Senin, 20 Desember 2010

Awas Waswas!


Dalam keadaan baju yang basah dan wajah yang lelah ia berdiri di hadapan teman-temannya. Setelah itu ia angkat kedua tangannya ke atas kepalanya, seraya berkata dengan lantang, “Allahu akbar!” Teman-temannya kaget dan mungkin saja menertawakannya dalam hati. Ada apa dengannya? Ia baru saja memenangkan perlombaan maraton? Atau baru menyabet juara satu perlombaan renang? Atau baru saja latihan jihad? Bukan. Bukan itu semua. Ia sedang memulai shalat ketika itu!

Ia salah seorang teman saya, sebut saja Ridwan (nama samaran). Setelah “menghilang” beberapa lama dari pondok pesantren, ia kembali lagi dalam keadaan sudah tidak “normal” . Badannya jadi nampak kurus, mukanya sedikit pucat dan pandangannya terlihat sayu, hanya sedikit gairah hidup yang terpancar di matanya. Bukan itu saja, banyak tingkah laku barunya yang membuat teman-temannya mengernyitkan kening atau geleng-geleng kepala.

Bila di kamar kecil ia bisa menghabiskan waktu lebih dari setengah jam hanya sekedar untuk buang air kecil! Kalau buang air besar atau mandi? Tentu bisa berjam-jam. Ketika hendak shalat, ia bisa menghabiskan lima belas menit lamanya hanya sekedar untuk berwudhu. Lalu ketika baru saja masuk shaff, ia sering membatalkan shalatnya, lalu mengulang lagi “ritual” yang tadi dikerjakannya di kamar kecil dan di tempat wudhu. Karena “ritual” itu pula, ia jadi sering tidak mendapatkan jamaah shalat dan itu terjadi di setiap shalat lima waktu.

Bila shalat sendiri (karena masbuk), mungkin lima menit lamanya ia habiskan hanya untuk takbiratul ihram; ia mengulangnya berkali-kali dengan suara yang keras! Begitu juga shalatnya, sangat lama. Bukan karena membaca surat atau dzikir yang panjang, tapi karena ia mengulang-ulang bacaan yang baru dibacanya, seakan bacaannya selalu salah!

Bisa jadi orang-orang tertawa menyaksikan tingkah lakunya yang serba aneh seperti itu, tapi saya justru merasa kasihan dan prihatin dengannya. Sebab, sebenarnya ia sedang menderita ketika itu. Saya bisa merasakan penderitaannya, karena saya sendiri pernah merasakan apa yang dirasakannya, meskipun tidak separah yang menimpanya. Ia tertimpa penyakit yang menurut istilah fuqaha dinamakan waswas. Waswas adalah keraguan yang ditiupkan syaithan kepada seseorang sehingga seakan-akan (keraguan itu) menguasai ibadahnya atau perkara din lainnya.

Penyakit itu awalnya terjadi pada satu masalah, tapi lambat laun akan merembet ke masalah lainnya bila tidak segera ditangani. Seperti yang pernah saya rasakan beberapa tahun silam. Pertama kali terjadi ketika shalat. Dalam suatu shalat, ketika sedang membaca Al-Fatihah, saya merasakan lidah ini berat dalam mengucapkannya. Seolah-olah bacaan saya kurang benar atau kurang fasih. Dan itu terjadi di setiap shalat lima waktu. Tidak berapa lama setelah itu, saya merasakan “keanehan” lain lagi, yaitu dalam wudhu. Setiap berwudhu saya jadi sering ragu. Kerap ada saja beberapa bagian anggota wudhu yang terasa belum terbasuh, entah ujung jari atau tumit kaki atau anggota wudhu lainnya.

Waswas itu tidak berhenti sampai di sini. Setelah itu, acap kali saya ragu dalam menghitung berapa kali saya membasuh anggota wudhu: apakah sudah tiga kali atau baru dua kali? Atau justru baru satu kali atau malah belum di basuh sama sekali? Waswas seperti itu memaksa saya untuk mengulang-ulang membasuh anggota wudhu (mirip seperti yang dilakukan Ridwan) agar lebih “yakin dan tenang”. Namun ketenangan kah yang saya dapatkan? Yang terjadi justru sebaliknya. Makin sering keraguan dan waswas melanda ibadah saya ini, bahkan merembet pula ke ibadah lainnya. Tentu saja itu sangat menyiksa, sebab bukan kelelahan fisik saja yang terasa, tapi psikis ini pun turut berteriak. Waswas memang benar-benar merusak ibadah dan fisik seseorang!

Bukan hanya itu saja penderitaan yang dihasilkan penyakit ini. Bila tidak segera ditangani dan diobati Waswas juga bisa merusak perkara din lainnya, di antaranya aqidah penderitanya! Dan itu yang dialami Ridwan. Saking parahnya waswas yang menimpanya, sampai keluar dari lisannya pertanyaan yang membuat saya merinding, “Apa benar ya, Allah itu di atas Arsy? “ Waswas sudah menyerang aqidahnya!

Dan yang mengerikan juga (entah ini lebih atau kurang mengerikan dari sebelumnya) waswas ini bisa membahayakan nyawa penderitanya. Kakak Ridwan bercerita bahwa suatu hari ketika curhat dengannya Ridwan pernah mengutarakan keinginannya untuk mengakhiri hidupnya, karena frustasi dengan penyakit waswasnya tersebut!

Masih ada lagi efek mengerikan dari waswas. Ibnul Qayyim dalam Ighatsatullahafan menyebutkan bahwa penyakit waswas yang telah kronis itu bisa membawa penderitanya menjadi seperti Sufasthoiyyah yaitu kaum yang mengingkari sesuatu yang konkret dan nyata. Bila mereka telah melakukan sesuatu yang disaksikan sendiri oleh mata mereka dan didengar oleh telinga mereka serta dirasakan oleh tubuh mereka, mereka menganggap bahwa perbuatan itu hanya ilusi bukan hakikat yang sebenarnya! Sangat mirip dengan orang gila! Naudzubillah min dzalik..

Tidak ada suatu penyakit, kecuali pasti ada obatnya. Demikian Nabi kita صلى الله عليه وسلم bersabda. Maka begitu pula dengan penyakit waswas ini, pasti ada obatnya. Dari beberapa penjelasan Ibnul Qayyim dan beberapa ulama lainnya, bisa disimpulkan obat waswas yaitu:

1. Memperbanyak dzikir dan memohon pertolongan kepada Allah, di antaranya ta’awudz (memohon perlindungan) dari syaithan. Sebab, penyebab penyakit ini, tidak lain, tidak bukan, muncul dari syaithan. Ialah yang memiliki andil besar dalam memunculkan dan “mengembangbiakkan” penyakit ini pada diri seseorang, disamping kelemahan mental si penderitanya juga.

2. Melawan waswas itu dengan yakin.
Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda, “Syaithan mendatangi salah seorang dari kalian lalu bertanya, ‘Siapa yang menciptakan ini? ‘ ‘Siapa yang menciptakan itu? ‘ , sampai ia bertanya, ‘Siapa yang menciptakan Rabbmu?’ kalau sudah sampai keadaan begini, maka memintalah perlindungan kepada Allah dan berhentilah (mendengar bisikan itu). “ (HR. Bukhari: 3276 Muslim: 214) dalam riwayat lain: hendaknya ia berkata, “Aku beriman kepada Allah, benarlah Allah dan Rasul-Nya.”

Tatkala seseorang mulai merasakan gejala penyakit ini, maka ia harus segera melawannya dengan yakin. Ketika sering ragu apakah keluar sesuatu dari kemaluan tatkala selesai buang hajat, maka yakini tidak keluar apa pun darinya. Ketika waswas muncul saat berwudhu, sudah dibasuhkan tangan ini? Sudah terkena air kah tumit ini? Maka lawan dengan yakin,” Ya, saya sudah membasuh tangan dan tumit saya “ . Begitu juga dalam perkara ibadah lainnya, ketika waswas melanda, ia harus melawannya dengan yakin.

Setelah mencoba resep yang dinasihatkan para ulama di atas, walhamdulillah, setelah sekian lama dibelenggu waswas, akhirnya saya bisa sembuh dari penyakit berbahaya ini. Saya bisa kembali menikmati hidup dan ibadah dengan tenang tanpa ada waswas dan keraguan. Karena itu, bagi yang telah terserang penyakit ini, segeralah diobati. Dan bagi yang belum terserang-semoga saja tidak terjadi tentunya- waspadalah!

Oleh Anung Umar

6 komentar:

  1. Bismillah..
    Ustadz, saya mau tanya, saya dulu terkena penyakit was-was sampai saya meninggalkan beberapa shalat karena saya tidak mampu melawan rasa was-was tersebut. yang ingin saya tanyakan. apakah saya wajib mengQadha' shalat yang saya tinggalkan dulu? apakah hukum orang yang tidak bisa melawan rasa was-was nya sama dengan hukum orang gila? karena saya pernah membaca suatu riwayat: Abul Faraj Ibnul Jauzi bercerita, ” Ibnu ‘Aqil pernah cerita kepadaku, bahwa ada seorang laki-laki datang kepadanya dan berkata, ‘Apa pendapatmu jika aku mandi besar dengan menceburkan diriku ke air berkali-kali, tapi aku masih ragu, apakah mandiku sudah sah apa belum?’ Ibnu ‘Aqil berkata, ‘Pergilah kamu! Kamu tidak berkewajiban untuk shalat,’ Dia bertanya keherana, ‘Bagaimana bisa begitu?’ Ibnu Aqil menjawab, ‘Karena Rasulullah telah bersabda, “Kewajiban tidak diwajibkan bagi tiga orang. Orang gila sampai ia sembuh, orang tertidur sampai ia bangun, anak bayi sampai ia baligh.” Orang yang telah menenggelamkan badannya ke air berkali-kali, lalu ia ragu apakah mandinya sudah sah apa belum adalah orang gila.” (Ighatsatul Lafhan: 1/ 34).
    Alhamdulillah, keadaan saya kini mulai membaik. yg ingin sya tanyakan, apakh saya wajib mengQadha'shalat saya yang dulu? jazakallah..

    BalasHapus
  2. untuk yang komen di atas...bisa kasih tau alamat e-mailnya ga?

    BalasHapus
  3. maaf saya numpang koment,untuk mas anonim: tingkat waswas anda apakah sudah sampai tinggatan tidak bisa membedakan lagi antara yang nyata dan yang tidak nyata? kalau sudah tingkatan seprti itu sudah layak untuk meninggalkan shalat karna keadaan anda sudah sama dengan orang gila.
    akan tetapi jika belum sampai itu maka anda tetap harus mengqadha shalat, karena akal anda masih sehat dan tidak 'berubah'.
    wallahua'lam bishshawab

    BalasHapus
  4. Assalam…ustadz….sy skrang berumur hmpir 23 tahun,,,sya sdah mngalmi was2 mulai dri umur 13 tahun….ketika awal2 trkena pnykit was2 ini sya benar2 merepotkan urang tua sya n sring mlwan kta2 mreka krna apa yg mreka nsehatkan kpd sy sllu bertentgn dgn pikiran was2 sya….seiring berjlannya waktu…pykit was2 itu mulai berkurang namun t’ 100% hilang….yaitu ktika sya mnginjak msa2 kuliah….namun ktika semester 6…was2 itu kmbli muncul n mengganggu smpai skrang n sya mrsa sngat tertekan krna bgitu beratnya n susahnya utk beribdah kpd Nya…bdan sya pun smkin kurus…n teraniaya krna berjam2 dkamar mndi utk bersuci,wudhu n mandi…dan berjam2 berdiri utk niat sholat krna susah mintak ampun utk niat sholat…
    sy ingin brty ustad beberapa permsalahan yg sya hdapi:
    1.ketika sya BAK dlm keadaan jongkok di lantai kmar mndi…sya slalu was2 clna atau bju sya terkena cipratan BAK maupun air cebok stelah BAK…akhirnya sya sering menanggalkan smua pkaian saya ktika BAK…stelah cebok jongkok sya berdiri n menyiram bgian maaf ustad pantat sya kiri n kanan smpai bawah kaki berulang2 kali…n bagian depan dri pinggang smpai tlpak kaki berulang-ulang kli…Hal ini sy lakukan krna ktika clana sya buka sya jongkok lbih mndekati lantai n sya was2 BAK maupun air bkas cebokan mngenai bgian blkang mlai dri pantat blkang maupun pinggang depan smpai bwah…bahkan krna was2nya…maaf lgi ustad…sya mnyiram bra sya krna tkut trkena cipratan air ceboakan…n akhirnya krna udah basah sya sering mndi sklian wlupun sdah mlam hri yg bsa mnyebabkan paru2 bsah jika sering mandi mlam2…hal ini mmbutuhkan waktu yg sngat lama n tubuh sya tersiksa…sering ktika sholat sbuh sya msuk kmar mandi jam 5 pagi…jam stngah 7 bru kluar kmar mandi….bgaimana solusinya ini ustad? bgaimana sbiknya sya BAK biar tidak buat sya smkin tertekan n menderita srta t’ butuh wktu lama…
    2. Kebanyakan orang BAK maupun BAB di closet,,,sjak trkna pnyakit was2 sya t’ pernah BAK di closet krna sya was2 ketika BAK mngenai air di dalam closet maupun ketika cebok..BAK maupum air cebokan yg jtuh k lubang closet akan memercik ke atas yg akan mengenai tubuh sya kmbali…utk BAB sya tetap buang d closet…namun ktika cebok sya pindah ke lantai krna tkut air cbokan k lubang closet akan memerciki tubuh saya…stiap BAB psti sya slalu menanggalkan clna sya krna was2 ktika BAB jtuh k closet…air closet akan memerciki clana saya bgitupun ketika cebok…hal ini mnyebakan sya bisa stngah smpai 1 jam d kmar mandi….bgaimna solusinya ini ustad?
    3. Saya mngalami keputihan sjak smp…apalgi stelah saya terkena was2…sya sring bsah2 shingga pykit keputihan ini mnjdi2 n tiap hari sya alami…ktika slasai cebok…sya sring mersa keputihan sya kluar lagi…tpi sy tidak yakin akan hal itu…ktika sya bersuci lgi sya tidak mrasakan lendir yg kluar…n ini sring skli terjdi shingga sya sring bolak2 blik bersuci utk mghlgkkan was2 sy pdhal sya tidak ykin yg kluar itu dalah kputiha,,,tpi krna sya was2 sya sring bersuci lgi…n ini mghbiskan wktu yg lama n buat sy sgt capaek…bgaimna solusinya ini ustad:
    4. ketika berwudhu sya sring mrsa buang angin shingga utk memulai wudhu pun susah kran sya mrsa buang angin pdahal sya tdk ykin 100% yg trjdi itu adalah buang angin…slain itu ktika bca niat wudhu pun sya mrsa ragu..mrsa buang agngin n susah niat ini buat sya bsa stngah jam atau 1 jam dkamr mandi…yg buat sya smkin tersiksa..n bju sya slalu bsah….bgaimna solusinya ini ustad?

    BalasHapus
  5. lanjutan pertanyaan resti
    kdg ketika mmbsuh muka 2 kli air d bjana tidak cukup n bcaan niat sya pun terputus bru smpai “sgj aku berwudu mmbersihkan hdas kecil….ktika mngambil air n mmbasuh mka utk ktiga kli bru sy smbung niatnya “wjib atasku krna Allah lillahi ta’ala”…apakh bleh dsmbubg sperti itu ustadz? kdg krna sya was2 sy ulang lgi wudhu say….
    3. Saya kan kputihan,,,slalin membersihkan tmpat kluarnya…sya juga membersihkan bag kanan kiri…maaf ustad…tmpat tumbuhnya rambut kmluan kran sya tkut ada kputihan yg menmpel dsana….krna was2 sya mencucinya berulang kli baik d kana bahkan di kiri…utk membersihkan slah satu bgian sja kdh sya gunakan lbih dri 3 ember air…krna itu smua…sya jdi mghbiskan air sngat byak,,,capek jongkok…n sring telat msuk kerja…bgaimana solusinya ini ustadz?
    4. ketika bersuci….sy mngambil air dgn gayung…naum ada bbrpa te2s air yg jtuh dri gayung k lantai…di lantai ada air bkas cbokan sya….air yg jtuh itu memercik…mngenai kaki n sy was2 jga mngenai clana sya…apakh bleh clana itu sya paki utk sholat ustad? n bgitupun ktika sya cebok…jika air cebokan memercik k clana sya apakh boleh dbwa sholat?
    5. Ustad,,,sya jg mngalami kraguan yg sngat dahsayat ktika mndi junub…sy bsa mnghbiskan wktu 1 jam smpai 2 jam….sya ragu utk niat n ragu apakah smua bgian /helaian rambut sya sdah trkna air…sy ragu pakah smua kulit tubuh saya sudah dibsahi air…bgaimana solusinya ini ustadz?
    6. ketika hendak sholatpun sya mngalami berbagai kraguan ustadz…sya ragu pakah msih ada rambut sya yg nampak walupun bag kecil…shingga utk memaki mukenah pun susah….pdhal kdg sya sudah pkai jilbab di dalam…sya ragu apakh srung yg sya gunakan sdah menutupi sluruh bagian kaki sya,,,shingga utk menceknya sy jga butuh wktu lama utk mykinkan dri sya….sya jga ragu letak kaki sya apakah sdah lurus kiri kanan atau belum…pdahal letak kai yg t’ lurus t’ mmbtalkan solat…tpi sya tetap sulit utk niat jka sya blum ykin letak kaki sya lurus…sya pun ragu apakh kiblat sya sdah pas atau trlalu miring….utk memulai sholatpun sya sdah mghbiskan wktu byak utk smua ini ustad…bgaimana solusinya ustad?
    7. utk niat solat sya tersangat2 ragu ustad….bisa smpai berjam2…kdg sudah stngah niat krna trpikir sesuatu atau trdengar org ngobrol maupun suara tv…spontan sya putuskan lgi niat sya…n mngulangnya kmbli….utk memulai niat pun susah krna stiap akan niat slalu trpikir sesuatu….utk mghindari suara tv kdg kondisi t’ memungkinkan krna sya t’ hidup sndiri…sy hidup brsama org lain yg tdak mungkin sya suruh mematikan tv stiap sya sholat…n walaupun tv mati itupun t’ mnjamin sya akan cepat utk niat…krna kraguan slalu menghantui sya sperti pikiran n lainnya…bgaimana solusinya ustad utk msalah ini? kdg sdah hbis pun waktu sholat sya kerjakan sya blum juga bsa niat…n yg pling parah jka saya solat ketika kondisi sdg bekerja…sdah waktu lama hbis krna bersuci n berwudhu utk niat pun sulit…ktika sdah bisa niat sya jdi tdak tenang dlam sholat krna takut kna marah pimpinan krna trlalu lam izin sholat bisa smpai 1 jam pling cepat 40 menit…

    BalasHapus
  6. Maafkan sy ustadz krna trlalu byk bertanya…namun ini smua krna sya sdah sngat teretekan n trbebani oleh smua ini…bdan sya pun tersiksa krna berjam2 trkena air d kamar mndi…berjam2 berdiri utk niat…aktivitas sya yg lain trhganggu krna waktu sya hbis utk solat…sya tidak bsa berjanji tepat waktu pd orang lain….sya tdak py byak waktu utk tdarus maupun zikir…kran utk solat sja sdah mnghbiskan waktu sngat lama…dmana pekrjaan lain sdah menunggu n mendesak…hidup sya terbebani kmanapun sya pergi…..solat sya sring trlewatkan krna wktunya sdah hbis krna trlalu lma berniat….skli lagi saya minta maaf ustad ataspertanyaan yg saya ajukan ini…sya hy ingin hidup lbih baik dbawah ridho Nya…skrang sya msih sndiri…sya t’ thu apa yg trjdi nanti jika sya telah berkluarga dgn kondisi yg sperti ini…ketika sendiri sja sya tidak bisa mnuntaskan sgla aktivitas sya krna waktu sya abis d kmar mandi n sholat…aplgi jka tlah berkeluarga…
    sya mohon ustad…tolong djawab stiap pertanyaan sya…sya mohon solusi trbaik agar bsa terlpas dri smua ni…agr bsa beribdah dngan baik….Semoga tuhan mlimpah rahmat Nya utk Ustadz atas stiap solusi yg ustad berikan kpda oran2 yg mnglami mslah sperti saya…Aamiin…

    BalasHapus