Senin, 24 Agustus 2009

Diam


Arifin Ilham
Assalamu'alaikum Wr Wb

Puasa adalah diam, tentu bukan sembarang diam, bukan takut kebenaran, bukan karena bodoh, tetapi diam adalah bernilai ibadah karena sedang berpuasa. Kalau diamnya saja bernilai ibadah apalagi kalau beraktivitas ibadah dan beramal saleh, membaca Al Quran, menuntut ilmu, sedekah, mencari nafkah yang halal sampai berdakwah. Maka sungguh pantaslah mereka berpuasa mendapat nilai berlipat ganda dari Allah SWT. Subhanallah.

Diamnya orang mukmin adalah tafakur dan tadabbur. Dari mana aku? Di mana aku? Kemana aku akhirnya? Rotasi dan evolusi alam ini dalam bilion-bilion galaksi yang mencengangkan para kosmolog, renungan inilah membuat orang beriman itu sujud tersungkur diharibaan Allah SWT.

Allah SWT berfirman dalam QS Qaf ayat 18, "Tidaklah berkata satu kata kecuali dicatat oleh Malaikat Roqib dan Atid."

Rasulullah SAW pun mengingatkan, barang siapa beriman kepada Allah SWT dan hari akhirat hendaklah berkata baik, benar, jujur, sopan, santun, mulia kalau tidak maka diam.”

Karena itu aktivitas lisan orang mukmin hanya dua, kalau tidak bisa bicara baik maka diam, tetapi kalau bisa bicara baik itu lebih baik dari pada diam.

Sungguh tepat sikap Siti Maryam menghadapi fitnah dengan diam, ”Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa – berdiam untuk Tuhan Yang Maha Kuasa maka aku tidak berbicara dengan siapa pun pada hari ini."

Ada waktu untuk bicara, ada tempatnya untuk bicara bahkan kadang tidak hanya untuk menyampaikan tetapi yang lebih penting adalah sampai, karena itu ayat-ayat Al-Quran menggambarkan ucapan orang yang takut kepada Allah SWT.

Qaulan sadida atau ucapan tegas (QS 33:70), qaulan tsaqila atau ucapan berbobot (QS 73:5), qaulan layyina atau ucapan lembut (QS 20:44), qaulan ma’rufa atau ucapan baik dan sopan (QS 4:5). Sungguh betapa banyak orang yang diam-diam itu tatkala berbicara mengagumkan karena ia berdiam, mendengar, merenung, baru berbicara, Subhanallah.

Rasulullah SAW tidak menyukai orang yang banyak bicara dan pandai beretorika (tsar tsarah), besarlah kebencian Allah kepada orang yang berbicara tetapi tidak mengamalkan. Orang mukmin itu apa yang di hatinya itulah yang diucapkan dan apa yang diucapkan itulah yang diamalkan komitmen dan konsisten. Ingat hal yang membatalkan pahala puasa adalah dusta dan ghibah, karena itu belajarlah diam di dalam puasa ini.

Wassalamu'alaikum Wr Wb

(sumber: majelisazzikra.org)

(nwk/nwk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar