Senin, 14 Juni 2010

Mereka Yang Meninggalkan Aib


Mereka Yang Meninggalkan Aib

Oleh Fiyan Arjun


Ibarat pepatah semakin tinggi pu’un semakin keras tiupan anginnya.


Mungkin perumpaan ini cocok untuk seleb atau public figure yang—sekarang ini menjadi buah bibir. Atas beredarnya video mesum yang mirip mereka. Baik di media massa, televisi maupun masyarakat luas. Karena tersandung kasus tindak yang sangat—maaf—menjijikan.

Ber-aha-ihi di sebuah ruang privacy [baca; kamar tidur]. Membuat sontak seluruh masyarakat heboh dengan pemberitaan tersebut. Sehingga membuat masyarakat dengan suka rela membuang rupiah ke warung internet [warnet] hanya sekedar ingin melihat kebenarannya. Apakah idolanya tersebut melakukan tersebut atau tidak? Sebegitunya…

Namun sayangnya padahal peristiwa semacam ini pernah [sudah] terjadi empat tahun silam ketika terkuaknya kasus video hotnya yang tersebar luas ke masyarakat. Adegan aduhai antara penyanyi dangdut dengan salah satu pejabat tinggi.

Sepasang manusia berlainan jenis ini melakukan adegan yang tidak pantas ditonton apalagi ditiru oleh anak-anak. Entah hal ini siapa yang harus dipersalahkan. Publik figur tersebut atau oknum yang menyebarkan aib publik figur? Entahlah.


Tetapi ketika saya melihat disebuah stasiun televisi swasta—yang disiarkan pada Rabu malam [09/06] saya sungguh terkejut ketika nara sumber tersebut adalah bekas “pelakon” adegan syur pula. Penyanyi dangdut itu didapuk menjadi narasumber saat itu.

Entah saya heran kenapa penyanyi dangdut tersebut begitu antusiasnya menceritakan peristiwa yang saat itu membuat heboh di seluruh media massa dan televisi, khususnya dijagad hiburan. Infotainment.

Ya, tanpa memakai topeng—seperti apa yang dilantunkan single hits oleh public figure—sesama menghebohkan jagad hiburan dengan cara yang sangat merusak moral anak bangsa. Beredarnya video hot. Entah apakah sebagai orang yang pernah mengalaminya tak menyadarinya dalam hal ini penyanyi dangdut tersebut. Tersandung kasus beredar kasus yang sama. Video beradegan syur.

Entah ini euphoria atau semacam penyakit masyarakat yang sudah terkandung di badan. Atau, jangan-jangan untuk mendongkrak kepopularitasan?Entah! Tetapi mereka tidak malu-malu lagi untuk mengungkapkan dan menampakan diri.

Tanpa ada sedikit malu yang tersisa. Atau, memang tidak punya kemaluan sehingga membuat bangga atas apa yang sudah dilakukan. Sungguh menyedihkan!

Kalau sudah terjadi hal seperti ini siapa yang harus bertanggung jawab? Pelaku, oknum atau hukum?

Tetapi bagi mereka yang—melakukan hal seperti itu menganggap sebagai sebagai bumbu penyedap rasa terlebih dikalangan dunia hiburan. Tanpa ada rasa manis, asin dan pedas layaknya rasa permen nano-nano bukanlah hal yang menarik!


Pondok Aren Utara-Tangerang Selatan, 11 Juni 2010


Diruang tanpa suara
Teruntuk Indonesia yang sedang berduka!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar