Rabu, 22 Juni 2011

Kekuatan Doa, Sebuah Upaya Melibatkan Allah


Manusia memiliki keterbatasan, dimana tidak semua hal bisa terjangkau olehnya hanya melalui sekedar usaha. Keberhasilan sebuah usaha dan tercapainya keinginan manusia tanpa disadari hubungan vertikal ke Allah, hanya akan membuahkan kesombongan pada diri manusia. Dan tidak jarang pada akhirnya kepada Allah jua ia kembali mengeluhkan segala persoalannya ketika ditemukan kesusahan.

“Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri. Tetapi apabila ia ditimpa malapetaka, maka ia banyak berdoa.” (QS Fushshilat: 51)

Sebaliknya, bila kegagalan menimpa akan membuahkan keputusasaan yang menghilangkan semangat hidup.

“Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia akan menjadi putus asa lagi putus harapan.” (QS Fushshilat: 49).

Itulah manusia, seringkali melupakan Allah dikala sedang senang dan gembira, dan sering berputus asa ketika menghadapi kegagalan dalam hidupnya. Kemudian timbul penyesalan yang tidak lagi berguna.

”Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” (QS Al-Munafiqun: 9).

Kebanyakan manusia tidak mampu mengingat Allah ketika harta banyak (meskipun tidak sedikit manusia yang juga lupa Allah ketika kesusahan datang). Mengingat Allah bukan berarti hanya mengingat nama-Nya saja, dan shalat. Mengingat Allah juga berarti mengingat ajaran-ajaran-Nya seperti menyantuni anak yatim, fakir miskin, memuliakan orang tua, baik kepada tetangga adalah sebagian dari cara mengingat Allah. Semua amal saleh ini harus dilakukan sebelum ajal menjelang.

Kenapa harus dilakukan sebelum ajal menjelang? Karena kalau sudah ajal menjelang tidak ada gunanya sama sekali, semuanya sudah terlambat. Tidak ada lagi yang dapat dilakukan oleh manusia bila ajal sudah sampai. Itulah sebabnya dikatakan rugi, karena dunianya tidak dapat mengantarkannya kepada kesuksesan untuk memperoleh kebahagiaan di akhirat. Kebahagiaannya berhenti di dunia saja.

Seperti yang diceritakan dalam sebuah kisah, ada seorang manusia yang meninggal. Di kuburlah ia. Begitu dikubur, tujuh langkah pengantar kuburnya pulang, ia ditanya oleh malaikat tentang pertanyaannya kubur. Diantaranya tentang harta dan waktu yang sudah diberikan Allah, digunakan untuk apa saja. Lalu teringatlah ia akan hartanya di dunia yang masih banyak, ia teringat pula bahwa sedikit sekali harta yang ia sedekahkan. Ia juga diperlihatkan harta yang ditinggalkannya kini menjadi perusak bagi keutuhan anak keturunannya. Melihat hal itu semua, orang tua itu dikisahkan menangis dan mengiba agar dia dikembalikan lagi ke dunia, tetapi hal itu sudah tidak mungkin.

Kemudian orang itu teringat kembali waktu yang telah disia-siakan selama masih di dunia. Memang menurut ukuran dunia, ia sangat berhasil, tapi tidak menurut Allah. Apa yang ia lakukan selama di dunia, menurut Allah hanyalah suatu yang sia-sia belaka. Karena dunianya tidak dapat mengantarkannya untuk meraih kebahagiaan di akhirat. Merengeklah lagi ia untuk dikembalikan ke dunia, agar ia dapat berkesempatan untuk melakukan berbagai macam amal saleh, tapi itu semua tidak bisa.

Itulah manusia, semua keberhasilan yang tidak didasari oleh hubungan vertikal ke Allah, hanya akan membuahkan kesombongan pada diri manusia. Dan sebaliknya jika kegagalan menimpa akan membuahkan keputusasaan. Sebagiannya tidak jarang pada akhirnya ia kembali kepada Allah untuk mengeluhkan semua persoalannya ketika sedang menemukan kesusahan. Bila sudah begini, mengapa tidak sedari awal melibatkan Allah?

Bagaimana cara melibatkan Allah? Yaitu dengan berdoa. Karena dengan berdoa, menunjukkan ketergantungan kita kepada Allah dan menunjukkan penyerahan diri secara total setelah melakukan upaya sebatas kemampuan kita. Berdoa juga mengharapkan sesuatu dari Allah. Kalau Allah sudah mau melibatkan diri-Nya di dalam kehidupan kita, tidak ada permasalahan kita yang tidak selesai. Sebuah doa dikabulkan oleh Allah di luar kadar kemanusiaan karena Allah sendiri Maha Kuasa atas segala hal.

Memang, kebanyakan manusia baru melirik kepada Allah, ketika dirinya sedang dalam kondisi terhimpit kesulitan yang luar biasa. Seperti yang Allah singgung dalam Surat Yunus ayat 22. Tapi hal itu tak mengapa. Karena seringkali Allah menunjukkan kuasa-Nya ketika kita dalam kondisi benar-benar butuh pertolongan.

“Dan apabila hamba-hambaKu bertanya tentang Aku, maka jawablah bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu. Maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintahKu dan hendaklah mereka beriman kepadaKu agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”(QS Al-Baqarah: 186).

Apa yang membuat doa kita terkabul?

Agar doa kita dikabulkan oleh Allah, milikilah sifat sabar dan saleh. Sudah sepantasnya jika kita mengharapkan pertolongan Allah, kita harus bersabar. Karena kita tidak bisa memutuskan doa kita terkabul dalam waktu secepatnya, karena yang berhak mengabulkan suatu doa hanya Allah. Itu semua adalah kuasa Allah. Selain itu agar doa kita terkabul harus memperbanyak amal saleh, baik itu memperbaiki shalat dan menambah dengan shalat-shalat sunnah, memperbanyak berdzikir, memperbanyak sedekah, dan menggiatkan diri untuk shalat malam.

Bila seseorang ingin doanya terkabul, harus memiliki iman atau dengan kata lain percaya kepada Allah. Bila seseorang percaya kepada Allah, ia tidak akan mungkin mengambil jalan yang bukan jalan Allah untuk meraih apa yang diinginkannya. Seperti meminta bantuan kepada dukun, paranormal, dan adanya kekuatan lain selain kekuatan Allah.

Bila seseorang ingin agar doanya terkabul, hendaknya bersegera dalam mengerjakan perbuatan baik dan berdoa dengan sangat serius. Ketika kita benar-benar sedang membutuhkan Allah, carilah amalan perbuatan yang membuat Allah melihat kita pantas untuk ditolong. Dan bersegeralah, jangan lagi ditunda-tunda. Makin besar amal saleh yang bisa dilakukan, akan semakin besar pertolongan Allah datang. Semakin cepat sebuah amal saleh dilakukan, semakin cepat pula sebuah doa dikabulkan. Wallahu 'alam bishowab

by. Mochamad Subecha - Founder MojokertoCyber Media


1 komentar:

  1. Saya ingin dan sedang belajar agar semua langkah hidupku melibatkan Allah, semoga perjalanan hidup lurus sukses dan selamat, saya merasa tak berdaya tanpa bimbingan dan keterlibatan Allah dalam segala segi kehidupan. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku karena Allah Rabil 'alamiin....

    BalasHapus