Sabtu, 27 Juni 2009

Macam-Macam Nafsu


Oleh :
H.Sirajuddin Syamsul Arifin Noer


Ahli Tashawwuf membagi nafsu kepada beberapa tingkatan, antara lain yang terdapat dalam Al-Qur’an adalah :

1. Nafsu Ammarah adalah nafsu yang suka menyuruh kepada kejahatan, seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an surat Yusuf ayat 53 :
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan (Ammarahh Bissu’), kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang.
(QS. Yusuf [12] : 53)

2. Nafsu Lawwamah adalah berjuang antara kebaikan dan kejahatan, bila berbuat kebaikan menyesal kenapa tidak berbuat lebih banyak, apalagi kalau berbuat kejahatan, lebih sangat menyeasal lagi, .seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-Qiyamah ayat 2 :
Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali
(Lawwamah) dirinya sendiri.
(QS. Al-Qiyamah [75] : 2)

3. Nafu Musawwilah adalah nafsu yang pandai menipu, sehingga kejahatan tampak sebagai suatu kebaikan, seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an surat Yusuf ayat 83 dan 18 :
Ya'qub berkata : "Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan yang buruk (Musawwilah) itu.
(QS. Yusuf [12] : 83 dan 18)

4. Nafsu Muthmainnah adalah nafsu yang tenteram, tenang, aman dan damai dalam mengingat Allah dan menjalankan perintah-Nya. seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-Fajr ayat 27.

Hai jiwa yang tenang (Muthmainnah). Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, Masuklah ke dalam syurga-Ku.
(QS. Al-Fajr [89] : 27-30)

Jumat, 26 Juni 2009

Sebuah Pelajaran Tentang Kebahagiaan…


Dalam kehidupan yang telah dijalani, Allah SWT telah mempertemukanku dengan dua orang sahabat yang luar biasa yang selalu menjadi pembanding dalam hatiku. Dua orang yang membuatku melihat bahwa bagaimana sebuah kehidupan itu dapat memberikan kebahagiaan tanpa dipengaruhi oleh status dan harta yang melimpah.

Orang yang pertama adalah seorang pengusaha. Ia berkantor di gedung megah di sebuah jalan dengan nama jenderal yang tersohor di Jakarta. Seorang dengan kekayaan yang lebih dari 100M dan hidup sangat mapan. Makan siangnya ia habiskan dari satu hotel mewah ke hotel mewah lainnya. Makan siang yang dengan harga yang begitu fantastis, tapi tidak pernah membuatnya puas. Pernah sekali waktu ia bercerita kepadaku, ia harus makan siang di Singapura untuk memenuhi rasa puasnya. Tapi tetap saja ia mengeluh. Ada saja suasana yang salah dalam makan siang nya itu. Hidupnya begitu dikelilingi oleh orang-orang yang sangat setia kepadanya. Orang-orang yang tidak dapat membantah keinginannya. Tetapi ia tetap mengeluh dan merasa hidupnya tidak dihargai oleh mereka. Ia menganggap istrinya hanya menghabiskan kekayaannya dan anak-anaknya tidak mengerti akan susahnya mencari uang. Ia mencap anak-anaknya dengan “Terbiasa Hidup Enak” dan selalu mencurigai mereka ketika mereka ingin mengajaknya berbicara atau bertukar pendapat. Ketika anak-anaknya bertanya kepadanya akan sesuatu hal, ia selalu mengomentarinya dengan mengatakan, “pasti ujung-ujungnya duit”. Lain lagi dengan istrinya yang ia anggap sebagai sebuah mesin “Vacum Cleaner” yang menyedot uang berapapun ia berikan.

Setiap bertemu denganku, keluh kesah itu selalu terdengar. Ia merasa hidupnya amat terasing, dan tidak dicintai oleh orang-orang terdekatnya sekalipun. Ia bosan dengan orang-orang yang selalu menuruti kemauannya. Ia ingin dihargai dengan seseorang yang mengatakan “tidak” kepadanya. Aku hanya tersenyum. Aku bertanya kepadanya, “Jika istri atau anak-anak mu berkata tidak kepadamu, apakah engkau marah?” “Tentu” Jawabnya. “Kalau begitu, belajarlah untuk tidak marah terlebih dahulu.” Jawabku.

Dalam berbagai pertemuan denganku selalu yang menjadi topik pembicaraan adalah tentang usahanya. Ia selalu berkeluh kesah tentang segala macam hal-hal kecil yang sebenarnya tak perlu ia khawatirkan. Suku bunga yang naik, pajak ekspor, sampai dengan ketakutannya kalau pemilu akan gagal dan dampaknya kepada bisnisnya. Sesuatu yang sebenarnya riak-riak biasa dalam sebuah usaha yang tidak perlu ditakuti bagi perusahaan sebesar yang ia miliki.

Ia terkena insomnia beberapa tahun yang lalu. Jika malam menjelang, ia hanya menghabiskan waktunya dengan membaca dan menonton tv. Sesekali jika bosan, ia memanggil salah seorang satpamnya yang selalu “bertengger”di pos depan rumahnya untuk bertanding catur dengannya. Sungguh sebuah hidup yang ironis ditengah tumpukan kekayaan dan kemapanan.

Berkali-kali aku mengingatkan akan pentingnya arti sholat baginya. Tapi ia selalu menampiknya. Baginya sholat itu tidak terlalu penting. Dalam sebuah kesempatan kutuliskan sebuah catatan baginya:

“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS Thaahaa [20]:124)


Sahabat kedua yang luar biasa bagiku adalah seorang yang teramat biasa. Aku bertemu dengannya di masjid tempatku biasa berjamaah. Ia seorang “office boy” dari sebuah perusahaan majalah wanita. Dalam pertemuan sehabis berjamaah Dhuhur dan Ashar, ia selalu bercerita kepadaku tentang keluarganya. Ia memiliki anak 7 orang. Yang paling besar duduk di kelas 2 SMP dan yang terakhir berumur 5 bulan. Setiap ia bercerita tentang keluarganya kepadaku, matanya begitu berbinar dan raut wajahnya begitu ceria. Ia bercerita, ia masih menumpang kepada mertuanya. Mertuanya itu memberinya sebuah kamar untuk ia tinggali bersama istri dan anak-anaknya. Ia sadar bahwa itu tidak cukup baginya dan keluarga kecilnya, tapi ia juga tak mampu untuk mengontrak rumah. Sejak kelahiran putrinya yang terakhir, ia mengalah dan tidur di musholla sebelah rumahnya bersama anak pertamanya. “Saya senang, pak, karena tiap malam saya bisa bertahajud dengan suasana yang sangat hening dan damai di musholla.” Begitu ia bercerita kepadaku.

Setiap kami bertemu, tidak pernah ia berkeluh kesah kepadaku. Tidak juga memohon belas kasihan atau bantuan. Ia selalu berbinar dan ceria. Hidupnya yang jauh dari kecukupan tidak pernah menyurutkannya. Ia bercerita kepadaku, beberapa minggu yang lalu, salah seorang keluarga istrinya, yang tidak memiliki keturunan, datang untuk mencoba membujuk dirinya dan istrinya agar mengasuh salah satu atau dua anaknya. Ia menampiknya dan percaya bahwa Allah SWT akan mencukupi segala kebutuhan mereka.

Tidak tampak kelelahan atau kesusahan dalam raut wajahnya. Setiap habis sholat berjamaah, doa-doanya begitu panjang ia panjatkan. Aku teringat akan seorang sahabat Rasulullah saw dengan sebutan “Bastul Wajhi” (Wajah yang bercahaya). Billal bin Rabbah namanya. Seorang “bekas” budak dengan warna kulit yang gelap tapi mendapat gelar yang begitu agung dari Rasulullah. Setiap Rasulullah berkumpul dengan para sahabatnya dalam sebuah majelis, jika Bilal tidak kelihatan, Rasulullah selalu mencarinya dengan mengatakan, “Dimana Bilal?” Suatu ketika Rasulullah bertanya kepada Bilal di depan para sahabatnya , “Wahai Bilal, ditampakkan kepadaku surga, dan aku melihat langkahmu mendahului langkahku di dalam taman surga. Amalan apa yang engkau perbuat sehingga begitu?” “Bilal menjawab, “Ya Rasulullah, tidak ada sesuatu yang melebihi Engkau selain daripada setiap aku habis berwudhu, aku kerjakan sholat sunnat dua rakaat.” (HR At Tirmidzi).

Suatu kali, setelah sholat berjamaah, sahabatku ini datang kepadaku dengan membawa sesuatu. Ia berkata kepadaku, “Pak, tetangga saya baru pulang haji, saya diberi oleh-oleh tasbih ini, mohon Bapak pergunakan saja. Saya lihat Bapak suka berdzikir, pakailah tasbih ini supaya saya juga mendapat kebaikan dari amal sholeh Bapak.” Mataku berkaca-kaca. Tak pernah rasanya aku dihargai orang lebih dari apa yang ia perbuat kepadaku. “Insya Allah” Jawabku. Suatu ketulusan yang luar biasa. Ia bercerita, ia ingin selalu berbuat amal sholeh. Tapi ia sadar ia tidak dapat membantu orang lain dengan harta yang dimiliknya. Ia ingat apa yang Rasulullah saw sampaikan, “Senyum itu juga sedeqah.”(HR Muslim). Ia ingin berbuat baik kepadaku, tapi ia memiliki keterbatasan. Ia bahagia dengan apa yang ia lakukan. Sejak itu tasbih itu selalu menyertaiku dan sebuah ketulusan yang selalu menjadi panutan bagiku.

“…Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (kebutuhan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS Ath Thalaaq [65]:3)

Aku bersyukur kepada Allah SWT, dua sahabat yang telah mengajarkan kepadaku sebuah arti kebahagian. Kebahagian bukanlah terletak pada tumpukan harta tapi ketaqwaan kepada Allah SWT. Rasulullah bersabda, “Wahai sahabat-sahabat ku tidaklah disebut kaya seseorang itu karena banyak hartanya, tapi yang disebut kaya (yang sebenarnya) adalah kekayaan jiwa.” (HR Bukhari & Muslim)

Aku teringat akan sebuah doa Rasulullah saw, “Ya Allah cukupkanlah bagiku rezeki yang halal daripada yang haram dan anugerahkanlah kepadaku kekayaan, dengan kemurahan-Mu, melebihi siapapun selain Engkau.” (HR At Tirmidzi)

AKU DAN JIWAKU


AKU DAN JIWAKU

# Karena tidak melakukan dosa besar,
sering aku merasa tak memiliki dosa besar….
Padahal kumpulan dosa-dosa kecilku menjadi dosa besar

Jiwaku berkata :
” Ingatkah kamu betapa banyak dosa kecil yang
menyebabkan pelakunya Su’ul Khatimah (akhir yang buruk)?
Terkadang dosa kecil bisa berubah menjadi dosa besar...
Ketika rutin dilakukan;
Menganggap kecil dosa;
Merasa senang dengan dosa;
Menyepelekan perlindungan Allah;
Pamer dosa;
Menginspirasi pendosa lain."

Dan ingatlah ketika Ibnu Abbas r.a berkata :
" Wahai pemilik dosa, kamu pasti akan mengikuti dosa besar dari dosa yang lain,
Kurangnya rasa malumu kepada orang yang sebelah kanan dan kirimu adalah dosa besar,
Kamu tertawa sedangkan kamu tidak tahu apa yang akan diperbuat Allah padamu adalah Dosa besar.
Kebahagiaanmu dengan dosa yang kamu lakukan adalah dosa besar,
Kesedihanmu terhadap dosa ketika kamu kehilangannya adalah dosa besar.
Dan ketakutanmu dari angin yang jika menggetarkan pintumu , namun dosa yang kamu lakukan tidak menggetarkan hatimu dari pandangan Allah terhadapmu adalah dosa paling besar . "

# Karena ibadah wajib sudah kukerjakan.
Sering ku merasa amal kebajikanku sudah cukup.
Padahal tidak ada jaminan kualitas atas hal itu.

Jiwa ku berkata :
” Benar, Tidak ada jaminan kualitas atas hal itu”.
Jika ibadah yang kamu lakukan semata-mata hanya sebatas penggugur kewajiban, alangkah kasihannya kamu.Ibadah hanya beban, ritual, alakadarnya.
Kebohongan terbesar manusia adalah ketika mengganggap ibadah bukan kebutuhan.
Bagaimana mungkin kamu mengharap “Dicintai Allah” bila kamu tidak pernah melakukan” amalan-amalan yang dicintainya?
”ENERGI IBADAH akan memancar kuat jika kamu beribadah dengan amalan yang sangat dicintai Allah SWT dan digemari Rasulullah SAW,

# Karena kedua perekam itu tidak terlihat,
begitu nikmatnya kubicarakan kejelakan orang lain.
Padahal suara hatipun terekam oleh keduanya.

Jiwaku berkata :”Hindarilah Ghibah”. Ingatlah ketika seseorang mengalami azab kubur yang sangat pedih disebabkan karena ia suka menggunjing.
"Jauhilah kebanyakan dari prasangka
Sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa
Janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain
Janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain
Sukakah diantara kamu memakan daging saudaranya sendiri yang sudah mati?
Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya
Dan bertakwalah kepada Allah
Sesungguhnya Allah Maha penerima taubat lagi Maha Penyayang"(QS Al-hujarat:12)

# Karena tak tahu kapan datangnya ajal.
Hampir tidak pernah kutulis dan kuucapakan wasiat.
Padahal utang dan janjikupun tak hanya satu dua.

Jiwa ku berkata : “Bayarlah utang, tuliskan wasiat, sebab utang kalau tidak dibayarkan didunia maka akan di bayar diakhirat”.
Dihari kiamat kelak , Allah SWT akan mengundang para penghutang (Shaahibud dain) dihadapan Qudratnya. Allah SWT berfirman “Wahai anak Adam! , mengapa kalian berhutang dan mengambil pinjaman atas orang lain?” . Mereka menjawab. “Wahai Tuhan kami, Engkau Maha Mengetahui bahwa kami mengambil hutang disebabkan kami tidak bisa makan, tidak bisa minum dan tidak berpakaian. Kami tidak menghambur-hamburkannya melainkan kami ditimpa kebakaran, kemalingan dan kebangkrutan”.
Allah SWT kembali berfirman, “Benar hamba-ku!, Aku lebih berhak membayar atas diri kalian semua”
Maka ditimbanglah amal mereka, sehingga lebih condong kepada kebaikan mengalahkan amal keburukan. Mereka dimasukkan ke dalam surga karena Rahmatnya (HR Ahmad dan Thabrani)

Lalu jiwaku melanjutkan, Sedang bagi yang berpiutang.
Allah SWT merahmati dan memuliakan orang yang memberi pinjaman pahala malah lebih baik dari sadaqah.
Rasulullah bersabda: “Rahmat Allah atas siapa-siapa yang mudah dalam membeli , mudah dalam menjual,mudah dalam membayar dan mudah dalam menagih”(HR :Bukhari)
( Memberikan kemudahan berarti meniadakan unsur yang memberatkan. Bisa dengan keleluasaan tempo pembayaran, memundurkan atau menghapus utang sama sekali)
Jiwakupun berkata : Tepatilah janji, salah satu ciri orang munafik adalah orang yang tidak menepati janji

# Karena kematian belum menghampiriku.
Sedikit kuperbuat untuk menghadapinya.
Padahal ketika itu keputusasaan pun tak ada guna.

Jiwaku berkata :” Ingatlah kematian!!!
Persiapkanlah bekal untuk kehidupan yang abadi.
Jadikanlah dunia sebagai ladang amal untuk akhiratmu "
Sesungguhnya kematian itu pasti datang.
Tidak ada yang tau kapan dia akan menjemputmu, mungkin esok. Lusa, seminggu lagi, sebulan lagi atau bahkan mungkin beberapa menit lagi.
Lihatlahlah usia mu, berapa banyak yang kamu investasikan untuk akhirat.
Berapa banyak yang digunakan untuk beribadah dan mengerjakan amal shaleh
Padahal tidurpun adalah kebaikan bila diniatkan.
Padahal bekerjapun adalah kebaikan bila di niatkan.
Di Yaumil akhir kelak di hadapan Allah SWT setiap menit, setiap detik akan diminta pertanggungjawabannya.

# Akupun tercenung, gemetar dan merinding
Ya ALLAH.... , ampunilah aku hambamu yang telah lalai ini...
Yang telah mendhalimi diri sendiri...,
atas Hidup yang belum memberi arti,
atas usia yang tersia-siakan,
atas waktu yang terbuang percuma,
atas janji yang terabaikan,
ibadah yang tidak seberapa...
Ya Allah aku Malu terhadap-Mu...
Aku takut atas Murka-Mu...,
Aku tidak Kuat menghadapi Azab-Mu....

Jiwaku berkata :
”Menangislah....,
Tangisilah dosa-dosa yang telah kamu lakukan
Yang telah menjadikan kamu orang yang lalai.
Sebelum hatimu benar-benar sakit dan mati....
Hati yang tidak bisa membedakan yang baik dan yang buruk
Hidupkanlah hatimu dengan Zikrullah
Lakukanlah ibadah-ibadah sunnah yang di cintai ALLAH.
bergaullah dengan orang-orang shaleh,
Kendalikan hawa nafsu,
Jauhkan diri dari hal-hal yang merusak iman, hindari kemaksiatan,
Pelihara matamu dari melihat yang diharamkan
Carilah seribu celah untuk melakukan kebaikan.

Teteskanlah airmata penyesalan,
Minumlah cawan kesedihan,
Taburkanlah debu diatas kepalamu
Nyaringkanlah tangismu didepan Sang Kekasih,
Serta bermunajatlah kepada Allah dikeheningan malam
Lalu ucapkan, “Wahai Tuhan, pindahkan aku dari hinanya maksiat kepada kemuliaan Taat!”
Mohonlah kepada Allah Tobat Nasuha,Tobat yang tulus kepada Allah, bersih dari segala kotoran, dan disertai penyesalan…
Jangan berputus Asa dari Rahmat Allah …
KARENA… .....
NERAKA...BUKANLAH UNTUKMU !!!...

YA ALLAH... hamba mohon….
Ya Allah, Walaupun aku begitu jauh dari hamba-hamba Mulia Pilihan-Mu,
Hamba Mohon… kokohkanlah kakiku untuk melangkah dijalan-Mu...
Kokohkan Jiwa dan hati-ku untuk menggapai Ridha-Mu,
Kokohkan Iman-ku sampai akhir nanti...

YA ALLAH Yang Maha Mulia, muliakanlah kami dengan ketakwaan...
Ya Allah Seandainya ini adalah hari terakhir hidup-ku maka terimalah taubat-ku ini karena begitu banyak dosa yang telah kulakukan
YA ALLAH Ampunilah dosa- dosa kami...
Amin...

(Referensi ; : Ahmad Abdul Majid “Mencapai kaya tak terbatas”, M Husyain Ya'qub "Tuhan Aku Ingin Kembali"; Tafakur)
Dimuat oleh Sahabat kita Elvi Zuahailina @ Discussion Board

MEMAHAMI ARTI SEBUAH PENGORBANAN


MEMAHAMI ARTI SEBUAH PENGORBANAN

Salam Hikmah...
Assalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh
Salam Sejahtera untuk kita semua

Sahabat Hikmah...
Berikut ini ada sebuah kisah penuh hikmah tentang ARTI SEBUAH PENGORBANAN, dan keyakinan kepada kita bahwa KEBAIKAN AKAN DIBALAS DENGAN KEBAIKAN...

TANGIS UNTUK ADIKKU

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari , orangtuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku. Yang mencintaiku lebih dari aku mencintainya.

Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatan membawanya, aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu ditangannya.

“Siapa yang mencuri uang ayah?”Beliau bertanya. Aku terpaku terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapapun mengaku. Beliau mengatakan lagi “ Baiklah kalau begitu kalian berdua layak dipukul!”

Dia mengangkat tongkat bambu itu tinggi-tinggi. Tiba-tiba, adiku mencengkeram tangannya dan berkata, Ayah, aku yang melakukannya!”

Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai beliau kehabisan nafas. Sesudah itu beliau duduk di ranjang dan memarahi kami.”Kamu sudah belajar mencuri dari rumah, hal memalukan apalagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang ? kamu layak dipukul, kamu pencuri tidak tahu malu.”

Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kamu, tubuhnya luka, tetapi ia tidak menitikan airmata setetespun. Dipertengahan malam itu, saya tiba-tiba menangis meraung-raung.. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, ”Kak, jangan menangis lagi sekarang, semuanya sudah terjadi.”

Aku masih terus membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan baru seperti kemarin. Aku tidak pernah lupa tampang adikku ketika melindungiku. Waktu itu, adiku berusia 8 tahun. Aku berusia 11 tahun.

Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengar dia berkata lirih ” Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik, hasil yang begitu baik”. Ibu mengusap airmatanya yang mengalier dan menghela nafas ” Apa gunanya?bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?”

Saat itu juga adikku berjalan ke hadapan ayah dan berkata, ”Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, aku telah cukup membaca banyak buku”

Ayah marah besar dan berkata : ” mengapa kamu mempunyai jiwa yang begitu lemah!!!Bahkan kalau aku harus mengemis di jalanan akan aku lakukan, kamu berdua harus sekolah sampai selesai.”

Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit makanan. Dia menyelinap di samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku:”Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimmu uang.”

Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu adiku berusia 17 tahun dan aku 20 tahun.

Dengan uang yang ayahku pinjam dan uang dari adiku hasilkan dari mengangkut semen pada lokasi konstruksi, akhirnya aku sampai akhir tahun ketiga kuliah.

Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk memberitahukan,” Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!”

Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya,”Mengapa kamu tidak bilang pada temanku kamu adalah adikku?”

Dia tersenyum dan menjawab”Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu?Apa mereka tidak akan mentertawakanmu?”

Aku merasa terenyuh dan airmata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari badan adiku dan sambil tersekat aku berkata”Aku tidak peduli omongan siapapun!Kamu adalah adikku apapun juga Kamu adalah adikku bagaimanapun penampilanmu...”

Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku dan terus menjelaskan, ”Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kakak harus memilikinya...”

Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Menariknya ke dalam pelukanku dan menangis....Tahun itu ia berusia 20 aku 23

Pertama kali aku membawa teman-teman kuliahku ke rumahku, kaca jendela yang pecah telah diganti dan semuanya kelihatan bersih..Setelah teman-temanku pulang..aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku.”Bu, ibu tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk membersihkan rumah kita...Tetapi katanya sambil tersenyum”Itu adalah pekerjaan adikmu..dia pulang lebih awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkkah kamu melihat luka ditangannya.?ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu.

Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus , seratus jarum terasa menusuk hatiku.Aku mengoleskan sedikit salep pada lukanya dan membalut lukanya..”Apakah sakit?..

”Tidak kok Kak...Aku biasa biasa kena batu-batu kak..”Ditengah kalimatnya aku membalikan punggungku karena air mata mulai menggenang dimataku....Tahun itu adikku 23 tahun dan aku berusia 26 tahun.

Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Aku berkali-kali mengundang orangtuaku datang dan tinggal dirumahku..tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka sudah merasa dibesarkan didusun dan tidak tahu harus berbuat apa kalau seandainya keluar dari dusun. Adikku juga mengatakan ”Kak jagalah mertuamu saja, saya yang akan menjaga ibu dan ayah disini..”

Suamiku menjadi direktur pabrik..Kami menginginkan adiku kerja di pabrik, akan tetapi adiku tak pernah mau...dia pingin tetap menjaga ayah ibu.

Suatu hari adiku jatuh dari sebuah tangga untuk memperbaiki kabel, ketika dia terkena sengatan listrik dan dia masuk ke rumah sakit...Aku dan suamiku menjenguknya..dan melihat gips putih dikakinya..Aku berkata ”Mengapa kamu menolak kerja menjadi manajer pabrik di tempat kakakmu...Coba kalau kau terima, tentu kamu tidak akan mengalami seperti ini..”

Dengan tanpang serius dia menjawab”Kak, pikirkan nama baik kakak ipar kak. Ia baru saja menjadi Direktur, sedangkan saya tidak berpendidikan..nanti apa kata orang kalau saya menjadi manajer? Kasihan kakak ipar..

Mata suamiku dipenuhi airmata, dan kemudian aku berkata ” Tapi kamu kurang berpendidikan itu juga karena aku, kakakmu...

Mengapa kakak membicarakan masa lalu?” adikku menggenggam tanganku. Tahun itu ia berusia 26 tahun dan aku 29 tahun

Adikku kemudian menikahi seorang gadis pada usia 30 tahun. Dalam acara itu pembawa acara perayaan bertanya kepadanya,”Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?” tanpa berpikir panjang adikku menjawab”Kakakku.’

Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat lagi.

” Ketika kami sekolah SD. Saya dan kakakku sekolah SD di tempat yang cukup jauh dari tempat tinggal kami..di sebuah dusun yang berbeda..Setiap hari aku dan kakakku berjalan selama kurang lebih dua jam untuk pergi dan pulang ke sekolah..Suatu hari aku kehilangan satu sarung tanganku...Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai sebuah sarung tangan di tangannya..padahal kami berjalan sangat jauh dan cuaca sedang musim sangat dingin...Ketika kami tiba dirumah, tangan kakakku begitu gemetaran..sehingga ketika makan dia tidak bisa memegang sendoknya.......Sejak hari itu aku bersumpah..selama saya masih hidup aku akan menjaga kakakku dan...aku akan selalu baik kepadanya..

Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku

Kemudian kata-kata begitu susah keluar dari bibirku”Dalam hidupku..orang yang paling berjasa padaku adalah adikku..orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku...

Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia itu..di depan kerumunan perayaan itu..air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai....

Semoga kisah tersebut memberikan pelajaran kepada kita semua. Amin

Wassalam

OFA

MUHASABAH ( INTROSPEKSI DIRI)


MUHASABAH ( INTROSPEKSI DIRI)


Wahai hamba-hamba Allah...
Aku mewasiatkan diriku dan anda untuk bertakwa pada Allah dan introspeksi diri.
Karena dengan muhasabah, maka jiwa akan menjadi istiqamah, sempurna dan bahagia.

Allah Ta'ala berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah SETIAP DIRI MEMPERHATIKAN APA YANG TELAH DIPERBUATNYA UNTUK HARI ESOK (akherat), dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan"

Dalam sebuah hadits dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda: "Orang yang PANDAI adalah orang yang MENGINTROPEKSI DIRINYA dan BERAMAL untuk SETELAH KEMATIAN, sedang orang yang LEMAH adalah
orang yang JIWANYA SELALU TUNDUK PADA NAFSUNYA dan mengharap pada Allah dengan berbagai ANGAN-ANGAN" (H.R Ahmad dan Tirmidzi)

Ibnul Qayyim rahimahullah meriwayatkan dari Al-Hasan bahwa beliau berkata:
"Seorang mukmin itu PANDAI MENGENDALIKAN DIRINYA, selalu MENGHISAB dirinya di hadapan Allah. Penghisaban di Hari Kiamat itu akan menjadi RINGAN bagi mereka yang selalu memperhitungkan selama di dunia. Sebaliknya, akan terasa BERAT bagi orang yang tidak pernah memperhitungkan dirinya".

Berkata Ibnu Qudamah dalam Minhaj Al-Qashidin:
"Ketauhilah bahwa MUSUHMU yang PALING BERBAHAYA adalah JIWA yang berada dalam DIRIMU, ia memiliki NAFSU AMMARAH BISSUU', condong pada kejahatan. Engkau DIPERINTAHKAN untuk MELURUSKAN, MEMBERSIHKAN, dan MEMUTUSNYA dari berbagai pengaruh negatif serta MENGARAHKANNYA dengan rantai kekuatan untuk beribadah pada Tuhannya. Jika engkau MENYEPELEKANNYA, maka ia akan TERLEPAS TANPA KENDALI dan engkau tidak mendapat keberuntungan setelah itu. Kalau engkau SENANTIASA MENGINGATKANNYA maka kami mengharapkan JIWA tersebut akan menjadi TENANG. Karena itu jangan engkau lalai untuk mengingatkannya".

Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah: Muhasabah ada dua macam, sebelum beramal dan sesudahnya.

* Jenis yang pertama: Sebelum beramal, yaitu dengan berfikir sejenak ketika hendak berbuat sesuatu, dan jangan langsung mengerjakan sampai nyata baginya kemaslahatan untuk melakukan atau tidaknya. Al-Hasan berkata: "Semoga Allah merahmati seorang hamba yang berdiam sejenak ketika terdetik dalam fikirannya suatu hal, jika itu adalah amalan ketaatan pada Allah, maka ia melakukannya, sebaliknya jika bukan, maka ia tinggalkan".

* Jenis yang kedua: Introspeksi diri setelah melakukan perbuatan. Ini ada tiga jenis:
1. Mengintrospeksi ketaatan berkaitan dengan hak Allah yang belum sepenuhnya ia lakukan, lalu ia juga muhasabah, apakah ia sudah melakukan ketaatan pada Allah sebagaimana yang dikehendaki-Nya atau belum ?

2. Introspeksi diri terhadap setiap perbuatan yang mana meninggalkannya adalah lebih baik dari melakukannya.

3. Introspeksi diri tentang perkara yang mubah atau sudah menjadi kebiasaan, mengapa mesti ia lakukan? Apakah ia mengharapkan Wajah Allah dan negeri akherat? Sehingga (dengan demikian) ia akan beruntung, atau ia ingin dunia yang fana? Sehingga iapun merugi dan tidak mendapat keberuntungan.



Muhasabah memiliki dampak positif dan manfaat yang luar biasa, antara lain:

1. Mengetahui aib sendiri. Barangsiapa yang tidak memeriksa aib dirinya, maka ia tidak akan mungkin menghilangkannya.

2. Dengan bermuhasabah, seseorang akan kritis pada dirinya dalam menunaikan hak Allah. Demikianlah keadaan kaum salaf, mereka mencela diri mereka dalam menunaikan hak Allah. Imam Ahmad
meriwayatkan dari Abu Darda y bahwa beliau berkata: "Seseorang itu tidak dikatakan faqih dengan sebenar-benarnya sampai ia menegur manusia dalam hal hak Allah, lalu ia gigih mengoreksi dirinya"

3. Diantara buah dari muhasabah adalah membantu jiwa untuk muraqabah. Kalau ia bersungguh-sungguh melakukannya di masa hidupnya, maka ia akan beristirahat di masa kematiannya. Apabila ia
mengekang dirinya dan menghisabnya sekarang, maka ia akan istirahat kelak di saat kedahsyatan hari penghisaban.

4. Diantara buahnya adalah akan terbuka bagi seseorang pintu kehinaan dan ketundukan di hadapan Allah.

5. Manfaat paling besar yang akan diperoleh adalah keberuntungan masuk dan menempati Surga Firdaus serta memandang Wajah Rabb Yang Mulia lagi Maha Suci. Sebaliknya jika ia menyia-nyiakannya maka ia akan merugi dan masuk ke neraka, serta terhalang dari (melihat) Allah dan terbakar dalam adzab yang pedih.



Maka bertakwalah pada Allah wahai hamba Allah...
Introspeksilah dirimu, karena baik dan selamatnya hati adalah dengan muhasabah,
Sebaliknya rusaknya adalah dengan sebab tidak mengindahkan dan
bergelimang dalam kelezatan nafsu serta syahwat serta mengenyampingkan perkara yang bisa menyempurnakannya.
Maka berhati-hatilah dari hal itu, niscaya diri kalian akan mulia dan
berbahagia di saat berjumpa dengan Tuhan kalian (Allah).
Semoga shalawat dan salam tetap tercurah pada nabi Muhammad, keluarga dan para shahabatnya.

(Dikutip dari catatan Arie Widowati Abdurrachiem's dari e-book berjudul "Muhasabah (Introspeksi Diri)" yang disusun oleh Syaikh Shalih Al-'Ulyawi, http://www.islamhouse.com)

Kamis, 25 Juni 2009

7 KEAJAIBAN DUNIA


7 KEAJAIBAN DUNIA

Salam Hikmah
Assalaamu'alaikum wa rah matullahi wa barakaatuh
Salam sejahtera untuk kita semua

Sahabat Hikmah...
Kadang kita begitu takjub dengan hasil kerja manusia, kerja kita sendiri ..
Sehingga kita begitu takjub dengan diri sendiri, ini tidak bijaksana.

Selayaknya kita juga perhatikan hasil ciptaan Allah SWT,
yang ada dalam diri kita sendiri ataupun yang terhampar di penjuru langit dan bumi.
Sehingga kita akan benar-benar takjub MELIHAT KEKUASAAN dan KEBESARAN-Nya..dan menjadikan diri ini TUNDUK dan PATUH pada-Nya.

Silahkan disimak kisah berikut ini:

Sekelompok siswa kelas geografi sedang mempelajari ‘Tujuh Keajaiban Dunia’.
Pada awal dari pelajaran, mereka diminta untuk membuat daftar apa yang mereka pikir merupakan ‘Tujuh Keajaiban Dunia’ saat ini.
Walaupun ada beberapa ketidak sesuaian, sebagian besar daftar berisi sbb :

1] Piramida
2] Taj Mahal
3] Tembok Besar Cina
4] Menara Pisa
5] Kuil Angkor
6] Menara Eiffel
7] Kuil Parthenon

Ketika mengumpulkan daftar pilihan, sang guru memperhatikan seorang pelajar, seorang gadis yang pendiam, yang belum mengumpulkan kertas kerjanya.
Jadi, sang guru bertanya kepadanya "Apakah dia mempunyai kesulitan dengan daftarnya?"
Gadis pendiam itu menjawab, ‘Ya, sedikit. Saya tidak bisa memilih karena sangat banyaknya.. ‘keajaiban itu’.. ".
Sang guru berkata,"Baik, katakan pada kami apa yang kamu miliki, dan mungkin kami bisa membantu memilihnya".
Gadis itu ragu sejenak, kemudian membaca, "Saya pikir, ‘Tujuh Keajaiban Dunia’ itu adalah :

1] Bisa melihat,
2] Bisa mendengar,
3] Bisa menyentuh,
4] Bisa menyayangi,
5] Bisa merasakan,
6] Bisa tertawa, dan
7] Bisa mencintai

Ruang kelas tersebut sunyi seketika.....
Alangkah mudahnya bagi kita untuk melihat pada HASIL KARYA MANUSIA dan menyebutnya ‘KEAJAIBAN’.
Sementara kita lihat lagi semua yang telah TUHAN KARUNIAKAN untuk kita, kita menyebutnya sebagai ‘BIASA’.

>>Semakin kita mempelajari AYAT-AYAT (tanda-tanda) Allah dalam FIRMAN-Nya (Ayat Qauliyah) dan juga AYAT-AYAT Allah yang terhampar UFUK LANGIT dan BUMI serta apa yang ada di dalam DIRI kita (Ayat Kauniyah), semakin menyadari begitu kecilnya kita dan begitu besarnya Allah Sang Pencipta.

Firman Allah:
"Kami akan memperlihatkan kepada mereka TANDA-TANDA (kekuasaan dan kebesaran) Kami di segenap ufuk (LANGIT dan BUMI) dan pada DIRI mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur'an itu adalah BENAR. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?" ( QS 41:53)

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang BERAKAL (Ulul Albab),

Yaitu orang-orang yang MENGINGAT Allah sambil BERDIRI atau DUDUK atau dalam keadaan BERBARING dan mereka MEMIKIRKAN tentang penciptaan LANGIT dan BUMI (seraya berkata):

Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.

Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhan-mu", maka kamipun beriman.

Ya Tuhan kami ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti.


Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji."
(QS 3:190-194)

Semoga kita semua termasuk Ulul Albab, yang selalu DZIKIR dan FIKIR atas semua AYAT_AYAT Allah, baik Ayat Qauliyah (Firman Allah) maupun Ayat Kauniyah (Ciptaan Allah)

Wassalam

OFA

Sabtu, 20 Juni 2009

YANG KITA SIA-SIAKAN


YANG KITA SIA-SIAKAN

Pengetahuan yang kita miliki
Sia-sia karena tidak diamalkan

Perbuatan yang kita lakukan
Sia-sia karena tidak disertai rasa ikhlas.

Perjuangan yang kita lakukan
Sia-sia karena tidak ada tujuan yang jelas

Pengorbanan yang kita lakukan
Sia-sia karena mengharapkan pujian

Marah yang kita lampiaskan
Sia-sia karena dilandasi emosi bukan rasio

Cinta yang kita berikan
Sia-sia karena dilandasi syahwat semata

Kekayaan yang kita dapatkan
Sia-sia karena hanya untuk kepentingan pribadi

Kegagalan yang kita alami
Sia-sia karena dijadikan alasan keputusasaan

Musibah yang kita jumpai
Sia-sia karena tidak menjadikan kita semakin kuat

Kesuksesan yang kita raih
Sia-sia karena membuat kita semakin sombong

Anugerah yang kita dapatkan
Sia-sia karena tidak disyukuri

Pelajaran dan peringatan yang kita dengar atau baca
Sia-sia karena hanya melintas di pikiran

***

DEMI MASA SESUNGGUHNYA MANUSIA ITU BENAR-BENAR BERADA DALAM KERUGIAN .KECUALI ORANG-ORANG YANG BERIMAN DAN MENGERJAKAN AMAL SHALEH DAN NASEHAT MENASEHATI SUPAYA MENTAATI KEBENARAN DAN NASEHAT MENASEHATI SUPAYA MENETAPI KESABARAN.
(Qs Al-Ashr 1-3)

Imam Al ghazali mengatakan iman membutuhkan perawatan. Dan untuk merawat iman tidak cukup dengan menyiraminya agar tetap segar atau memupuknya agar menjadi subur dan berkembang, tetapi juga perlu menjaganya dari ancaman berbagai hama yang dapat merusaknya, bahkan menghancurkannya.

Hama yang mengancam perkembangan dan kesehatan iman, yang umum dihadapi setiap mukmin adalah :
-kemusyrikan (penyekutuan terhadap Tuhan),
-kemunafikan (kepura-puraan, pengakuan lahir yang berbeda dengan batinnya),
-dan kemaksiatan (pelanggaran dan kedurhakaan).

Sumber utamanya adalah :
(1) syetan, musuh laten manusia .
(2) Hawa nafsu manusia itu sendiri.
(3) Pengaruh lingkungan sosial.

"Hawa nafsu" selalu dijadikan alat oleh syetan dalam merusak keimanan manusia sehingga berulang-ulang Allah mengingatkan manusia agar jangan mudah mengikuti hawa nafsu."JANGANLAH KAMU MENGIKUTI HAWA NAFSU...(QS Shaad :26 ; juga dalam Qs Al-a'raaf :176 ; Thoha : 16; Al-Qashash :50 dalam arti yang sama)

Oleh Elvi Zuhailina

Jumat, 19 Juni 2009

5 KUNCI PENGOKOH JIWA



5 KUNCI PENGOKOH JIWA PENENANG BATHIN DALAM MENGARUNGI PERSOALAN HIDUP

Oleh KH. Abdullah Gymnastiar (AA Gym)

Salam Hikmah
Assalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh
Salam sejahtera untuk kita semua

Sahabat Hikmah...
Hidup ini sebenarnya bukan kehidupan yang sebenarnya...
Hidup ini hanyalah ARENA UJIAN diri,
agar Allah memilih untuk KEHIDUPAN YANG SEBENARNYA,
siapa-siapa yang menjadi HAMBA ALLAH dan menjadi penghuni Surga serta bertemu dengan Tuhannya,
dan siapa-siapa yang menjadi HAMBA IBLIS dan menjadi penghuni Neraka serta bertemu dengan Tuhannya,
Sehingga dalam mengarungi ujian ini kita akan menghadapi berbagai persoalan hidup...
Tidak mungkin hidup di dunia tanpa persoalan...

" Allah Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia MENGUJI kamu, siapa di antara kamu yang LEBIH BAIK perbuatannya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (QS 67:2)

Agar jiwa kita tenang dan kokoh menghadapi persoalan hidup, berikut ini ada tips dari Aa Gym yang layak untuk diikuti:

1. AKU HARUS SIAP MENGHADAPI HIDUP INI, APAPUN YANG TERJADI

• Hidup di dunia ini hanya satu kali, aku tak boleh gagal dan sia-sia tanpa guna

• Tugasku adalah menyempurnakan niat dan ikhtiar, perkara apapun yang terjadi kuserahkan kepada Allah Yang Maha Tahu yang terbaik bagiku

• Aku harus selalu sadar sepenuhnya bahwa yang terbaik menurutku belum tentu yang terbaik menurut Allah SWT. Bahkan sangat mungkin aku terkecoh oleh keinginan dan harapanku sendiri

• Pengetahuan tentang diriku atau tentang apapun amat terbatas sedangkan pengetahuan Allah menyelimuti segalanya, Dia tahu awal, akhir dan segala-galanya

• Sekali lagi betapapun aku sangat menginginkan sesuatu, tetap hatiku harus kupersiapkan untuk menghadapi kenyataan yang tak sesuai dengan harapanku. Karena mungkin itulah yang terbaik bagiku

2. AKU HARUS RELA DENGAN KENYATAAN YANG TERJADI

• Bila sesuatu terjadi, yaa….. inilah kenyataan dan episode hidup yang harus kujalani

• Aku harus menikmatinya, dan aku tak boleh larut dalam kekecewaan berlama-lama, kecewa, dongkol, sakit hati tak akan merobah apapun selain menyengsarakan diriku sendiri, dongkol begini, tak dongkol juga tetap begini

• Hatiku harus realistis menerima kenyataan yang ada, namun tubuh serta pikiranku harus tetap bekerja keras mengatasi dan menyelesaikan masalah ini

• Bila nasi telah menjadi bubur, maka aku harus mencari ayam, cakweh, kacang polong, kecap, seledri, bawang goreng dan sambal agar bubur ayam spesial tetap dapat kunikmati

3. AKU TAK BOLEH MEMPERSULIT DIRI

• Aku harus yakin bahwa hidup ini bagai siang dan malam pasti silih berganti. Tak mungkin siang terus-menerus dan tak mungkin juga malam terus-menerus, pasti setiap kesenangan ada ujungnya begitupun masalah yang menimpaku pasti ada akhirnya, aku harus sangat sabar menghadapinya

• Akupun harus yakin bahwa setiap musibah terjadi dengan ijin Allah Yang Maha Adil, pasti sudah diukur dengan sangat cermat oleh-Nya tak mungkin melampaui batas kemampuanku, karena Dia tak pernah mendzolimi hamba-hamba-Nya

• Aku tak boleh mendzolimi diriku sendiri, dengan pikiran buruk yang mempersulit dan menyengsarakan diri, pikiranku harus tetap jernih, terkendali, tenang dan proporsional, aku tak boleh terjebak mendramatisir masalah

• Aku harus berani menghadapi persoalan demi persoalan, tak boleh lari dari kenyataan, karena lari sama sekali tak menyelesaikan bahkan sebaliknya hanya akan menambah masalah. Semua harus dengan tegar kuhadapi dengan baik, aku tak boleh menyerah, aku tak boleh kalah

• Mesti segala sesuatu akan ada akhirnya, begitupun persoalan yang kuhadapi seberat apapun seperti yang dijanjikan Allah " Fainnama’al usri yusron innama’al ’usri yusron" dan sesungguhnya bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan, bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan. Janji yang tak pernah mungkin dipungkiri oleh Allah SWT

4. EVALUASI DIRI

• Segala yang terjadi mutlak adalah ijin Allah SWT, dan Allah tak mungkin berbuat sesuatu yang sia-sia

• Pasti ada hikmah dibalik setiap kejadian, sepahit apapun pasti ada kebaikan yang terkandung didalamnya, bila disikapi dengan sabar dan benar

• Harus kurenungkan mengapa Allah menakdirkan semua ini menimpaku, bisa jadi peringatan atas dosa-dosa kita, kelalaianku atau mungkin, saat kenaikan kedudukanku disisi Allah

• Mungkin aku harus berpikir keras untuk menemukan kesalahan yang kuperbaiki

• Setiap kejadian bagai cermin pribadiku, aku tak boleh gentar dengan kekurangan dan kesalahan yang telah terjadi, yang penting kini aku mengetahui diriku yang sebenarnya dan aku bertekad sekuat tenaga untuk memperbaikinya, Allah Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat

5. ALLAH LAH SATU-SATUNYA PENOLONGKU

• Aku harus yakin kalaupun bergabung seluruh manusia dan jin untuk menolongku tak mungkin terjadi apapun tanpa ijin-Nya

• Hatiku harus bulat total dan yakin seyakin-yakinnya, bahwa hanya Allahlah satunya-satunya yang dapat menolong memberi jalan keluar terbaik dari setiap urusan

• Tidak ada yang mustahil bagi-Nya, karena segala-galanya adalah milik-Nya, dan sepenuhnya dalam kekuasaan-Nya

• Tak ada yang dapat menghalangi jikalau Dia akan menolong hamba-hamba-Nya, Dialah yang mengatur segala sebab datangnya pertolongan-Nya

• Oleh karena itu aku harus benar-benar berjuang, berikhtiar untuk mendekati-Nya dengan mengamalkan apapun yang disukai-Nya dan melepaskan hati ini dari ketergantungan selain-Nya, karena selain Dia hanyalah sekedar makhluk yang tak berdaya tanpa kekuatan dari-Nya

• Ingatlah selalu janji-Nya :

"Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Ku beri jalan keluar dari setiap urusannya dan Kuberi rizki/ pertolongan dari tempat yang tak terduga, dan barangsiapa yang bertawakal kepada-Ku, Niscaya akan Kucukupi segala kebutuhannya". ( At-Thalaq : 2-3 )

" Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya." (At-Thalaq :4)

Semoga 5 kunci diatas dapat menenangkan hati yang sedang galau, cemas, was-was, khawatir yang berlebihan dan pengobat stress.

Ingat hanya dengan dzikrullah / mengingat Allah hati akan menjadi tenang.

Wassalam

Senin, 15 Juni 2009

ALLAH MENGETAHUI


ALLAH MENGETAHUI

Saat kau lelah dan tak berdaya karena usaha yang gagal
Allah tahu betapa gigih engkau telah berusaha
Ketika sekian lama kau menangis dan batinmu menderita
Allah telah menghitung tangismu
Saat kau rasa waktu terus meninggalkanmu
Allah menunggu bersamamu
Ketika kau kesepian
Dan kawanmu terlalu sibuk meski hanya untuk menelpon
Allah berada disisimu

Saat kau telah mencoba semua dan tak tahu harus berbuat apa lagi
Allah memiliki jalan keluarnya
Ketika semuanya tak masuk akal dan engkau bingung atau frustasi
Allah memiliki jawabannya
Saat tiba-tiba hidupmu cerah dan kau temukan secercah harapan
Allah telah berbisik kepadamu
Ketika semuanya berjalan lancar dan banyak yang harus kau syukuri
Allah telah memberkahimu
Saat kegembiraan datang dan engkau merasa terpesona
Allah tersenyum kepadamu
Ketika kau punya cita-cita dan mimpi untuk diwujudkan
Allah telah membuka matamu dan memanggil namamu

Ingatlah, dimanapun engkau dan apapun yang kau hadapi
ALLAH MENGETAHUI !

***

Allah tidak hanya mendengar perkataan dan bersit hati manusia , tetapi juga mengetahui sekecil apapun yang terjadi pada diri manusia.
“DAN SESUNGGUHNYA KAMI TELAH MENCIPTAKAN MANUSIA DAN MENGETAHUI APA YANG DIBISIKKAN OLEH HATINYA. DAN KAMI LEBIH DEKAT KEPADANYA DARIPADA URAT LEHERNYA.”(Qs Qof :16,17)

Sayyid Quthb menjelaskan tentang makna”urat leher” yang terkandung dalam ayat ini. Menurutnya ,urat leher merupakan tempat dimana darah mengalir. Hal ini mengungkapkan, mengilustrasikan dan menggambarkan bahwa ada genggaman dan pengawasan Allah secara lansung kepada manusia. Tatkala menusia merenungkan hakekatnya, niscaya dirinya akan gemetar dan penuh perhitungan. Satu ungkapan ini saja seharusnya sudah cukup bagi manusia untuk menjadikan seluruh hidupnya berada dalam kewaspadaan yang berkesinambungan, kecemasan yang abadi ,dan senantiasa bermuhasabah.

Jadi setiap kesedihan dan kecemasan yang terjadi di dalam diri manusia Allah mengetahui. Tinggal bagaimana cara kita menyikapinya. Ingat kita ini “telanjang” dihadapan Allah, tak ada satupun yang menutupi.

“DAN APABILA HAMBA-HAMBAKU BERTANYA KEPADAMU TENTANG AKU, MAKA BAHWASANYA AKU ADALAH DEKAT. AKU MENGABULKAN PERMOHONAN ORANG YANG BERDOA APABILA IA MEMOHON KEPADAKU, MAKA HENDAKLAH MEREKA ITU MEMENUHI DAN HENDAKLAH MEREKA BERIMAN KEPADAKU , AGAR MEREKA SELALU BERADA DALAM KEBENARAN.”(Qs AL Baqarah:186)

Oleh Elvi Zuhailina @ Discussion Board

Hamba yang Berada di Tepi


Seorang hamba itu baru selesai dalam munajatnya kepada Allah. Seorang temannya menghampiri. Teman lamanya yang sudah lama tidak bertemu. Temannya itu berkeluh kesah kepadanya tentang apa yang menimpanya hari-hari terakhir ini. Usahanya yang redup, rumah tangganya yang goncang dan hal-hal lain yang membuatnya hanya bisa menghela nafas. Ia berkata, “Beratus kali doa telah kupanjatkan, tapi rasanya Allah enggan untuk mengabulkannya.” Sering terdengar dari lisannya hal-hal yang ia sesali, “Coba kalau dahulu aku tidak melakukan hal itu pasti nasibku tidak akan seperti ini.”

Hamba itu tersenyum, ia ingat sebuah ayat dari kitab yang mulia, “Dan diantara manusia ada yang menyembah Allah dengan berada ditepi; maka jika ia memperoleh kebaikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia tertimpa oleh suatu bencana berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (QS Al Hajj [22]:11)

Dalam suatu nasihat kepada para sahabatnya, Rasulullah saw bersabda, “ Orang beriman yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada orang beriman yang lemah. Bersemangatlah untuk mengerjakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirimu, serta mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah lemah! Kalau engkau tertimpa sesuatu maka janganlah mengucapkan: ‘Seandainya aku berbuat begini tentu akan terjadi begini dan begitu.’ Tapi katakanlah, ‘Apa yang ditentukan Allah dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan terjadi.’ Karena kata ‘seandainya’ itu akan memberi jalan pada syaitan untuk menguasai.” (HR Muslim)

Temannya itu kembali bertanya kepadanya, “Apakah dahi yang menghitam karena beribadah kepada Allah, akan dapat menyelesaikan segala permasalahan hidup?” Sambil tertawa temannya itu menunjuk kepadanya. Hamba itu hanya tersenyum. Ia sadar, segala ujian hidup yang datang bisa jadi tidak akan pernah selesai seperti apa yang ia inginkan dan harapkan. Tapi Allah Maha Menyelesaikan dan Maha Berkehendak. Tidak pernah ia berburuk sangka terhadap apa yang Allah SWT tetapkan untuknya. Itulah penyelesaian dari segala permasalahan hidup.

Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada sesuatu pun yang lebih dicintai Allah daripada dua tetes dan dua bekas, yaitu ‘tetesan’ air mata karena rindu kepada Allah dan ‘tetesan’ darah yang mengalir karena berjuang dijalan Allah. Adapun dua bekas itu adalah ‘bekas’ luka ketika berjuang dijalan Allah dan ‘bekas’ yang disebabkan oleh menjalankan ibadah kepada Allah SWT. (HR At Tirmidzi)

Bagai Mutiara


Suatu pagi di negeri kerang, anak kerang menjerit kesakitan "Ibu.. ibu.. tolong aku.. pasir-pasir ini menggores kulitku, sakiiiit ibu..."

Ibu kerang menjawab, "Sabar nak.. :) ". Dalam hati kecil sang Ibu, ia tak tega melihat butiran-butiran pasir menggerus kulit anaknya yang teramat lembut dan lunak. (Bisa dibayangkan bukan bagaimana rasanya kulit yang lembut dan lunak kemudian digerus oleh butiran-butiran pasir??)

Keesokan harinya anak kerang menjerit kesakitan seperti hari sebelumnya, "Ibu.. pasir ini sungguh menyakitiku, Ibu sampai kapan aku harus merasakan ini??"

Ibu kerang menjawab dengan jawaban yang sama seperti hari sebelumnya, " Sabar.. nak.."

Hari-hari berlalu anak kerang melewati awal hidupnya dengan tangisan dan rintihan yang tiada henti karena disetiap waktunya ia harus merasakan kulit halus dan lembutnya tergerus butiran-butiran pasir. Tiada hari tanpa penderitaan mungkin itu kata yang paling tepat untuk anak kerang.

Perlahan waktu membuatnya lebih kuat, butiran pasir yang awalnya menyakitkan tak lagi membuatnya menangis, kini ia hanya merasakan sedikit saja dari rasa sakit itu. Dan tak lama kemudian sesuatu yang indah tumbuh dari dalam kulitnya. Indahhh.. berkilau dan sungguh menakjubkan. Semua mata pun tertuju pada apa yang tersembunyi dibalik tubuhnya.

"Ibu, inikah buah kesabaranku?? " ceria anak kerang ketika menyaksikan sebuah mutiara indah terlahir dari dalam tubuhnya.

Sang Ibu Kerang tersenyum dan bahagia menyaksikan anaknya berhasil melewati ujian yang tak mudah n_n

====================================================================
Di alam mutiara terbentuk akibat adanya iritant/masuknya pasir ke dalam mantel kerang mutiara. Dalam mantel kemudian akan terbungkus nacre sehingga jadilah mutiara. Namun tak semua kerang menghasilkan mutiara. Adapula kerang yang begitu saja menyerah dari proses iritant yang memiliki nilai jual kecil, mereka menjadi santapan, hiasan murah, dan bahkan ada pula yang ditendang orang dipesisir pantai.

Begitupun dengan hidup kita Sabahat, ujian bagaikan pasir yang menggerus kulit kerang yang halus dan lunak, sakiiit terasa namun jika kita mau bersabar Allah akan memberikan imbalan yang luar biasa menakjubkan. Siapapun bisa menghasilkan mutiara dalam hidupnya, asalkan ia mau kuat dan sabar melewati ujian. Jikalau tidak siap-siap saja menjadi santapan orang atau menjadi manusia yang tak bernilai atauuuu ditendang saja karena tidak berguna :p.


disini_Fe

HANYA SEMENTARA


HANYA SEMENTARA

Setelah khusuk berdoa
Pria tua itu menceritakan masa lalunya

“Dulu aku adalah seorang pemabuk
Dua atau tiga guci tidaklah cukup untukku
Aku juga sering melacur
Dua kali sepekan ku pergi ke lokalisasi
Seorang, dua atau tiga wanita sekaligus kupesan
Oh, betapa bergairahnya saat itu
Dan… dulu aku juga seorang penjudi
Kelihaianku menjadikan aku kaya raya
Semua kuhabiskan ‘tuk berfoya-foya
Oh, betapa nikmatnya dunia ini
Hingga suatu ketika…kuhentikan semuanya...

“ Mengapa Anda berhenti?” tanyaku
“Karena aku KETAGIHAN,” jawabnya dengan mantap
“Apa maksud anda?” Tanya seorang temanku
“Aku benar-benar MENYUKAI semua kesenangan itu
Sehingga AKU INGIN MENIKMATINYA SEPANJANG MASA
Adapun caranya, pernah kubaca dalam sebuah buku tua
Bahwa aku, SEMENTARA WAKTU, di dunia ini saja
HANYA MENGGANTI SEMUA KESENANGAN ITU DENGAN AMAL SHALEH
Dan, PASTI SESENANGAN YANG ABADI KAN KUDAPAT
Kelak di hari kemudian, untuk SELAMA-LAMANYA”

Sambil berdiri dan bersiap melanjutkan perjalanan,
Pria tua itu berkata:”Adakalanya…
LEMBAH MAKSIAT merupakan JALAN dan PROSES menuju KESALEHAN
Namun TIDAK PERLU dan JANGAN MENCOBA melaluinya
Untuk menjadi orang yang shaleh!”

***
Seorang bertanya kepada Rabi’ah Al-Adawiyah, “Aku telah sering berbuat dosa dan menjadi semakin tidak taat. Tetapi apabila aku bertobat, akankah Allah mengampuninya?”
Rabiah menjawab : “Tidak, tetapi Dia MENGAMPUNIMU, maka ENGKAU AKAN BERTOBAT.”

Allah SWT menyukai hambanya yang bertaubat;
“HAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN , BERTAUBATLAH KEPADA ALLAH DENGAN TAUBAT YANG SEMURNI-MURNINYA. MUDAH-MUDAHAN TUHAN KAMU AKAN MENGHAPUS KESALAHAN-KESALAHANMU DAN MEMASUKKAN KAMU KEDALAM SURGA YANG MENGALIR DIBAWAHNYA SUNGAI-SUNGAI. PADA HARI KETIKA ALLAH TIDAK MENGHINAKAN NABI-NABI DAN ORANG-ORANG YANG BERIMAN BERSAMA DENGAN DIA..SEDANG CAHAYA MEREKA MEMANCAR DI HADAPAN DAN DISEBELAH KANAN MEREKA, SAMBIL MEREKA MENGATAKAN ,YA TUHAN KAMI, SEMPURNAKANLAH BAGI KAMI CAHAYA KAMI DAN AMPUNILAH KAMI. SESUNGGUHNYA ENGKAU MAHA KUASA ATAS SEGALA SESUATU (Qs At-tahrim:8)

Taubat adalah kembalinya seorang hamba kepada Allah seraya berpaling dari jalan orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat.
Syarat taubat:
-Menyesali perbuatannya
-Menjauhkan diri dari perbuatan dosa
-Tekad untuk tidak mengulangi perbuatan dosa

Ciri-ciri taubat yang diterima :
-Setelah melakukan taubat, ia menjadi lebih baik dari sebelumnya
-Takut akan azab Allah
-Menyesali perbuatannya dan tidak mengulangi lagi

Semoga Allah menerima taubat kita dan mengampuni semua dosa-dosa hamba-Nya yang bertaubat... Amin...

Oleh Elvi Zuhailina @ Discussion Board

KISAH PENYELAM MUTIARA


KISAH PENYELAM MUTIARA

Perjalanan hidup manusia tidak ubahnya bagaikan kisah penyelam mutiara. Seorang penyelam mutiara, dalam melaksanakan tugasnya selalu dibekali dengan tabung oksigen yang terpasang di punggungnya. Pada saat ia terjun menyelam, niatnya bulat ingin mencari tiram mutiara sebanyak-banyaknya. Tetapi begitu ia berada di bawah permukaan laut, ia mulai lupa pada apa yang harus dicarinya. Kenapa? Ternyata pemandangan di dalam laut sangat mempesona. Bunga karang yang melambai-lambai seolah-olah memanggilnya, ikan-ikan hias berwarna-warni yang saling berkejaran dengan riangnya membuatnya terpana. Ia pun lalu terlena ikut bercanda ria, melupakan tugasnya semula untuk mencari tiram mutiara yang berada jauh di dasar laut sana.

Hingga pada suatu saat, dia terkejut manakala disadarinya oksigen yang berada di punggungnya tinggal sedikit lagi. Timbullah rasa takutnya. Tak terbayang olehnya bagaimana kemarahan majikannya kelak bila ia muncul ke permukaan tanpa membawa tiram mutiara sebanyak yang diharapkan. Maka dengan tergopoh-gopoh ia pun busaha untuk mencari tiram mutiara yang ada disekitarnya. Namun sayang, kekuatan fisiknya sudah melemah, energinya sudah habis terkuras bercanda ria dengan keindahan alam bawah laut.

Akhirnya isi tabung oksigennya benar-benar kosong, sehingga walaupun tiram mutiara yang diperolehnya sangat sedikit, ia mau tidak mau harus muncul ke permukaan. Malangnya lagi, karena tergesa-gesa dia tidak sempat mengikat kantongnya dengan baik, sehingga ketika tersenggol ikan yang berseliweran di sampingnya, tiram mutiara yang sudah didapatnya dengan susah payah itu sebagian tertumpah ke luar.

Di permukaan, majikannya telah menunggu. Begitu dilihatnya isi kantong si penyelam tidak berisi tiram mutiara sebagaimana yang ia harapkan, maka tumpahlah caci makinya dan saat itu juga si penyelam dipecatnya tanpa pesangon sedikitpun. Tentu saja bisa kita bayangkan bagaimana gundahnya perasaan si penyelam.

Dengan penuh rasa penyesalan, si penyelam berusaha minta kesempatan ulang untuk menyelam kembali. "Tuan, ijinkanlah aku untuk menyelam kembali, pasti aku akan mencari tiram mutiara sebanyak-banyaknya." Namun majikannya dengan tegas menolak, "Percuma engkau aku beri kesempatan, ternyata engkau hanya pandai membuang-buang oksigen saja."

Kisah ini amat mirip dengan perjalanan hidup manusia di dunia. Tabung oksigen adalah perlambang jatah umur manusia, tiram mutiara mengibaratkan pahala yang harus kita kumpulkan dan tiram mutiara yang tumpah mengumpamakan pahala yang hilang karenanya, sedangkan keindahan yang ada di dalam lautan melambangkan godaan-godaan kenikmatan duniawi dengan harta, tahta dan wanitanya.

Marilah kita instropeksi, sudah cukupkah tiram mutiara yang kita peroleh?, Sehingga bila suatu saat kita harus muncul ke permukaan menemui majikan kita, Allah swt, Ia ridha menerima kita. Apalagi Ia telah berfirman dalam surat Al-Ankabuut ayat 6:

"Tidaklah kehidupan DUNIA ini melainkan SENDA GURAU dan PERMAINAN, sesungguhnya AKHIRAT itulah yang SEBENAR-BENARNYA KEHIDUPAN."

Juga Firman-Nya dalam QS Al Hadid ayat 20 yang artinya:

"Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah PERMAINAN dan suatu yang MELALAIKAN, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. ...... Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah KESENANGAN YANG MENIPU."


SUMBER:Buku Sentuhan Kalbu .penyaji Ir.Permadi Alibasyah
Oleh Syafruddin Yahya @ Discussion Board

Sabtu, 13 Juni 2009

MAAFKAN AKU AYAH


Maafkan aku Ayah...

Salam Hikmah.
Assalaamu 'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh.
Salam sejatera untuk kita semua.

Sahabat Hikmah
Mungkin ini bukan KATA-KATA HIKMAH, tetapi CERITA HIKMAH
Layak sebagai renungan ...:

Sepasang suami isteri - seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur. Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang
dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.

Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya... karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampakjelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan
kreativitasnya.

Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu
rumah.

Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, "Kerjaan siapa ini !!!" .... Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar.. Dia juga beristighfar. Mukanya merah
padam ketakutan lebih2 melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ' Saya tidak tahu..tuan." "Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?" hardik si isteri lagi.

Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata "DIta yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik ... kan !" katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa.. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali2 ke telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa apa
menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.


Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tdk tahu hrs berbuat apa... Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.

Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka2 dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka2nya itu terkena air.. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu.. Si ayah sengaja membiarkan
anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah
angan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. "Oleskan obat saja!" jawab bapak si anak.

Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari
bertanya kepada pembantu rumah. "Dita demam, Bu"...jawab pembantunyaringkas. "Kasih minum panadol aja ," jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya.

Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhubadan Dita terlalu panas. "Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap" kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. "Tidak ada pilihan.." kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut..."Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah" kata dokter itu. Si bapak dan ibubagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa duniaberhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.


Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. "Ayah.. ibu... Dita tidak akan melakukannya lagi.... Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi... Dita sayang ayah.. sayang ibu.", katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. "Dita juga sayang Mbok Narti.." katanya memandang wajah
pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.

"Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti?... Bagaimana Dita mau bermain nanti?.... Dita janji tdk akan mencoret2 mobil lagi, " katanya berulang-ulang. Serasa hancur hati si ibu
mendengar kata-kata anaknya. Meraung2 dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf...

Tahun demi tahun kedua orang tua tsb menahan kepedihan dan kehancuran bathin sampai suatu saat Sang ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi..., Namun...., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tsb tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya.

Hikmahnya:

Pertama, KEMARAHAN adalah karena NAFSU dan ajakan SYAITHAN,
PENYESALAN yang akan didapat kalau kita menurutinya.

Maka janganlah sekali-kali mengambil keputusan dalam keadaan MARAH .
Dan biasakan kita untuk MEMAAFKAN orang lain...

Hal ini dalam apapun, termasuk dalam hubungan suami istri, pemerintahan, poliktik dan sebagainya.

Firman Allah..Surat Ali Imran:
133. Dan bersegeralah kamu kepada AMPUNAN dari Tuhanmu dan kepada SURGA yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang BERTAKWA,
134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang MENAHAN AMARAHNYA dan MEMAAFKAN (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

Yang kedua, janganlah terlalu MENCINTAI HARTA secara berlebihan,
hal ini akan MEMBUTAKAN HATIi...

"JADIKANLAH HARTA ITU DI DALAM GENGGAMAN TANGANMU, BUKAN DI DALAM HATIMU"

Wassalam

Kefakiran Seorang Hamba


Suatu hari Rasulullah saw sedang duduk diberanda rumahnya bersama beberapa sahabat nya. Pada saat itu ada seseorang melintas dihadapan mereka. Tampak dari keadaannya, ia adalah seorang yang kaya dan bangsawan. Rasulullah bertanya kepada para sahabatnya, “Bagaimana pendapatmu tentang orang yang baru melintas tadi?” Mereka berkomentar, “Dia termasuk golongan bangsawan. Demi Allah, orang tersebut pasti diterima jika melamar seorang wanita dan jika meminta sesuatu kepada orang lain, pasti dikabulkan. Demikian juga bicaranya pasti didengar dan orang-orang miskin pasti mengharapkan kebaikan darinya.”

Rasulullah hanya terdiam beberapa saat. Tidak berapa lama, seseorang melintas lagi dihadapan mereka. Tampak dari keadaannya, ia adalah seorang yang miskin. Pakaiannya lusuh, tapi terpancar dari wajahnya ketaqwaan. Ia mengucapkan salam kepada Nabi dan para sahabatnya. Setelah Rasulullah menjawab salamnya, Nabi bertanya kepada para sahabatnya, “Bagaimana pendapatmu tentang orang yang baru melintas tadi?” Mereka berkomentar, Dia termasuk golongan fakir. Jika melamar seorang wanita pasti ditolak dan jika meminta sesuatu kepada orang lain, pasti tidak akan dikabulkan dan jika berbicara pasti tidak akan didengar. Orang-orang banyak yang menjauhinya karena takut ia akan meminta.” Rasulullah bersabda, “Orang ini lebih baik derajatnya disisi Allah dibandingkan jika seluruh bumi ini dipenuhi oleh orang yang pertama tadi melintas. (HR Mutafaqun Alaihi)

Rasulullah melanjutkan, Banyak orang yang kusut dan berdebu, lemah dan dihinakan bahkan semua pintu menolaknya, tetapi kalau dia meminta sesuatu kepada Allah Azza wa Jalla tentu dikabulkan. Takutlah kalian terhadap orang yang teraniaya dan yang di-dzalimi karena tidak ada pembatas antara dia dengan Allah. Semua yang ia minta Allah penuhi. (HR Muslim)

SAAT KAU LELAH DAN TAK BERDAYA


ALLAH MENGETAHUI

Saat kau lelah dan tak berdaya karena usaha yang gagal
Allah tahu betapa gigih engkau telah berusaha
Ketika sekian lama kau menangis dan batinmu menderita
Allah telah menghitung tangismu
Saat kau rasa waktu terus meninggalkanmu
Allah menunggu bersamamu
Ketika kau kesepian
Dan kawanmu terlalu sibuk meski hanya untuk menelpon
Allah berada disisimu

Saat kau telah mencoba semua dan tak tahu harus berbuat apa lagi
Allah memiliki jalan keluarnya
Ketika semuanya tak masuk akal dan engkau bingung atau frustasi
Allah memiliki jawabannya
Saat tiba-tiba hidupmu cerah dan kau temukan secercah harapan
Allah telah berbisik kepadamu
Ketika semuanya berjalan lancar dan banyak yang harus kau syukuri
Allah telah memberkahimu
Saat kegembiraan datang dan engkau merasa terpesona
Allah tersenyum kepadamu
Ketika kau punya cita-cita dan mimpi untuk diwujudkan
Allah telah membuka matamu dan memanggil namamu

Ingatlah, dimanapun engkau dan apapun yang kau hadapi
ALLAH MENGETAHUI !

***

Allah tidak hanya mendengar perkataan dan bersit hati manusia , tetapi juga mengetahui sekecil apapun yang terjadi pada diri manusia.
“DAN SESUNGGUHNYA KAMI TELAH MENCIPTAKAN MANUSIA DAN MENGETAHUI APA YANG DIBISIKKAN OLEH HATINYA. DAN KAMI LEBIH DEKAT KEPADANYA DARIPADA URAT LEHERNYA.”(Qs Qof :16,17)

Sayyid Quthb menjelaskan tentang makna”urat leher” yang terkandung dalam ayat ini. Menurutnya ,urat leher merupakan tempat dimana darah mengalir. Hal ini mengungkapkan, mengilustrasikan dan menggambarkan bahwa ada genggaman dan pengawasan Allah secara lansung kepada manusia. Tatkala menusia merenungkan hakekatnya, niscaya dirinya akan gemetar dan penuh perhitungan. Satu ungkapan ini saja seharusnya sudah cukup bagi manusia untuk menjadikan seluruh hidupnya berada dalam kewaspadaan yang berkesinambungan, kecemasan yang abadi ,dan senantiasa bermuhasabah.

Jadi setiap kesedihan dan kecemasan yang terjadi di dalam diri manusia Allah mengetahui. Tinggal bagaimana cara kita menyikapinya. Ingat kita ini “telanjang” dihadapan Allah, tak ada satupun yang menutupi.

“DAN APABILA HAMBA-HAMBAKU BERTANYA KEPADAMU TENTANG AKU, MAKA BAHWASANYA AKU ADALAH DEKAT. AKU MENGABULKAN PERMOHONAN ORANG YANG BERDOA APABILA IA MEMOHON KEPADAKU, MAKA HENDAKLAH MEREKA ITU MEMENUHI DAN HENDAKLAH MEREKA BERIMAN KEPADAKU , AGAR MEREKA SELALU BERADA DALAM KEBENARAN.”(Qs AL Baqarah:186)

Jumat, 12 Juni 2009

6 PERTANYAAN


6 PERTANYAAN

Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya.
Lalu Imam Al Ghozali bertanya....

Pertama,"Apa yang paling DEKAT dengan diri kita di dunia ini ?".

Murid-muridnya menjawab "orang tua, guru, kawan, dan sahabatnya".
Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar.
Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "MATI."

Sebab itu memang janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati (Ali Imran 185).

Lalu Imam Ghozali meneruskan pertanyaan yang kedua....

"Apa yang paling JAUH dari diri kita di dunia ini ?".

Murid -muridnya menjawab "negara Cina, bulan, matahari dan bintang-bintang".
Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahawa semua jawaban yang mereka berikan itu adalah benar.
Tapi yang paling benar adalah "MASA LALU".

Walau dengan apa cara sekalipun kita tidak dapat kembali ke masa lalu.
Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

Lalu Imam Ghozali meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga.... "Apa yang paling BESAR di dunia ini ?"

Murid-muridnya menjawab "gunung, bumi dan matahari."
Semua jawaban itu benar kata Imam Ghozali.
Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "NAFSU"
(Al A'Raf 179).
Maka kita harus berhati-hati dengan nafsu kita,
jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.

Pertanyaan keempat adalah, "Apa yang paling BERAT di dunia ini ?"

Ada yang menjawab "besi dan gajah."
Semua jawaban adalah benar, kata Imam Ghozali,
tapi yang paling berat adalah "MEMEGANG AMANAH" (Al Ahzab 72).

Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini.
Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak dapat memegang amanahnya.

Pertanyaan yang kelima adalah, "Apa yang paling RINGAN di dunia ini ?"...

Ada yang menjawab "kapas, angin, debu dan daun-daunan."
Semua itu benar kata Imam Ghozali,
tapi yang paling ringan di dunia ini adalah "MENINGGALKAN SHALAT".

Gara-gara pekerjaan kita meninggalkan sholat, gara-gara bermusyawarat kita meninggalkan sholat.

Dan pertanyaan keenam adalah, "Apakah yang paling TAJAM di dunia ini ?"

Murid-muridnya menjawab dengan serentak, "pedang".
Benar kata Imam Ghozali,
tapi yang paling tajam adalah "LIDAH MANUSIA."

Karena melalui lidah, Manusia selalu menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri

@Dikirim dari Sahabatku Rubianto Arief.