Senin, 14 Juni 2010

Belajar dan Berbagi Ilmu..? Lihat-Lihat Dulu..!



Belajar dan Berbagi Ilmu? Lihat-Lihat Dulu!


Oleh Nurudin

Pelit! Tentu kita sudah tahu apa artinya. Dan kita cenderung tidak menginginkan kata itu ditujukan kepada kita, apapun alasannya. Tapi bagi Ahmad – bukan nama sebenarnya – saat itu disangka pelit rasanya lebih baik daripada ia harus menuruti keinginan sahabat dekatnya, sebut saja Fulan.

Cerita berawal dari Fulan yang meminta Ahmad untuk mengajarinya internet. Sebagai sahabat, dengan senang hati Ahmad menemani Fulan ke salah satu warnet tak jauh dari tempat tinggal mereka. Secara singkat dan sederhana, Ahmad menjelaskan bagaimana cara menggunakan internet. Situs eramuslim.com dan kotasantri.com adalah yang pertama kali dikenalkan kepada Fulan. Selanjutnya Ahmad juga memperkenalkan beberapa situs Islam dan berita lainnya, termasuk blog milik Ahmad. Fulan menyimaknya dengan antusias.

Hari berikutnya, Fulan kembali mengajak Ahmad menemaninya ke warnet. Namun, alangkah terkejutnya Ahmad ketika dengan terus terang Fulan mengatakan ingin membuka dan mendownload video-video porno. Astaghfirulloh! Ahmad sama sekali tidak menduga dan tentu saja menolak keras keinginan Fulan.

“ Banyak situs yang menyediakan ilmu dan informasi yang bermanfaat, mengapa situs jahiliyah yang ingin kamu lihat? Saya tidak tahu dan saya tidak mau!” dengan tegas Ahmad menolak. Fulan telah membuatnya sangat kecewa.

“ Sekali ini saja Mad! Bahkan kamu tak perlu melihat kalau kamu tidak mau. Cukup kasih tahu caranya saja. Aku janji setelah ini tidak akan meminta lagi “ si Fulan terus saja mendesak.

“ Tidak, sekali tidak tetap tidak! Ini yang sebenarnya aku khawatirkan dari awal, kamu akan seperti mereka-mereka yang menggunakan internet sebagai media untuk bermaksiat. Astaghfirulloh, sadar dan perbanyaklah istighfar! Buang jauh-jauh pikiran itu, insya Allah niat jelek selama belum dikerjakan belum dicatat dosanya “ Ahmad coba menasihati.

“ Kamu kok pelit Mad! Aku cuma minta diajari caranya, selanjutnya aku sendiri yang download. Kamu terbebas dari dosanya kan? “ Fulan tak pantang menyerah.

“ Enak saja! Meski kamu yang melakukan, tetap saja aku ikut menanggung dosanya jika aku memberitahu caranya. Sudahlah, mintalah selain itu. Kalau seperti itu yang kamu mau, kamu salah jika menganggapku pelit. Sudah, aku mau pulang saja !” Ahmad segera meninggalkan Fulan di warnet. Meski sangat kecewa, Ahmad berharap sahabatnya ini segera sadar dan persahabatan yang sudah terjalin lama tak perlu hancur hanya karena masalah ini.

Beberapa hari hubungan Ahmad dan Fulan agak terganggu. Tapi Alhamdulillah, keteguhan Ahmad tidak sia-sia. Kini Fulan tak lagi membicarakan hal itu lagi. Dia juga sudah tak menyebut Ahmad pelit lagi. “ Mudah-mudahan Fulan sudah sadar”, Ahmad membatin.

**

Belajar dan berbagi ilmu, dalam Islam jelas sangat diutamakan, bahkan wajib hukumnya. Namun ilmu yang bagaimana dulu, itu yang harus diperhatikan. Memberikan ilmu atau pengetahuan kepada orang lain jelas tidak akan mengurangi ilmu kita, bahkan ilmu dan pengetahuan kita akan bertambah dan semakin barokah. Tapi, satu syarat yang mengikutinya yaitu bahwa ilmu yang dipelajari dan dibagi itu haruslah ilmu yang bermanfaat, bukan ilmu yang sesat atau menyesatkan manusia pada perbuatan maksiat.

Ilmu bermanfaat yang diamalkan, bukan saja mendatangkan pahala bagi pelakunya, tapi juga mengalir kepada orang-orang yang dahulu memberikannya, meskipun dia sudah meninggal dunia. Sebaliknya, bila ilmu itu sesat dan atau digunakan untuk bermaksiat, maka selama ilmu itu digunakan, selama itu pula orang yang mengajarkan akan ikut menanggung dosanya. Nauzubillah!

Mari kita berhati-hati dalam mencari dan berbagi ilmu ataupun informasi. Bisa jadi pengetahuan yang kita berikan bukanlah sesuatu yang bisa dikatakan sesat, tapi sekiranya kita berikan kepada orang yang tak bisa menjaga diri dari maksiat, maka jangan sekali-kali kita membaginya kecuali ilmu yang bisa menyadarkannya. Begitupun jika sekiranya kita tahu tidak bermanfaat, maka tak usahlah kita mempelajarinya. Jauhi dosa dari mempelajari, mengamalkan dan membagi ilmu yang tak bermanfaat. Begitu banyak ilmu bermanfaat yang bisa kita pelajari, bahkan meski daun-daun dijadikan kertas, lautan dijadikan tinta dan ditambahkan lagi sebanyak itu, ilmu Allah tidak akan habis ditulis. Mari kita pelajari ilmu Allah sebanyak-banyaknya, amalkan dan bagikan kepada orang lain agar kesuksesan dunia dan akhirat bisa kita raih. Insya Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar