebun, mandi, apalagi jika suaminya berada di sekitar dia. Tanpa disadarinya, ia terus melatih diri. Suaranya semakin hari semakin bagus, hingga terdengar oleh seorang sahabat dari perusahaan rekaman. Dengan persetujuan dan dorongan sang suami, album perdana sang istri pun dirilis. Dan ternyata, sambutan masyarakat sangat antusias karena lagu dan suara sang penyanyi.

Perempuan itu akhirnya menjadi seorang penyanyi terkenal. Seorang pengamat musik kemudian berkomentar, sang diva sukses berkarir bukan pada saat bersuamikan seorang seniman musik yang cemerlang, tetapi justru saat bersuamikan seseorang yang tidak mengerti musik sama sekali tetapi mampu menghargai dan memuji setiap lagu yang dinyanyikan oleh istrinya.

Netter yang Luar Biasa,

Pujian yang tulus mampu memberikan rasa diterima, sekaligus semangat dan dorongan untuk melakukan suatu hal dengan baik dan lebih baik lagi. Pujian juga dapat membuat seseorang mampu meraih prestasi tertinggi yang bisa diraihnya.

Sebaliknya, omelan, bentakan, kecaman, amarah atau kritik yang tidak membangun justru tidak banyak mengubah seseorang bahkan bisa menghentikan semua bakat baik yang pernah dimiliki seseorang sebagai talenta di kehidupannya.

Maka, jika ada pilihan, daripada kita mengkritik jauh lebih baik kita memberikan pujian untuk mendorong agar orang yang kita puji bisa berprestasi lebih baik lagi. Dan lebih dari itu, memberi pujian tidak butuh biaya apa pun.

Salam sukses luar biasa!!

Kenapa Harus Puasa?


Berpuasalah, niscaya engkau akan sehat

Saudaraku, tiada henti-hentinya terkuak hikmah akan manfaat berpuasa. Seiring majunya ilmu pengetahuan dan semangat penelitian, begitu banyak bayang-bayang hitam kini menjadi jelas terlihat. Semakin meyakinkan bahwa apa yang Allah perintahkan bukan sekedar pembuktian kehambaan, namun juga sebuah kebutuhan.

Dr. Abdul Aziz Ismail dalam bukunya “Al Islm wat Tibbul Hadits” menjelaskan bahwa puasa adalah obat dari bermacam-macam penyakit.

Mac Fadon seorang dokter Amerika dan sebuah lembaga kesehatan di Jerman menggunakan puasa untuk mengobati penyakit yang sudah tidak dapat diobati dengan obat-obat sintetis dan alat kesehatan tekhnologi modern.

Dr. Alexis Carel seorang dokter internasional dan pernah memperoleh penghargaan nobel dalam bidang kedokteran menegaskan bahwa dengan berpuasa dapat membersihkan pernafasan.

Dan masih banyak lagi deretan peneliti baik yang dilakukan oleh muslim atau “belum muslim” yang terus membuktikan akan kebenaran dinul Islam sebagai bagian tanda dekatnya era baru kejayaan Islam.

Semoga bertambah keyakinan dan semangat dalam menjalankan ibadah puasa.

Berikut beberapa hikmah puasa terhadap kesehatan yang insyaAllah akan dipapar satu-persatu di tulisan selanjutnya:

  1. Puasa menenangkan jiwa, mengobati stress dan depresi
  2. Menjadikan imun tubuh lebih kuat dan mencegah datangnya berbagai penyakit
  3. Meregenerasi sel baru jauh lebih banyak dari yang mati.
  4. Membersihkan usus, memperbaiki kerja pencernaan dan mengurangi kegemukan dan kelebihan lemak di perut
  5. Memacu fungsi dan kerja sel darah merah.
  6. Membersihkan pernafasan
  7. Menurunkan tekanan darah
  8. Menurunkan Gula darah, asam urat dan kolesterol
  9. Lebih mampu mengendalikan seks
  10. Memperlambat proses penuaan
  11. Menjauhkan dari serangan jantung dan stroke.
  12. Mengobati diabetes dan penyakit regeneratif lain
  13. Memperbaiki kerja ginjal
  14. Puasa membuat subur
  15. Puasa mengobati maag dan asam lambung tinggi
  16. Mengobati radang sendi (osteoathritis)
  17. Puasa bikin cerdas (anak dan dewasa)
  18. Puasa bikin langsing, cantik dan mengobati sakit kulit
  19. Puasa anti pikun dan alzheimer atau parkinson
  20. Membunuh sel abnormal, mengobati kanker, kista, miyom
  21. Menghindari penyakit dari gangguan jin

Jika Anda memiliki salah satu permasalahan diatas, yakinlah ramadhan ini saat paling tepat untuk membuat Anda lebih dekat dan lebih sehat.

Buka terus eramuslim.com, baca paparan selanjutnya dan tips-tips menarik seputar puasa.

Oleh : Faisal

Bagaimana Cara Memulai Agar Hidup Jadi Seimbang?


Bagaimana cara memulai agar hidup menjadi seimbang?

Untuk memulai hidup yang seimbang, Anda perlu melakukan langkah-langkah berikut :

- Untuk keseimbangan eksternal

1. Inventarisir berbagai peran hidup Anda saat ini. Caranya dengan melihat apa yang Anda lakukan setiap harinya. Peran adalah apa yang Anda lakukan secara spesifik, seperti peran pegawai, mahasiswa, ayah, ibu, dan lain-lain. Jika peran yang Anda inventarisir terlalu banyak, gabungkan peran-peran yang sejenis, seperti peran ayah dan suami bisa digabung menjadi peran keluarga. Peran sebagai ketua RT, pengurus mesjid dan tokoh masyarakat bisa digabung menjadi peran warga masyarakat. Peran yang terlalu banyak (idealnya tidak lebih dari 7-8 peran), akan mempersulit Anda untuk mengevaluasi keseimbangan dari masing-masing peran tersebut.

2. Lakukan penilaian apakah peran-peran tersebut sesuai dengan misi hidup Anda. Jika tidak sesuai, maka Anda perlu segera menghilangkan peran yang tidak sesuai dengan misi hidup Anda itu. Jika tidak bisa segera, tanggalkan peran tersebut secara perlahan-lahan.

3. Penuhi segala hak dari peran-peran hidup Anda secukupnya. Atur waktu Anda agar dapat melayani seluruh peran hidup Anda. Idealnya setiap peran mendapatkan jatah waktu dalam setiap minggu. Jika ada peran yang tidak terlayani lebih dari sepekan dikhawatirkan akan muncul berbagai indikasi ketidakseimbangan hidup seperti yang telah dibahas sebelumnya.

4. Jika ada peran yang dirasakan kurang dipenuhi haknya dengan baik lakukan segera kompensasi berupa pelayanan sebaik-baiknya. Jika perlu luangkan waktu lebih banyak dan lakukan kegiatan berkualitas yang mengundang simpatik cukup besar untuk mengganti rasa kecewa orang-orang yang Anda abaikan haknya selama ini.

5. Anda perlu selalu waspada dalam menjaga keseimbangan setiap peran hidup. Lakukan evaluasi keseimbangan peran hidup ini setiap minggu. Evaluasi apakah pada minggu ini ada peran yang terabaikan atau tidak. Jika ada segera lakukan kompensasi pada minggu berikutnya agar tidak menjadi masalah yang lebih besar di kemudian hari. Jika tidak ada, Anda perlu bersyukur dan pertahankan terus kondisi keseimbangan itu. Pada saat itu berarti Anda telah sukses dan akan terus mengalami kesuksesan tanpa henti jika Anda selalu menjaga keseimbangan peran hidup Anda.

-Untuk keseimbangan internal

1. Lakukan evaluasi mana dari keempat dimensi diri Anda (fisik, mental, emosional dan spritual) yang selama ini kurang terpenuhi haknya dengan baik. Caranya dengan melihat adanya berbagai gejala negatif yang muncul dari setiap dimensi tersebut. Misalnya untuk dimensi fisik, gejalanya bisa berupa sering sakit, sering merasa lelah, postur tubuh yang tidak ideal (kegemukan/ kekurusan), dan lain-lain. Untuk dimensi mental, gejalanya bisa berupa jarang membaca, sering ketinggalan informasi, kurang nyambung dengan pembicaraan orang lain, sulit memecahkan masalah, dan lain-lain. Untuk dimensi emosional, gejalanya bisa berupa berbagai perasaan yang tidak sehat, seperti iri, dengki, dendam, takut, tidak percaya diri, sedih, putus asa, dan lain-lain. Sedang untuk dimensi spritual, gejalanya bisa berupa rasa kesepian, hati yang selalu gelisah, sering meninggalkan ibadah, dan lain-lain.

2. Setelah mengetahui apa yang kurang dari setiap dimensi diri Anda. Lakukan perbaikan dengan cara memenuhi hak dari setiap dimensi yang kurang tadi. Dimensi fisik dengan cara menjaga makanan, berolahraga, dan istirahat yang cukup. Dimensi mental dengan banyak membaca dan selalu menuntut ilmu. Dimensi emosional dengan selalu meningkatkan kecerdasan emosional. Dimensi fisik dengan memperbanyak ibadah kepada Tuhan.

3. Jaga selalu agar setiap dimensi diri Anda terlayani dengan baik. Selalu waspada terhadap berbagai gejala ketidakseimbangan dari dimensi diri Anda. Jangan biarkan diri Anda hanya memperhatikan salah satu dari dimensi diri. Ingat! Setiap dimensi berperan penting dalam membuat Anda sukses. Anda akan mengalami sukses tanpa henti jika selalu menjaga keseimbangan dalam keempat dimensi diri Anda.

by. Era Muslim

Senin, 08 Agustus 2011

Rahasia Meraih Sukses Tanpa Henti


Rasanya tidak ada kata yang paling diingat oleh manusia kecuali kata ‘sukses’ dan ‘gagal’. Dua kata ini paling diingat karena manusia hidup diantara dua kontinum kata tersebut. Perjalanan hidup manusia adalah perjalanan menuju sukses dan menjauhi kegagalan.

Sukses adalah kondisi dimana Anda berhasil meraih apa yang diidamkan. Sebaliknya, gagal adalah kondisi dimana Anda tidak berhasil meraih apa yang diharapkan. Anda menginginkan kesuksesan dan menghindari kegagalan.

Walau sukses merupakan hal yang diidamkan, tapi tidak semua orang mempunyai pandangan yang sama tentang arti sukses. Yang paling umum dipahami adalah sukses identik dengan memiliki harta yang banyak, popularitas yang tinggi atau jabatan yang bergengsi. Yang lain mengartikan sukses dengan tercapainya tujuan. Ada lagi yang mengidentikkan sukses dengan memperoleh kebahagiaan. Berbagai pandangan yang beragam tentang makna sukses tentu membuat arti sukses menjadi nisbi dan beralih menjadi kata-kata tanpa makna. Apakah memang demikian?

Apakah tidak ada pengertian sukses yang benar? Benar dalam arti memiliki argumentasi yang logis dan sesuai dengan nilai-nilai universal? Apakah sukses dalam pengertian memperoleh kekayaan, ketenaran dan kedudukan merupakan arti sukses yang sesungguhnya? Pertanyaan-pertanyan inilah yang coba dijawab dalam artikel yang akan dinuat di Eramuslim secara bersambung ini.

Selain mencoba memberikan jawaban terhadap makna sukses, tulisan ini juga akan mengungkap rahasia kepada Anda tentang bagaimana cara memperoleh sukses yang benar secara mudah dan tanpa henti. Tentu perlu ada upaya untuk memperoleh sukses tanpa henti (unstoppable succsess). Akan tetapi sebelum Anda berupaya meraih sukses, Anda perlu lebih dahulu memahami apa makna sukses yang sesungguhnya, sehingga Anda tidak meletakkan ‘tangga pada tempat yang salah, sebelum menaikinya’. Hal tersebut sama saja dengan kesia-siaan. Anda hanya akan menuai penyesalan, bukan sukses yang sesungguhnya.

Tulisan tentang rahasia sukses dan bagaimana cara memperolehnya ini sengaja dibuat praktis dan tidak terlalu ‘ilmiah’ agar para pembaca mudah memahaminya. Diharapkan pemikiran ini menjadi bacaan ringan yang memberi pengaruh besar bagi perubahan diri Anda menuju kesuksesan tanpa henti. Tulisan ini cocok untuk siapa saja, baik bagi Anda yang sedang berusaha meraih sukses maupun untuk Anda yang telah memperoleh sukses. Agar bermanfaat, saya anjurkan agar Anda membaca tulisan ini sampai selesai dengan pikiran yang terbuka dan tanpa prasangka lebih dahulu.

Apa yang Dimaksud Sukses?

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu : wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-bintang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan si sisi Allahlah tempat kembali yang baik.” (QS. Ali-Imran [3] : 14)

Setiap orang pasti ingin sukses. Tidak ada orang yang ingin hidupnya gagal. Ketika Anda sukses, Anda merasakan keberhasilan mencapai cita-cita. Tidak peduli apapun cita-cita tersebut. Ketika gagal, Anda merasakan kekecewaan dan kesedihan karena tidak berhasil mencapai apa yang Anda idamkan. Sukses dan gagal menjadi dua kondisi yang saling berlawanan. Sukses menjadi idaman setiap orang. Sedang gagal menjadi momok yang dijauhi setiap orang.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, sukses berarti berhasil atau beruntung. Sedang kesuksesan berarti keberhasilan atau keberuntungan. Jadi sukses atau kesuksesan terkait erat dengan pencapaian hasil atau keberuntungan karena mendapatkan sesuatu. Sebaliknya tidak sukses adalah kegagalan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Atau ketidakberuntungan karena tidak mendapatkan sesuatu.

Menurut John C. Maxwell, sukses adalah mengetahui apa tujuan hidup Anda; bertumbuh untuk mencapai kemampuan maksimal Anda; dan menabur benih untuk memberikan manfaat kepada lainnya. Henry Wadsworth L menyebutkan sukses sebagai melakukan apa yang dapat Anda kerjakan dengan baik dan melakukan sebaik-baiknya apa yang Anda kerjakan. Sedang Napoleon Hill mengatakan sukses adalah mereka yang selalu memberi, membentuk dan mengontrol egonya sendiri, tidak menyisakan tempat untuk mengharapkan adanya keberuntungan atas tiap pekerjaan atau kesempatan, atau atas segala perubahan nasib.

Apapun makna sukses yang kita ketahui, namun kita lebih mudah mengucapkan kata ‘sukses’ daripada mengalami kesuksesan itu sendiri. Kesuksesan menjadi kata ‘sakral’ yang sulit diraih. Karena kebanyakan orang mengartikan sukses sebagai tujuan yang akan diraih, bukan proses yang sedang dialami. Inilah yang membuat sukses menjadi sekedar impian bagi banyak orang.

Bayangan kita tentang sukses biasanya adalah bayangan tentang banyaknya halangan yang harus kita lalui untuk memperoleh kesuksesan. Halangan yang sulit dan membutuhkan banyak pengorbanan, sehingga akhirnya banyak orang menganggap sukses sebagai ilusi yang tak mungkin terwujud.

Pandangan Umum tentang Sukses

Yang terbayang dalam benak sebagian orang tentang sukses adalah orang yang berhasil mengumpulkan kekayaan. Punya harta melimpah, rumah yang besar dan mewah. Kendaraan model terbaru dan jumlahnya lebih dari satu. Tanah yang dimilikinya ada dimana-mana. Sering shopping dan travelling ke luar negeri. Pendek kata, apa saja kebutuhan yang diinginkannya akan mudah terpenuhi karena banyak uang.

Sukses bagi kebanyakan orang juga berarti ketenaran. Orang yang berhasil menjadi populer di lingkungannya. Orang tersebut sukses karena namanya dikenal dan dikenang banyak orang. Aktivitasnya sering dibicarakan dan diliput media massa. Ia menjadi public figure. Biasanya, semakin populer seseorang semakin banyak pula harta kekayaan yang dimilikinya.

Gambaran lain tentang sukses adalah orang yang berhasil menduduki jabatan tinggi. Entah itu namanya manajer, direktur, jenderal, menteri atau ketua sebuah organisasi. Apapun nama jabatannya, jika organisasinya semakin besar dan jabatannya semakin tinggi, maka orang menganggapnya sebagai kesuksesan. Biasanya, dengan jabatannya itu ia bisa memperoleh apa saja, termasuk mudah memperoleh kekayaan dan ketenaran.

Kesuksesan yang digambarkan banyak orang adalah kesuksesan dalam harta, popularitas dan jabatan. Sukses seseorang biasanya diukur dari seberapa banyak harta yang dimilikinya. Seberapa tinggi popularitasnya dan seberapa besar jabatannya. Apalagi jika ketiga hal tersebut ada pada diri seseorang, maka semakin sukseslah orang menganggapnya. Apakah anggapan ini salah? Tentu saja tidak! Berhasil memperoleh kekayaan, populeritas dan kedudukan adalah kesuksesan. Kita tidak dapat memungkiri bahwa orang yang kaya, terkenal dan memiliki jabatan adalah orang sukses. Hal ini sudah merupakan anggapan umum.

Namun, pertanyaan yang perlu direnungkan adalah apakah sukses karena harta, popularitas dan jabatan merupakan kesuksesan yang sejati? Bagaimana jika orang yang kaya, tenar atau berkedudukan itu justru sering gelisah, sedih atau tidak merasa bahagia? Bukankah kondisi itu banyak terjadi di sekeliling kita?

Jadi apa indikator yang lebih tepat untuk mengukur kesuksesan seseorang? Sebab ternyata harta, popularitas dan jabatan tidak dapat dijadikan indikator bagi kesuksesan seseorang. Adakah ukuran yang lebih tepat daripada ukuran harta, ketenaran dan kedudukan dalam mengukur kesuksesan? Jika ada, apa itu? Dan bagaimana kita mencapainya?

Inilah pertanyan-pertanyan yang semestinya Anda jawab sebelum melangkah lebih jauh untuk meraih sukses. Hidup hanyalah sekali. Oleh karena itu, janganlah Anda sia-siakan hidup ini hanya untuk mengejar kesuksesan semu. Yaitu, kesuksesan yang tidak jelas ukurannya karena sekedar mengikuti apa kata orang tentang arti sukses. Ini ibarat bersusah payah naik tangga, padahal tangganya berada di dinding yang salah. Hanya penyesalan yang akan didapatkan, karena segala jerih payah kita ternyata sia-sia belaka. Kesuksesan yang perlu Anda raih adalah kesuksesan yang bersandar pada pengertian yang benar tentang sukses itu sendiri, sehingga hidup tidak menjadi sia-sia.

Mengapa Muncul Kekeliruan tentang Pengertian Sukses?

Anggapan bahwa sukses berarti kaya, tenar, atau berkedudukan muncul karena berbagai pengaruh yang ada di sekitar kita. Pengaruh tersebut bisa datang dari keluarga, teman pergaulan, pendidikan, sampai pada media massa yang ada di sekitar kita. Semuanya seakan-akan sepakat untuk menonjolkan pengertian sukses hanya berupa kekayaan, ketenaran, dan kedudukan. Tak ada kesuksesan selain tiga pengertian itu.

Begitu kuatnya pengertian sukses yang identik dengan kekayaan, ketenaran dan kedudukan, sehingga banyak orang yang hidupnya hanya mengejar ketiga hal tersebut. Bahkan di antara mereka ada yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya, yang penting mereka bisa kaya, populer, atau memiliki jabatan.

Sikap hidup yang dominan mengejar kekayaan, popularitas atau kedudukan sebenarnya tak bisa lepas dari ideologi yang berkuasa di dunia saat ini. Setelah Uni Soviet dengan ideologi komunismenya runtuh, maka Amerika dan Barat leluasa menyebarkan ideologi kapitasme dan liberalismenya tanpa saingan. kapitalisme yang memunculkan pola hidup materialisme mewabah kemana-mana. Liberalisme yang berdampak pada gaya hidup permisifisme menyebar semakin marak ke belahan dunia timur. Didukung oleh kekuatan media massa mereka yang besar, maka semakin banyak orang terpengaruh dengan slogan-slogan kebebasan, hak azasi, dan keterbukaan yang mereka dengungkan. Slogan tersebut sebetulnya tidak salah, yang salah adalah penerapannya yang kebablasan dan hanya menonjolkan kenikmatan materil. Media massa Barat selalu mengeksploitasi bahwa yang dimaksud sukses itu ukurannya adalah harta, popularitas dan kedudukan.

Padahal secara kasat mata kita dapat melihat banyak contoh yang menunjukkan kekayaan, populeritas, dan kedudukan belum tentu membuat orang sukses. Ada orang yang justru hidupnya menderita dan tidak bahagia karena harta, populeritas atau kedudukan yang dimiliki. Salah satu contohnya adalah bintang film Home Alone Macaulay Culkin. Culkin adalah seorang bocah lucu yang berbakat dalam dunia film. Ia berasal dari keluarga yang berbahagia. Ayah dan ibunya hidup rukun walau mereka hidup miskin. Bakat Culkin berakting menarik perhatian sutradara film Home Alone, yang kemudian mengajaknya bermain dalam film tersebut. Home Alone akhirnya menjadi film box office dan membuat nama Culkin terkenal. Honornya meningkat drastis. Keluarganya yang miskin berubah menjadi kaya raya.

Namun ternyata popularitas dan kekayaan tersebut berakibat buruk pada keluarganya. Pertengkaran ayah dan ibunya semakin meningkat. Ayahnya ingin mengeksploitasi Culkin. Sedang ibunya ingin agar Culkin berkembang wajar seperti anak-anak lainnya. Seiring dengan meningkatnya popularitas dan kekayaan yang diterima Culkin, hubungan antara ayah dan ibunya semakin tidak harmonis yang akhirnya berujung pada perceraian. Culkin frustasi dan terlibat pada penggunaan obat terlarang. Ia akhirnya menikah pada usia 19 tahun karena “kecelakaan” dengan pacarnya. Hidup Culkin dan keluarganya justru tidak bahagia karena harta dan popularitas. Kini Culkin mencoba merintis kembali karirnya dari bawah dengan paradigma yang berbeda tentang arti kesuksesan.

Contoh lain adalah apa yang menimpa Lady Diana, mantan istri putra mahkota Kerajaan Inggris, Pangeran Charles. Hidup dengan gelimang harta, popularitas dan kedudukan yang tinggi tak membuatnya bahagia. Suaminya, Charles, dianggap tak memberi cinta yang penuh kepadanya. Charles ternyata lebih mencintai wanita lain, Camilla. Diana dan Charles akhirnya bercerai. Padahal waktu itu banyak orang yang menganggap mereka sebagai pasangan serasi. Diana kemudian bertualang dari satu pelukan lelaki ke pelukan lelaki lain. Ia mencari cinta yang tak pernah didapatkannya. Diana akhirnya tewas mengenaskan ketika mobil yang ditumpanginya bersama Dodi, kekasihnya, menabrak dinding terowongan di jalanan kota Paris karena berusaha menghindari kejaran paparazzi.

Masih banyak contoh lain tentang orang-orang yang tak bahagia karena kekayaan, ketenaran dan kedudukannya. Antara lain, apa yang menimpa Tina Turner, Jimmi Hendrix, Janis Joplin, Brian Jones, dan Elvis Presley, yang mati over dosis karena merasa kesepian di tengah ketenaran mereka sebagai rocker. Contoh lain, kegelisahan yang dialami Christina Onasis, wanita kaya pewaris kerajaan minyak Onasis, yang perkawinannya selalu kandas, sehingga ia mengaku kepada media sebagai orang yang tak bahagia. Marilyn Monroe, Hitler, Stalin, Mussolini adalah nama-nama lainnya, yang hidupnya tak bahagia di tengah-tengah kedudukan, kekayaan dan popularitas yang mereka miliki.

Pada tahun 1923, sebuah kelompok kecil orang-orang terkaya di dunia bertemu di hotel Edgewater Beach di Chicago, Illinois. Pada saat itu, mereka mengendalikan uang lebih besar daripada jumlah uang yang dimiliki Amerika Serikat. Disini adalah daftar nama mereka dan apa yang akhirnya terjadi pada mereka :

  • Charles Schwab : presiden perusahaan baja mandiri terbesar, mati dalam keadaan bangkrut.
  • Arthur Cutten : spekulan tepung yang terbesar, mati di luar negeri dalam kondisi bangkrut.
  • Richard Witney : direktur bursa Saham New York, mati setelah dibebaskan dari penjara Sing-Sing.
  • Albert Fall : anggota kabinet presiden Amerika Serikat, mandapat pengampunan dari penjara dan mati di rumahnya.
  • Jess Livermore : investor terbesar Wall Street, mati bunuh diri.
  • Leon Fraser : direktur Bank Penyelesaian Internasional, mati bunuh diri.
  • Ivan Kreuger : kepala monopoli terbesar dunia, mati bunuh diri.

Masih banyak ratusan contoh lainnya yang menunjukkan kekayaan, ketenaran dan kedudukan bukanlah ukuran kesuksesan. Mungkin jumlah orang yang gagal dan merasa tidak bahagia dengan kedudukan, kekayaan atau populeritasnya lebih banyak daripada orang yang merasa sukses dan bahagia dengan kedudukan, kekayaan dan ketenarannya.

Jadi, kekayaan, ketenaran dan kedudukan bukanlah jaminan kesuksesan itu sendiri. Ia hanya sarana untuk memperoleh sukses sebenarnya. Artinya, ada sukses yang lebih tinggi nilainya dari sekedar kaya, tenar atau berkedudukan. Apakah itu? Kita akan membahas hal tersebut pada tulisan-tulisan berikutnya.

Dampak Kekeliruan Memandang Sukses

Memandang sukses sebagai ketenaran, kedudukan dan kekayaan tentu memberikan berbagai dampak yang negatif, antara lain :

1. Menghalalkan segala cara
Kekayaan, ketenaran dan kedudukan adalah ‘sumber daya’ yang langka. Ia seperti puncak dari piramida. Sedikit sekali orang yang bisa mencapainya dari sekian banyak yang menginginkannya. Karena langka, orang perlu bersaing untuk mendapatkannya. Ada yang berupaya mendapatkannya dengan cara yang sportif dan halal, tapi banyak juga yang menghalalkan segala cara untuk memperolehnya.

Godaan untuk menghalalkan segala cara dalam memperoleh harta, popularitas dan jabatan sangat besar karena susahnya memperoleh ketiga hal tersebut dengan cara yang halal. Apalagi budaya dan lingkungan kita juga sudah menganggap biasa cara-cara yang haram untuk memperoleh ketiga hal tersebut. Ditambah lagi, masyarakat juga memandang ketiga hal tersebut sebagai simbol kesuksesan. Orang yang tidak memperolehnya akan dipandang sebelah mata. Hingga akhirnya banyak orang yang tergoda untuk menghalalkan segala cara dalam memperoleh kekayaan, ketenaran atau kedudukan.

2. Egois dan kurang peduli
Mental orang yang mengejar harta, ketenaran dan kedudukan akan mudah menjadi egois. Hanya mementingkan dirinya sendiri dan tak peduli dengan orang lain. Baginya, buat apa memikirkan orang lain kalau hal itu hanya akan menghalanginya untuk memperoleh harta, populeritas atau kedudukan. Ia menghibur dirinya dengan mengatakan, “saya akan peduli kepada orang lain kalau sudah sukses memperoleh kekayaan, ketenaran atau kedudukan.” Padahal ketika kekayaan, ketenaran atau kedudukan sudah diperolehnya, ia mungkin lebih egois lagi karena mental itu sudah terlanjur mengakar dalam dirinya.

3. Tidak dapat menikmati proses mencapai sukses
Orang yang menjadikan kekayaan, ketenaran dan kedudukan sebagai tujuan suksesnya akan menjadi sulit menikmati proses mencapai sukses. Hal ini karena ia menganggap sukses sebagai ‘garis finish’ dari proses panjang yang melelahkan untuk sukses. Baginya proses mencapai sukses bukanlah kesuksesan itu sendiri, sehingga ia hanya terfokus pada tujuan yang dianggapnya sebagai sukses sebenarnya. Akhirnya, ia tak dapat menikmati proses perjalanan untuk sampai ke tujuan. Kegembiraan hanya dirasakan kalau ia mencapai tujuan. Selain itu yang dirasakan hanyalah tekanan, kegelisahan dan kekhawatiran. Orang semacam ini menjadi jarang mendapatkan kebahagiaan.

4. Mengabaikan yang lebih bermakna
Orang yang hidupnya hanya untuk mengejar kekayaan, ketenaran dan kedudukan akan mudah mengabaikan kewajiban atau tuntutan lain yang tak ada hubungannya langsung dengan upaya memperoleh harta, ketenaran dan kedudukan. Sudah banyak contohnya orang yang terlalu sibuk mengejar harta menjadi abai terhadap keluarganya. Orang yang ingin mendapatkan jabatan menjadi tega menyikut teman dekatnya. Orang yang ingin tenar menjadi rela menyerahkan kehormatannya. Padahal keluarga, hubungan baik dengan teman dan kehormatan adalah sesuatu yang bermakna dalam hidup. Semua itu dikorbankannya demi memperoleh harta, popularitas dan jabatan.

5. Hidup yang tidak seimbang
Orang yang terfokus hidupnya untuk memperoleh kekayaan, ketenaran dan kedudukan akan sangat berpotensi untuk hidup tidak seimbang. Ia tidak sempat lagi untuk istirahat yang cukup dan berolahraga. Lupa untuk beribadah kepada Tuhan. Tidak sempat lagi untuk belajar. Lupa untuk membina hubungan dengan orang-orang terdekatnya, dan lain-lain. ‘kelupaan-kelupaan’ itu disebabkan waktunya habis tercurahkan untuk mengejar kekayaan, ketenaran atau kedudukan.

6. Gagal memperoleh sukses sesungguhnya
Akhirnya, orang yang menganggap kesuksesan sebagai kekayaan, ketenaran atau kedudukan akan gagal memperoleh sukses sesungguhnya. Ia seperti mengejar fatamorgana. Ia lupa bahwa ada sukses sesungguhnya yang perlu diperoleh daripada sekedar mengejar kekayaan, kedudukan atau ketenaran. Sukses itu tak pernah terpikirkan olehnya karena ia sibuk dengan mengejar harta, popularitas dan jabatan yang tinggi.

Berbagai dampak negatif dari memandang sukses sebagai kekayaan, ketenaran dan kedudukan semestinya menyadarkan kita tentang arti sukses sesungguhnya. Kita perlu memahami hakikat sukses sesungguhnya, sehingga tidak tertipu mengejar sukses semu sepanjang usia kita. Seperti apa itu sukses sesungguhnya dan bagaimana kita dapat mencapainya? Hal inilah yang perlu dijawab semua orang sebelum ia ingin sukses.

Mengapa kita perlu mengetahui indikasi sukses yang sesungguhnya? Sebab hidup hanya sekali. Kita perlu menggunakan hidup yang singkat ini untuk mencapai kesuksesan sejati. Orang yang hidupnya hanya untuk mengejar kesuksesan semu berupa harta, populeritas dan jabatan akan menyesal kelak. Ia seperti mencari air laut untuk diminum. Semakin diminum, semakin dahaga. Semakin dicari kesuksesan semu itu, semakin gelisah dan tak terpuaskan.

Persis seperti yang dikatakan Ali bin Abu Tholib, “Sesungguhnya dunia ini bagaikan ular yang licin, namun mematikan bisanya. Karena itu berpalinglah daripadanya dan dari apa yang mengagumkan engkau, karena sedikitnya yang dapat engkau bawa sebagai bekal; dan jangan risaukan dia karena engkau yakin akan berpisah dengannya; dan letakkan kesenanganmu dalam kewaspadaan terhadap apa-apa yang ada di dalamnya, sebab penghuni dunia begitu ia mulai merasa senang, langsung ia akan terjerumus ke jurang kebinasaan”.

Jika kekayaan, ketenaran dan kedudukan bukan sukses sesungguhnya, lalu apa yang disebut sukses sesungguhnya itu? Jawabannya ada pada makna sukses berikut ini :

1. Sukses adalah keseimbangan hidup
2. Sukses adalah memberikan manfaat bagi orang lain
3. Sukses adalah proses mencapai cita-cita mulia
4. Sukses adalah menikmati kemenangan-kemenangan
5. Sukses adalah ‘akhir yang baik’

Sukses dengan lima makna di atas adalah sukses yang dapat Anda peroleh dengan mudah dan tanpa henti. Hal ini karena sukses tidak lagi dipandang sebagai tujuan berupa kekayaan, ketenaran atau kedudukan, tapi sebagai perjalanan.

Kita akan mencoba membahas makna sukses sesungguhnya itu pada tulisan-tulisan berikutnya. Bersiaplah dan bukalah mata hati Anda untuk menerima paradigma ‘baru’ tentang sukses sejati.


Hidup Seimbang adalah Kesuksesan

“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?” (QS. 67 : 3)

Indikator kesuksesan bukanlah ketika Anda kaya, tenar atau memiliki jabatan yang tinggi. Usahawan John D. Rockefeller, seorang pria kaya yang mendermakan uangnya lebih dari $350 juta selama hidupnya, pernah ditanya berapa jumlah uang yang diperlukan untuk memberi kepuasan kepadanya. Jawabannya, “Hanya sedikit saja”. Novelis H.G. Wells juga pernah berkata bahwa kekayaan, ketenaran dan kekuasaan sama sekali bukan ukuran kesuksesan.

Dalam konteks yang agak berbeda, Hasan Al Bashri pernah berkata, “Barangsiapa mengajakmu berlomba-lomba dengan kebajikan, maka berlombalah dengan dia! Dan barangsiapa mengajak berlomba-lomba dengan dunia, maka lemparkanlah dunia itu pada lehernya! Dunia dengan perhiasannya yang berupa kekayaan, ketenaran dan kedudukan akan membuat kita tergoda untuk berlomba-lomba mendapatkannya." Hasan Al Bashri memahami bahwa hal itu adalah kesuksesan semu, maka ia berkomentar dengan agak keras agar dilemparkan saja ‘dunia’ itu.

Oleh karena itu, cukuplah sudah bukti bahwa kaya, popularitas dan jabatan bukanlah kesuksesan dan kebahagiaan yang Anda idamkan. Ia hanyalah salah satu sarana agar Anda mendapatkan peluang lebih banyak untuk memperoleh sukses sesungguhnya. Itu pun hanya salah satu sarana, bukan sarana satu-satunya. Anda perlu lebih terfokus untuk mencari kesuksesan yang sejati. Yang betul-betul bisa membuat Anda bahagia. Apa itu? Yang pertama adalah menjaga keseimbangan hidup Anda.


Keseimbangan adalah Hukum Alam

Coba Anda lihat alam semesta ini. Anda pasti melihat ada keseimbangan di dalamnya. Ada gunung dan lembah. Ada air dan api. Ada laki-laki dan wanita. Ada miskin dan kaya. Ada warna hitam dan putih.

Ketika dinosaurus punah, alam ditempati oleh binatang-binatang penggantinya yang lebih cocok dengan situasi alam yang telah berubah. Ketika manusia menebangi hutan sembarangan, alam yang tidak seimbang bereaksi dengan mengirimkan air bahnya kepada manusia, sehingga terjadi bencana banjir. Alam bekerja dengan hukum keseimbangan.

Tubuh kita juga bekerja dengan hukum keseimbangan. Kita melangkah dengan seimbang dengan bobot yang didistribusikan secara sama pada kedua belah kaki kita. Tangan kanan dan kiri kita bergerak secara harmonis dan saling bantu membantu. Mata kita ada sepasang, sehingga kita bisa melihat dengan lebih jelas dibandingkan kalau kita hanya melihat dengan sebelah mata. Bentuk raut muka kita juga seimbang antara kanan dan kiri.

Nafas kita juga bergerak teratur dan disesuaikan dengan detak jantung kita. Otak bagian dan kiri kita juga seimbang beratnya. Ketika kita bekerja terlalu lelah dan kurang istirahat, tubuh kita bereaksi dengan menampakkan gejala kesakitan tertentu. Kemudian ketika tubuh benar-benar sakit, maka zat-zat antibodi di dalam tubuh berusaha untuk menyembuhkannya agar tubuh kita kembali berada dalam keseimbangan. Tubuh kita bekerja dengan prinsip keseimbangan.

Jika alam dan tubuh kita bekerja dengan prinsip keseimbangan, maka manusia yang sukses juga adalah manusia yang hidupnya seimbang. Mengapa? Karena kita tak mungkin melawan hukum keseimbangan yang telah given (ada dengan sendirinya) di alam semesta ini. Kita akan ‘kalah’ melawan alam dan tubuh kita sendiri jika kita mencoba hidup tidak seimbang. Sebab kita hidup di dalamnya dan menjadi anggota dari alam semesta yang seimbang ini.

Mungkin Anda pernah melihat ada orang yang mampu melawan hukum keseimbangan alam. Misalnya, orang yang bisa menaklukan gunung Everest (gunung tertinggi di dunia) tanpa bantuan alat oksigen; atau orang yang bisa bertahan di dalam balok es yang sangat dingin; atau orang yang mampu berjalan di atas api. Namun contoh-contoh yang disebutkan itu juga masih berada dalam hukum keseimbangan alam. Karena orang yang mampu melakukannya pasti telah melakukan latihan dan usaha-usaha tertentu, sehingga ia kelihatannya ‘hebat’ di mata orang lain. Tapi sebenarnya ia melakukan hal itu karena bekerja sama dengan hukum keseimbangan alam.

Apa yang Dimaksud Hidup Seimbang?

Hidup seimbang berarti hidup dengan menjaga dua bentuk keseimbangan, yaitu keseimbangan internal dan eksternal.

Keseimbangan internal adalah keseimbangan dalam memenuhi hak dari diri Anda sendiri. Diri Anda memiliki empat dimensi, yaitu dimensi fisik, emosional, mental dan spritual. Masing-masing dimensi perlu dilayani haknya agar diri Anda seimbang. Hak dari dimensi fisik adalah kesehatan tubuh. Hak dari dimensi emosional adalah perasaan yang bersih. Hak dari dimensi mental adalah pikiran yang jernih. Hak dari dimensi spritual adalah kedekatan dengan Tuhan. Semua itu perlu dipenuhi haknya jika Anda ingin dikatakan hidup dengan seimbang.

Keseimbangan eksternal adalah keseimbangan dalam memenuhi hak orang-orang di sekitar Anda. Anda mungkin sudah mengtahui bahwa setiap orang pasti memiliki beberapa peran yang berbeda dalam hidupnya. Anda misalnya, mungkin memiliki peran sebagai ayah bagi anak Anda, suami bagi isteri Anda, anak bagi orang tua Anda, mahasiswa jika Anda kuliah, dan juga menjadi warga di dalam lingkungan sekitar Anda. Dalam contoh tadi berarti Anda memiliki 5 peran dalam hidup Anda.

Orang yang hidupnya seimbang melayani semua peran dalam hidupnya dengan baik. Artinya, ia memenuhi semua hak dari setiap peran hidupnya. Ketika Anda dapat memenuhi semua hak tersebut, baik dalam keseimbangan internal maupun eksternal, maka Anda telah berhasil menyeimbangkan hidup Anda. Sebaliknya, jika satu atau lebih dari hak-hak dalam hidup Anda terbengkalai, maka berarti hidup Anda tidak seimbang.

Dampak dari Orang yang Tidak Hidup Seimbang

Jika Anda hidup tidak seimbang, maka Anda melawan hukum keseimbangan. Anda tak dapat melawan hukum keseimbangan itu. Cepat atau lambat Anda akan merasakan akibatnya, yaitu :

1. Gelisah terus menerus
Dampak pertama dari hidup yang tidak seimbang adalah kegelisahan yang terus menerus. Anda merasa ada yang tidak lengkap dalam hidup ini. Ada yang tercecer dan yang terabaikan, sehingga Anda sering dilingkupi rasa bersalah (feeling guilty).

Mungkin Anda pernah menyaksikan film Leathal Weapon. Film yang berkisah tentang dua orang polisi. Polisi yang satu sudah lama berkarir dan bahagia dengan keluarganya. Sedang polisi yang satu lagi baru berkarir dan rumah tangganya kurang bahagia. Ia bercerai dengan istrinya.

Dikisahkan dalam film itu bagaimana konflik batin yang dialami polisi yang bercerai dengan isterinya itu. Ia sering diliputi rasa bersalah dan penyesalan, sehingga hidupnya selalu gelisah. Ia digambarkan sering melakukan tindakan yang ceroboh, nekat, dan emosional dalam menjalankan perannya sebagai polisi. Untung ia selalu didampingi oleh polisi bijak yang keluarganya bahagia, sehingga selalu selamat dari bahaya melawan kekejaman penjahat.

2. Keberhasilan yang selama ini telah dicapai akan berubah menjadi kegagalan
Kehidupan yang tidak seimbang akan menghancurkan kesuksesan Anda selama ini. Sebagai contoh, ketika Anda sukses berkarir tapi abai menyediakan waktu untuk mengurus isteri/suami Anda, maka cepat atau lambat istri/suami akan ‘merongrong’ keberhasilan Anda dalam karir.

Mereka akan menuntut Anda, bahkan mungkin menuntut secara berlebihan sebagai pelampiasan terhadap kewajiban Anda yang selama ini terabaikan. Jika Anda tak dapat memenuhinya, mungkin hubungan Anda dengan isteri/suami akan berakhir dengan perceraian atau pertengkaran terus menerus. Dampak dari kegagalan rumah tangga ini, bisa mengganggu konsentrasi Anda dalam karir, sehingga cepat atau lambat karir Anda yang sukses akan menurun prestasinya, bahkan dapat hancur jika Anda tak mampu mengatasinya. Ini adalah hukum keseimbangan. Hukum yang akan bereaksi ketika Anda hidup tidak seimbang.

3. Menyakiti orang lain
Ketika Anda hidup tidak seimbang, kemungkinan besar akan ada orang lain yang hak dan kewajibannya Anda abaikan. Ia mungkin akan kecewa dan sakit hati dengan Anda. Pada saat itu, Anda telah mengorbankan yang penting dalam hidup Anda, yaitu hubungan baik dengan orang lain. Rusaknya hubungan akan berdampak pada hilangnya kerjasama, bantuan dan rida dari orang lain. Hal ini jelas akan menyulitkan Anda untuk memperoleh sukses.

4. Tidak bisa menikmati kesuksesan yang lebih besar
Jika Anda hidup tak seimbang, Anda akan sulit untuk memperoleh kesuksesan lebih besar lagi. Hal ini karena ketidakseimbangan akan menganggu konsentrasi Anda untuk bergerak maju. Waktu, pikiran dan tenaga Anda habis untuk menyelesaikan masalah yang muncul dari ketidakseimbangan itu.

Sebagai contoh, Anda sibuk bekerja tapi lupa menjaga kesehatan tubuh. Ketika Anda jatuh sakit, mungkin butuh waktu lama untuk sembuh kembali. Bahkan mungkin sakit itu menjadi kronis dan menahun. Waktu, pikiran dan tenaga Anda jelas akan beralih pada penyembuhan penyakit tersebut. Konsentrasi Anda untuk sukses yang lebih besar lagi akan terganggu. Anda menjadi terhalang untuk memperoleh sukses berikutnya atau sukses yang lebih besar lagi.

5. Mengorbankan sesuatu yang berharga
Hidup yang tidak seimbang membuat Anda mengorbankan sesuatu yang berharga dalam hidup Anda. Hal itu bisa berupa hubungan baik dengan orang lain yang Anda hancurkan, kesehatan yang Anda abaikan, cita-cita luhur yang Anda lupakan, dan lain-lain. Sesuatu yang berharga itu mungkin baru disadari di kemudian hari, sehingga terlambat dan hanya penyesalan yang didapat. Persis seperti cerita seorang anak yang sibuk berkarir dan lupa kepada ibunya.

Suatu ketika, ia mendatangi ibunya yang lama tidak dikunjunginya di rumah jompo. Ia membawa es krim kesukaan ibunya. Es krim itu diterima ibunya dengan sangat gembira. Ibunya berkata, “Sungguh kamu anak baik yang memperhatikan orang lain. Anakku tidak seperti kamu, ia sudah lama melupakanku”.

Ternyata mata sang ibu sudah rabun dan telinganya sudah tuli. Ia tidak tahu bahwa yang memberikan es krim itu anaknya sendiri. Seketika itu juga si anak menangis tersedu-sedu. Ia sadar bahwa selama ini telah melupakan ibunya. Ia bertekad untuk lebih memperhatikan ibunya. Namun semua itu terlambat, karena keesokan harinya ibunya telah meninggal.

Hidup Seimbang adalah Kesuksesan

Mengapa kesuksesan itu berarti hidup seimbang? Paling tidak ada tiga alasan yang mendasarinya :

1. Hidup seimbang membuat Anda terbebas dari berbagai masalah yang tidak perlu terjadi.

Jika hidup Anda seimbang, Anda akan terbebas dari berbagai masalah. Sesungguhnya masalah itu muncul dari ketidakseimbangan. Misalnya, masalah kegemukan muncul karena ketidakseimbangan antara makan dengan olahraga. Masalah keluarga muncul karena ketidakseimbangan antara waktu untuk keluarga dan waktu untuk kegiatan lain. Masalah ekonomi muncul karena ketidakseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran. Masalah permusuhan dengan orang lain muncul karena ketidakseimbangan antara memahami dan dipahami oleh orang lain. Dengan hidup seimbang Anda bersikap preventif. Mencegah masalah sebelum masalah tersebut terjadi.

2. Hidup seimbang membuat perasaan Anda tenteram dan bahagia.

Perasaan tenteram dan bahagia terkait dengan keseimbangan. Coba Anda lihat pemandangan yang indah (karena teksturnya yang seimbang), maka Anda akan merasakan perasaan yang tenteram dan bahagia. Coba Anda dengarkan lagu yang merdu (karena nadanya yang harmonis), maka Anda akan merasa senang. Jika Anda hidup dengan seimbang, alam (hukum alam) akan membantu Anda untuk merasakan ketenteraman dan kebahagiaan. Hal itu karena Anda hidup selaras dengan hukum keseimbangan alam.

3. Hidup seimbang membuat Anda dapat mengembangkan potensi.
Manusia hidup dengan berbagai potensi. Potensi itu dapat berkembang jika disemai dalam ‘tanah’ yang tepat. ‘Tanah’ itu adalah hidup yang seimbang. Persis seperti tanaman yang akan tumbuh subur jika ditanam pada tanah dengan kandungan mineral yang seimbang. Potensi yang berkembang akan membuat Anda merasa lebih puas dan bahagia karena kebutuhan Anda untuk beraktualisasi diri dapat tercapai.

4. Hidup seimbang membuat Anda tidak menyesal meninggalkan dunia.

Jika Anda hidup seimbang, Anda akan mengalami perasaan tenteram dan bahagia sampai Anda dipanggil Tuhan kelak. Anda tidak akan menyesal meninggalkan dunia ini karena Anda tahu telah melaksanakan seluruh hak Anda dengan baik. Tidak ada orang yang Anda sakiti atau Anda abaikan. Anda juga merasa telah menjadi hamba Tuhan yang baik karena tidak menyia-nyiakan umur Anda untuk merusak diri sendiri dan orang lain. Anda akan pulang ke ‘rumah Tuhan’ dengan hati puas dan rida.

Empat hal inilah yang akan dialami oleh mereka yang hidupnya seimbang. Mereka menjadi orang yang sukses karena hidupnya seimbang. Sebaliknya, orang yang hidupnya tidak seimbang adalah orang yang gagal dalam hidup, walau ia kaya, tenar atau memiliki jabatan yang tinggi. Kekayaan, popularitas dan kedudukan yang tinggi tidak membantu seseorang untuk merasakan keempat hal diatas, jika ia gagal menyeimbangkan hidupnya.

Anda mungkin bertanya, adakah contoh orang yang sukses karena hidupnya yang seimbang? Tentu saja banyak contohnya. Mereka adalah para nabi dan rasul, ulama, orang-orang saleh dan para pahlawan. Kalau kita ingin menyebut namanya, beberapa diantaranya bisa disebutkan disini : Nabi Muhammad, keempat khalifah sepeninggal Nabi Muhammad (Abu Bakar, Umar bin Khatab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abu Tholib), para ulama seperti : Imam Malik, Syaf’i, Hambali, Hanafi, Nawawi, Ibnu Taimiyah, dan lain-lain.

Para pahlawan pembela kebenaran, seperti Sholahudin Al Ayyubi, Omar Mukhtar, Sanusi, Hasan Al Banna, Sayyid Quthb, dan lain-lain. Belum lagi dari orang-orang yang tidak terkenal, tapi sebetulnya ada di sekeliling kita karena mereka berhasil hidup dengan seimbang. Ingat! Hidup yang seimbang tidak mengharuskan seorang itu kaya, tenar atau berkedudukan. Bahkan mungkin ia berasal dari orang yang miskin, tidak terkenal atau jabatannya rendah, tapi ia lebih sukses hidupnya daripada orang yang kaya, tenar atau berkedudukan namun hidupnya tidak seimbang.

Orang yang hidupnya seimbang akan mengalami kesuksesan tanpa henti karena sukses bukan lagi dilihat sebagai tujuan, tapi proses. Anda akan jarang sekali mengalami kesuksesan jika sukses itu merupakan tujuan. Apalagi jika sukses itu Anda anggap sebagai tujuan yang besar, seperti memperoleh harta yang banyak, popularitas yang melangit dan jabatan setinggi-tingginya. Namun jika sukses adalah proses, maka Anda akan lebih mudah mencapainya dan akan lebih sering mengalaminya. Bahkan bisa menjadi sukses tanpa henti jika Anda terus menjaga kesuksesan itu, yakni dengan menjaga keseimbangan hidup Anda.

Indikasi Hidup yang Seimbang

Lalu bagaimana cara untuk mengetahui apakah hidup Anda sudah seimbang? Apa indikasi dari hidup yang seimbang itu, sehingga Anda dapat mengevaluasinya dalam kehidupan sehari-hari? Memang, ada beberapa indikator dari kehidupan yang seimbang. Jika Anda memiliki satu dari beberapa indikator di bawah ini bisa dikatakan hidup Anda telah seimbang, yaitu :

1. Anda telah menyediakan kualitas waktu yang cukup untuk menjalankan peran Anda

Yang dimaksud hidup seimbang bukan berarti Anda menyediakan kuantitas (jumlah) waktu yang sama untuk setiap peran hidup Anda. Misalnya, waktu untuk peran sebagai karyawan 8 jam berarti waktu untuk menjalankan peran sebagai ayah/suami bagi keluarga juga harus 8 jam. Bukan begitu yang dimaksud hidup yang seimbang. Sebab pada prakteknya sulit bagi kita menyediakan waktu sama banyaknya untuk setiap peran hidup kita. Yang penting bukan berapa banyak (kuantitas) waktu yang Anda sediakan untuk setiap peran, tapi seberapa kualitas (mutu) yang Anda sediakan untuk menjalankan suatu peran. Walau Anda hanya menyediakan waktu untuk keluarga sehari 2 jam (karena Anda sibuk bekerja), tapi kualitas hubungan yang Anda lakukan sudah dirasakan cukup oleh keluarga Anda, maka Anda sudah menjalankan peran tersebut dengan baik.

Kualitas hubungan yang cukup ditandai dengan tidak adanya komplain (protes) dari orang yang Anda layani. Jadi yang penting bagi Anda dalam menjaga keseimbangan hidup adalah menjaga kualitas hubungan dari masing-masing peran dalam hidup Anda.

Begitu pula untuk keseimbangan internal. Bukan berarti menyediakan jumlah waktu yang sama untuk masing-masing dimensi dari diri Anda (fisik, mental, spritual dan emosional), tapi memberikan kualitas waktu yang cukup kepada masing-masing dimensi agar dapat berkembang secara optimal. Misalnya untuk olahraga (sebagai hak dari dimensi fisik) setiap harinya cukup 15 menit, tapi untuk membaca (sebagai hak dari dimesi mental) waktunya mungkin tidak cukup 15 menit, tapi 30-60 menit. Jadi masing-masing dimensi pada diri Anda mempunyai jumlah waktu yang berbeda untuk pemenuhan haknya.

Ketidakseimbangan dalam memenuhi hak dari setiap dimensi diri Anda biasanya ditandai dengan munculnya gejala ‘ketidakberesan’ dalam dimensi tersebut. Sebagai contoh, ketika Anda terserang flu berarti hal itu merupakan gejala bahwa Anda perlu lebih memperhatikan hak dari dimensi fisik Anda (Anda perlu lebih memperhatikan kesehatan fisik Anda). Jika Anda sering ketinggalan informasi dan sering tidak nyambung ketika ada orang yang berbicara mungkin itu merupakan gejala dari perlunya Anda lebih memperhatikan hak dari dimensi mental Anda (Anda perlu lebih banyak belajar dan membaca). Jika Anda sering merasa sakit hati dan dengki dengan orang lain mungkin itu merupakan gejala dari ‘kurang beresnya’ dimensi emosional Anda (Anda perlu mengasah perasaan Anda). Lalu jika Anda sering merasa kesepian dan kegersangan hati mungkin itu merupakan gejala dari ‘kurang beresnya’ dimensi spritual Anda (Anda perlu memperbanyak ibadah kepada Tuhan).

2. Tidak ada keluhan terus menerus dari orang-orang di sekitar Anda

Indikator lainnya dari hidup yang seimbang adalah ketika orang-orang di sekitar Anda tidak mengeluh secara berulang-ulang kepada Anda karena haknya untuk diperhatikan dan dilayani oleh Anda terasa kurang. Jika Anda menyediakan waktu yang sedikit untuk menjalankan sebagian peran Anda, tapi orang-orang yang Anda perlu penuhi haknya tidak mengeluh secara terus menerus, berarti Anda telah melayani peran tersebut dengan baik. Begitu pula jika keluhan tersebut hanya sesekali dan tidak begitu menunjukkan kekecewaan yang mendalam, maka hal itu masih dalam batas kewajaran. Belum menunjukkan bahwa peran Anda tidak terlayani dengan baik.

Jika ada orang yang mengeluh terus menerus kepada Anda karena haknya merasa terabaikan, maka Anda perlu menilainya dengan proporsional. Apakah keluhan tersebut masih dalam batas wajar atau tidak. Jika sudah berlebihan, Anda tak perlu melayaninya. Misalnya, sahabat Anda minta agar Anda menemaninya kemana pun ia pergi. Permintaan ini sudah berlebihan dan Anda tak perlu melayaninya. Karena kalau Anda layani, waktu Anda untuk melayani peran hidup yang lain akan terabaikan. Padahal Anda ingin agar semua peran hidup Anda terlayani dengan baik. Namun jika keluhan tersebut tidak berlebihan dan proporsional, maka Anda harus segera memenuhi hak-haknya agar hidup Anda kembali seimbang.

3. Tidak ada perasaan bersalah yang terus menerus yang Anda rasakan

Selain tidak ada keluhan, hidup yang seimbang juga ditandai dengan tidak adanya perasaan bersalah yang terus menerus dialami karena Anda merasa mengabaikan sebagian dari peran hidup Anda.

Namun hal ini juga perlu dinilai secara hati-hati oleh Anda apakah rasa bersalah itu obyektif atau tidak. Rasa bersalah yang obyektif muncul dari melanggar aturan yang bersumber dari nilai-nilai universal atau ajaran Tuhan. Sedang rasa bersalah yang tidak obyektif muncul dari perasaan diri sendiri atau pengaruh dari luar, padahal itu sebenarnya bertentangan dengan nilai-nilai universal atau ajaran Tuhan. Misalnya, jika Anda merasa bersalah karena sering tidak menepati janji maka hal itu merupakan rasa bersalah yang obyektif. Namun jika Anda merasa bersalah karena tidak mau memenuhi tuntutan pacar Anda untuk berhubungan seksual sebelum nikah, maka itu adalah perasaan bersalah yang subyektif. Rasa bersalah yang subyektif tidak perlu dijadikan indikasi dari ketidakseimbangan hidup Anda, tapi rasa bersalah yang obyektif perlu Anda jadikan sebagai indikasi dari ketidakseimbangan hidup Anda.

4. Berbagai peran/dimensi diri Anda saling mendukung satu sama lain

Indikasi lain dari hidup seimbang adalah ketika berbagai peran hidup Anda dan berbagai dimensi dalam diri Anda saling mendukung pencapaian misi hidup Anda. Misi adalah filosofi hidup Anda. Misi adalah keyakinan, nilai-nilai, ideologi atau agama yang menjadi pedoman hidup Anda. Ketika peran/dimensi dalam hidup Anda saling mendukung satu sama lain untuk pencapaian misi hidup Anda, berarti hidup Anda seimbang. Sebaliknya, ketika peran/dimensi dalam hidup Anda tidak saling mendukung pencapaian misi hidup Anda, berarti hidup Anda tidak seimbang. Misalnya, Anda berprofesi sebagai mahasiswa, tapi di sisi lain Anda juga menjadi bandar narkoba, maka peran-peran tersebut saling bertentangan satu sama lain dan tidak saling mendukung pencapaian misi hidup Anda.

by. Era Muslim