Senin, 27 Juli 2009

4 Wasiat Tentang Waktu (Lanjutan...)


QS Adh Dhuha
Pada QS Adh Dhuha Allah SWT bersumpah dengan waktu dhuha yaitu waktu matahari naik sepenggalahan. Cahayanya ketika itu tidak terlalu terik sehingga tidak mengganggu sedikitpun. Panasnya masih memberi kesegaran dan kenyamanan bagi seluruh makhluk ciptaan Allah SWT. Dalam surah ini Allah bersumpah bahwa Allah tidak akan pernah meninggalkan hamba-hamba-Nya apalagi membenci mereka (ayat 3) dalam mengarungi kehidupan dan Allah menjanjikan bahwa perjuangan hidup yang disertai dengan ketaqwaan kepada Allah SWT akan berbuah keberuntungan dan kemuliaan serta kesuksesan pada akhirnya (ayat 4-5).

Riwayat yang dapat dipercaya mengenai turunnya surah ini adalah ketika itu wahyu yang diterima Rasulullah saw berhenti untuk beberapa saat. Nabi sangat gelisah dan takut akan terjadi sesuatu. Sampai-sampai pada saat itu kaum musyrikin Mekah berkata, “Tuhan Muhammad telah meninggalkannya.” Dan berita ini menyebar kemana-mana. Tidak berapa lama kemudian turunlah surah Adh Dhuha ini untuk menghibur Nabi. Kebiasaan surah-surah Al Quran jika tidak ada nama seorang hamba Allah yang spesifik di dalam surah tersebut, maka surah itu berlaku umum untuk seluruh hamba-hamba-Nya walaupun turunnya surah ini adalah berkenan dengan peristiwa yang dialami Nabi.

Di akhir surah ini Allah menyampaikan tuntunan kehidupan agar hamba-hamba-Nya tidak berlaku sewenang-wenang terhadap anak yatim (ayat 9), dan juga tidak menghardik orang yang membutuhkan bantuan/pertolongan (ayat 10), serta apapun yang Allah karuniakan hendaklah disyukuri atau ditampakkan (ayat 11)

Mengenai karunia Allah SWT yang hendaknya disyukuri/ditampakkan ini suatu riwayat menjelaskan sahabat Nabi yang bernama Malik Ibn Nadhrah Al Jusyami ra suatu ketika berada disamping Nabi dalam sebuah majelis. Ia memakai pakaian yang sangat jelek. Rasulullah bertanya kepadanya, “Apakah engkau memiliki harta? Malik menjawab, “Saya memiliki berbagai macam harta.” Rasulullah kemudian berkata, “Apabila Allah telah menganugerahkan kepadamu harta, maka hendaklah terlihat bekas tersebut pada dirimu. Allah itu Maha Indah dan sangat suka kepada keindahan serta sangat senang melihat bekas nikmat yang dianugerahkannya kepada hamba-Nya.” (HR Nasa’i)

Demikianlah surah ketiga dalam Al Quran yang berbicara mengenai waktu. Rasulullah saw mengajarkan kita untuk mendirikan sholat sunnah dhuha yang amat penting untuk diteladani.

QS Al ‘Ashr
Waktu ‘ashr adalah waktu ketika matahari telah menuju kepada terbenamnya. Allah ‘Azza wa Jalla bersumpah dengan waktu ‘ashr karena perjalanan usaha manusia (dalam mencari nafkah dan penghidupan) sejak pagi sampai sore hari sudah dapat dilihat hasilnya pada saat ‘ashr. Hal ini untuk memperlihatkan apakah hari itu ia merugi ataupun ia mendapat keuntungan.

Dalam surah ini Allah memperingatkan tentang pentingnya untuk mengisi waktu yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Sebab jika tidak dimanfaatkan dengan baik hal itu akan menjadikan kerugian bagi diri sendiri (ayat 2). Allah mengingatkan bahwa semua aktifitas manusia (baik dalam mengumpulkan kekayaan ataupun mendapatkan kekuasaan) adalah sebuah kerugian tanpa dilandasi oleh iman dan amal shaleh (ayat3)

Iman adalah keyakinan akan adanya Allah SWT sedangkan amal shaleh adalah segala perbuatan yang beguna baik untuk pribadi, keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan yang mendatangkan kebaikan. Iman dan amal shaleh adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan sama sekali karena iman harus dibuktikan dengan amal shaleh, sedangkan amal shaleh tidak mendapat penghargaan disisi Allah sedikitpun tanpa adanya iman. Seseorang yang melakukan suatu pekerjaan tetapi atas dasar dorongan ingin dipuji atau ingin memperoleh keuntungan materi semata, maka pekerjaannya tidak dapat dinilai memenuhi syarat amal shaleh.

Allah menyampaikan tutunannya kepada hamba-hamba-Nya bahwa keberuntungan itu akan diperoleh oleh hamba-hamba-Nya yang saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran. Kebenaran harus disampaikan dengan cara yang santun dan dilandasi dengan sabar agar dapat membekas kepada orang yang menerimanya. Dalam roda kehidupan yang terus berputar, kebenaran dan kesabaran harus selalu mengiringi langkah setiap hamba-hamba Allah SWT agar memperoleh keberuntungan. Iman Syafi’I menilai surah Al ‘Ashr ini adalah sebuah surah yang sangat sempurna dalam hal petunjuk. Beliau berkata, “Seandainya umat islam memikirkan kandungan surah ini, niscaya tuntunan (petunjuk)nya mencukupi mereka.”

Demikianlah surah yang keempat dan terakhir dalam Al Quran yang berbicara mengenai waktu. Allah mewajibkan kepada hamba-hamba-Nya untuk melaksanakan sholat ashr pada waktu ini. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang sholat shubuh dan ‘ashr tepat pada waktunya, pasti ia akan masuk surga.” (HR Bukhari dan Muslim)


Kesimpulan:
Dari keempat surah mengenai waktu (Al Fajr, Al Lail, Adh Dhuha dan Al ‘Ashr) semuanya menekankan akan pentingnya amal sholeh dalam kehidupan manusia. Kepekaan terhadap lingkungan (anak yatim dan orang miskin) harus selalu terasah dan dibuktikan dengan perbuatan (Surah Al Fajr, Al Lail dan Adh Dhuha). Demikian juga seorang hamba Allah harus tetap saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran baik kepada sesama muslim maupun kepada manusia lain yang tidak seiman (Surah ‘Al Ashr) agar dunia ini selalu dalam kedamaian dan jauh dari konflik dan peperangan. Dunia ini indah bukanlah karena harta yang melimpah, tapi dunia ini indah karena keindahan akhlak hamba-hamba Allah yang santun dan menyebarkan kedamaian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar